CreativeDisc Exclusive Interview With Yung Bae: Dari Future Funk Ke Bintang Baru Musik Pop

Oleh: luthfi - 08 Sep 2021

Pada awal 2010an sebuah genre musik baru datang dari budaya internet dan berhasil menjadi bahan pembicaraan berkat estetika dan musiknya yang berhasil membawa kembali pendengarnya ke era 70an dan 80an bernama vaporwave beserta turunannya future funk. Dua genre ini sukses menjadi salah satu genre viral di Internet berkat visual yang ditampilkan serta musiknya yang banyak mengambil unsur city pop dari Jepang serta musik funk dan disco di era 70’an dan 80’an. Lebih lucunya lagi adalah pendengar musik yang suka dengan genre ini kebanyakan berusia dari umur 10 sampe 20 tahunan yang tentunya belum lahir di era 70’an dan 80’an. Salah satu artis yang lahir dari genre ini adalah Dallas Cotton atau yang sering dikenal bernama Yung Bae.

Yung Bae memulai karirnya dengan memasukkan lagu city pop kesukaannya, mempercepat sedikit dan menambahkan beat disco yang terdengar modern. Orang-orang dari internet mulai menamai genre ini dengan future funk. Karirnya semakin menanjak setelah banyak orang-orang mulai mencari lagu-lagu city pop di internet buatan Tatsuro Yamashita, Toshiki Kadomatsu, Anri, Taeko Onuki, Junko Ohashi, Miki Matsubara dan tentunya Mariya Takeuchi.

Berkat hal tersebut Yung Bae berhasil masuk ke dalam algoritma pecinta lagu city pop dan hasilnya ia menjadi salah satu artis yang sangat terkenal di dalam genre future funk. Karya Yung Bae banyak diunggah ulang di YouTube dengan thumbnail anime mulai dari anime 80’an, Sailor Moon sampai Madoka Magica dan hal tersebut membuat namanya semakin populer di dunia internet. Menurutnya, “Hal yang paling kusukai dari city pop adalah mereka mengambil elemen lagu disco tapi mereka mencampurkannya dengan banyak elemen jazz, banyak chord gitar yang unik di dalamnya dan itu membuatku terpukau. Begitu mendengarkan lagu city pop seperti ada perasaan bahwa lagu ini benar-benar enak didengarkan dan memberikan perasaan nyaman kepada pendengarnya.”, ungkap Yung Bae yang mengenal city pop dari lagu Tatsuro Yamashita berjudul “Sparkle”.

Jika didengarkan lebih lanjut musik yang ditawarkan oleh vaporwave dan future funk merupakan perpanjangan tangan dari budaya sampling yang sudah mengakar dari dulu dan ia mengamini hal tersebut. “Sampling mampu membawa orang merasakan sebuah nostalgia meskipun ia tidak pernah lahir di era tersebut. Banyak lagu hip hop yang mengambil musik dari era 60’an dan 70’an dan ketika didengarkan orang seperti masuk ke era tersebut dan bernostalgia. Hal yang sama juga terjadi di genre vaporwave dan future funk dimana berkat sampling lagu-lagu era 70’an dan 80’an orang bisa merasakan bahwa ia hidup di era tersebut dan menikmati musiknya meskipun ia tidak pernah merasakan hal tersebut secara langsung.”, ungkapnya.

Ia membawa elemen future funk tersebut keluar dari internet ketika ia berhasil menandatangi kontrak dengan major label Arista Records yang merupakan label rekaman milik Sony Music. Salah satu buktinya adalah single terbarunya bersama Sam Fischer dan Pink Sweat$ berjudul “Silver and Gold”. Single yang terinspirasi dari Olimpiade 2020 ini memadukan unsur disco, future funk, beat hip hop modern serta vokal soulful dari Pink Sweat$ dan hasilnya lagu ini tidak jauh berbeda dari apa yang sudah Yung Bae kerjakan sebelumnya dengan tambahan sound-nya lebih jernih karena mendapatkan modal yang lebih besar dari sebelumnya. Ia menyatakan bahwa ia tidak kebingungan ketika ia berpindah dari artis internet ke artis major label dengan sound yang ia usung karena pada dasarnya ia memainkan musik disco yang sudah populer sebelumnya dan ia hanya membawakan kembali sound tersebut ke dalam musiknya. Hal ini juga membuktikan bahwa future funk is the future of disco and funk music karena berhasil memadukan musik jadul dengan musik modern dan tentunya senjata yang paling ampuh untuk melengkapinya yaitu suasana nostalgia.

Simak wawancara CreativeDisc selengkapnya bersama Yung Bae dimana kami bercerita soal single terbarunya, kekagetannya mendengar bahwa Olimpiade ditayangkan di jam makan siang di Indonesia, membahas kecintaan kami terhadap city pop dan estetika yang ia bawakan, persahabatannya dengan Macross 82 – 99 dan Night Tempo, dan tentunya soal vaporwave dan future funk melalui video di bawah ini.

luthfi
More from Creative Disc