Penyanyi asal Singapura, Jasmine Sokko sedang mengalami perubahan dalam identitas bermusiknya. Penyanyi yang selalu memakai masker unik untuk menutupi beberapa bagian dari wajahnya ini tidak mau nama besar di negaranya menjadikannya ia berada di zona nyaman dengan membuat musik pop yang sesuai dengan kemauan pasar.
Jika didengarkan kembali sebenarnya musiknya Jasmine sendiri sudah berbeda dari musik pop pada umumnya dan bisa didengarkan lewat lagu “TIRED” yang mempunyai beat asyik untuk diajak bergoyang tapi menyimpan keunikan dengan tambahan bumbu reggae di dalamnya. Dengan keunikan yang dibawakan lewat single tersebut Jasmine sukses menjadi salah satu artis populer di Singapura bahkan menggondol piala MTV Europe Music Award for Best Southeast Asian Act.
Seperti belum puas dengan pencapaian itu ia merubah musiknya lagi lewat single terbarunya “Medusa” dengan sentuhan pop yang lebih gelap, bass yang lebih dalam dan juga lirik yang lebih lugas. Semua elemen ini dipadukan dengan visual dari Jasmine yang seolah menyatu dengan lagunya. Identitas baru dari Jasmine lewat “Medusa” sendiri dibantu oleh produser Jenna Andrews yang sudah bekerja bersama BTS, Little Mix, Drake, Jennifer Lopez, dan Dua Lipa. “Bagiku Medusa adalah sebuah pernyataan”, ungkap Jasmine melalui wawancaranya bersama CreativeDisc.
Penyanyi yang tidak disangka mempunyai darah Indonesia ini mengungkapkan bahwa membuat “Medusa” juga sangat menantang karena lagu ini dikerjakan secara remote melalui ZOOM karena tidak bisa kemana-mana selama pandemi berlangsung. Dengan identitasnya yang baru kita akan menunggu apakah Jasmine sanggup membawa namanya lebih tinggi dan apakah kebebasannya bermain-main dalam musik pop bisa jauh lebih liar lagi.
Simak wawancara eksklusif bersama Jasmine Sokko dimana kami bercerita soal single terbarunya “Medusa”, identitasnya sebagai warga Asia Tenggara, dan juga kesukaannya akan makanan Rawon Surabaya.
Interview by Luthfi
Thank to Warner Music Indonesia