Carrie Underwood Menyambut Paskah dan Nurani dengan ‘My Savior’

Oleh: welly - 02 Apr 2021

Album kedelapan “Queen of Country Music” ini menjadi kali pertamanya menapaki genre musik gospel

Menggarap karya musik gospel di negeri Paman Sam bukanlah perkara mudah. Alasan pertama: belakangan ini segala sesuatu yang beraroma Nasrani kerap mengundang skeptisisme, apalagi bila dikaitkan dengan isu toleransi dan politik. Alasan kedua: mayoritas lagu gospel yang familier di telinga berusia lebih tua daripada industri musik Amerika Serikat itu sendiri sehingga sulit menemukan cara untuk membuat jenis lagu seperti ini terdengar “segar”. Alasan ketiga: khususnya bagi seorang bintang atau musisi ternama, menggarap karya musik gospel kerap dianggap sebagai “langkah turun derajat”. Itulah mengapa ‘My Savior’ garapan Carrie Underwood ini lebih mengundang pertanyaan ketimbang antusiasme-- setidaknya ketika album ini pertama kali diumumkan.

Carrie Underwood berhasil mematahkan kutukan yang kerap menimpa para vokalis wanita berbakat di ranah musik country. Dengan usia karir yang hendak menginjak 16 tahun, Carrie Underwood masih sanggup mencetak hits yang memukau, baik di dalam maupun di luar ranah musik country, sekaligus menarik atensi para penggemar baru. Bila ditilik dari aspek strategi, album gospel seperti ‘My Savior’ tidak dibutuhkan oleh sosok seperti Carrie Underwood. Meskipun Carrie Underwood selalu vokal mengenai imannya, menggarap LP yang berisi 13 lagu gospel klasik (tanpa satu pun karya orisinil) mungkin terkesan berlebihan atau, kasarnya, “buang-buang tenaga”. Terlepas dari itu, terdapat beberapa karya yang sepatutnya disimak sebagaimana adanya tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap karir sang artis. ‘My Savior’ adalah salah satu album tersebut.

Satu hal yang pasti: ‘My Savior’ tidak bisa dikategorikan dalam grup yang sama dengan karya gospel yang lebih edgy seperti ‘Jesus Is King’ (Kanye West, 2019) atau ‘Look Up Child’ (Lauren Daigle, 2018). Produksi keseluruhan album dijaga minimalis dengan harmonisasi antara country, pop, CCM, dan adult contemporary. Dengan demikian, setidaknya ‘My Savior’ patut diacungi jempol karena tidak jatuh dalam stereotip musik gospel yang cenderung menderu-deru dan emosional. Ketika lagu-lagu gospel raksasa seperti “Nothing But the Blood of Jesus”, “Blessed Assurance”, dan “How Great Thou Art” dibawakan dengan dua-tiga instrumen dan vokal Carrie Underwood yang selalu eksepsional, hasil akhirnya terbukti lebih khidmat ketimbang penampilan pasukan koor gereja.

Kurasi album terasa kurang sempurna dengan adanya beberapa lagu yang agaknya terlalu klasik untuk dinikmati pendengar berusia muda (“Just As I Am”, “Great Is Thy Faithfulness”, “O How I Love Jesus”, “The Old Rugged Cross”), namun ketika Carrie Underwood berhasil menghembuskan nyawa kedua untuk lagu-lagu tertentu, ‘My Savior’ menjelma menjadi lebih dari sekedar album gospel. Bahkan Lil Nas X sekalipun akan terharu mendengarkan rendisi Carrie Underwood untuk “Amazing Grace” dan ‘Softly and Tenderly”. “Amazing Grace”, khususnya, adalah bingkisan Paskah paling indah yang bisa Carrie Underwood hadiahkan untuk radio Top 40.

Apakah ‘My Savior’ sanggup menjadi produk sukses lintas genre? Mungkin saja. Apapun karya yang digarapnya, Carrie Underwood akan selalu memiliki fanbase yang setia, baik di ranah country, pop, rock, maupun CCM. Meskipun ‘My Savior’ gagal beroleh poin untuk inovasi dan originalitas, vokal Carrie Underwood yang kelewat istimewa dan asistensi produksi David Garcia (Florida Georgia Line, Kip Moore) yang sahdu membuat LP gospel ini memiliki daya tarik universal. Meskipun demikian, tampaknya ‘My Savior’ hadir bukan untuk menambah anggota jemaat di gereja Carrie Underwood yang telah berdiri sejak musim keempat American Idol. Ada kalanya, seorang artis memang setulus-tulusnya hanya ingin sesekali membawakan lagu gospel dalam karirnya. Bila terdapat kesempatan, maka kenapa tidak?

IN A NUTSHELL:

+ Vokal Carrie Underwood dan produksi minimalis David Garcia menjadikan ‘My Savior’ sebagai album gospel dengan daya tarik universal. “Amazing Grace”, khususnya, menghadirkan salah satu penampilan vokal terbaik Carrie Underwood.

- Kurasi album ‘My Savior’ didominasi oleh lagu-lagu yang mungkin terlalu klasik untuk pendengar musik modern.

RECOMMENDED TRACKS:

“Great Is Thy Faithfulness”, “Softly and Tenderly”, “Amazing Grace”

TENTANG PENULIS

Felix Martua adalah penulis, editor, traveler, kurator, dan cataloger bilingual (Bahasa Inggris dan Indonesia) untuk musik, hiburan dan all things pop culture. Felix bisa dihubungi via martuafelix00@gmail.com

welly
More from Creative Disc