CreativeDisc Exclusive Interview With SHAED: “Trampoline” Berhasil Mewujudkan Mimpi Kami

Oleh: luthfi - 20 Jul 2021

Trio electro/indie pop asal Washington DC, AS yang menamai dirinya SHAED (dibaca: shade) mengalami kepopuleran yang tak terduga lewat single berjudul “Trampoline”. Lagu yang mempunyai nuansa electro yang deep ini berhasil masuk ke posisi 13 di US Billboard Hot 100 dan berhasil terjual sebanyak lebih dari 5 juta unit di seluruh dunia.

Trio yang terdiri dari Chelsea Lee dan si kembar Spencer Ernst dan Max Ernst tidak menyangka memang “Trampoline” menjadi hits besar di berbagai macam belahan dunia. “Berkat lagu itu kami akhirnya bisa manggung di seluruh dunia, masuk TV, dan berwisata ke berbagai macam tempat. Kami tidak menyangka hal itu bisa terjadi gara-gara ‘Trampoline’”, ungkap Shaed saat ditemui oleh Creativedisc lewat Zoom.

Belum selesai orang-orang memutar versi asli dari “Trampoline” muncullah versi remix dari Zayn Malik yang membuat lagu ini semakin apik apalagi Zayn sebelumnya sudah sering bermain dengan tipe musik seperti ini di album perdananya. Mereka juga tidak menyangka bisa berkolaborasi dengan Zayn. Ketika mereka mencoba mengingat kembali bagaimana hal itu bisa terjadi mereka berkata, “Kami lagi ada di Jepang lalu ketika kami berkunjung ke tempat perusahaan rekaman kami nyeletuk ‘eh bagus kali ya kalau Zayn Malik ngisi vokal di lagu ini’, awalnya kami menganggap itu hanya becandaan tapi orang label sana bilang ‘ya udah deh coba kukontak Zayn ya’. Eh gak taunya malah kejadian beneran.”.

Sepertinya hal-hal yang tidak terduga memang lekat dengan SHAED dan ini bukan hanya terkait dengan “Trampoline” saja tetapi terjadi di album perdana mereka “High Dive” yang telah dirilis 24 Mei 2021 kemarin. Mereka mengatakan bahwa pada awalnya album ini sangat berbeda dengan materi yang mereka buat di awal proses pengerjaan album.

“Apa yang kalian dengarkan di ‘High Dive’ ini sangat berbeda dari apa yang kita rencanakan pada saat kami memutuskan untuk membuat album perdana. Ketika sudah selesai setengah jalan kami memutuskan untuk membuang semua kerjaan yang telah selesai dan membuatnya dari awal karena isinya tidak menggambarkan apa yang kami rasakan dan alami selama masa pandemi ini jadi kami harus benar-benar membuatnya dari nol lagi.”, kata SHAED.

Jika mendengarkan album “High Dive” memang nuansa galau dan ketidakstabilan seseorang dalam menghadapi sesuatu yang berat begitu tertuang di liriknya dan terdengar di sound-nya dimana mereka terkadang memainkan lagu yang groovy lalu tiba-tiba mereka memainkan lagu electropop yang suram. Pada “High Dive” mereka seolah mencerminkan betul kegelisahan yang terjadi pada orang-orang selama masa sulit ini dan mereka ingin berbicara lebih dalam kepada pendengarnya lewat album perdana mereka.

Simak obrolan lengkap CreativeDisc bersama SHAED dimana kami membahas tentang kesuksesan lagu “Trampoline”, album perdana mereka, awal mula SHAED terbentuk, dan resep rahasia mereka bisa bertahan sebagai sebuah trio selama sepuluh tahun lewat video di bawah ini:

Interview by: Luthfi

luthfi
More from Creative Disc