admincd
Musisi pengusung indie-rock asal Amerika Serikat berdarah Vietnam, Monét Ngo, akhirnya meluncurkan debutnya dengan melepas sebuah single berjudul 'Lonestar'. Sebuah track mengawang dan menghipnotis dan diniatkan sebagai surat cinta kepada hidup saat sedang di masa rendah, kegigihan dan apa yang ada di antara keduanya.
Sebelum single dirilis, Monét yang juga berprofesi sebagai guru sekolah dasar ini sebenarnya sudah mulai mencuri atensi melalui lagu-lagu yang dilepasnya melalui Soundcloud. Hanya saja, 'Lonestar' yang bertempo sedang ini terasa seperti reinvensi dirinya dalam bentuk yang paling murni. Memadukan elemen antara indie-rock dan punk dan afinitas melodinya yang mengarah ke warna R&B dan pop, Monét justru mengantarkan sebuah orisinalitas yang menyegarkan namun juga bersahaja.
Single debutnya membuatnya menemukan sebuah lagu yang secara sempurna membangkitkan perasaan nostalgia kembali ke sekolah menengah dan mengalami semua momen dan kenangan yang tak terlupakan. “Saya seorang guru sekolah dasar di siang hari dan musisi di malam hari. Saya membuat musik yang merangkum seperti apa saya tumbuh dewasa dan menemukan diri saya sebagai milenial," ungkap Monét.
Tentang singlenya, Monét menyebutkan jika 'Lonestar' ditulis saat ia berada di titik terendah hidupnya. Saat itu ia tidak yakin siapa yang ia inginkan, atau apa yang ingin ia lakukan dengan masa depannya. "Haruskah saya mengikuti zona yang aman dan menjadi guru, atau haruskah saya bekerja lebih keras untuk mengejar impian saya dengan musik?" tanya dirinya, yang sepertinya jawabannya sudah ditemui dengan hadirnya 'Lonestar'.
Selepas melepas 'Lonestar' sebagai single, Monét Ngo kini menghadirkan versi video musiknya. Klip diawali dengan stop motion picture yang menggambarkan dirinya sebagai seorang cowboy yang harus menghadapi "anak asuhnya", mewakili keseharian Monet yang memang adalah seorang guru/pengajar. Adegan bertransisi kepada seorang pria yang menumpahkan segala keresahannya dengan bermusik. Klip memang menggambarkan perasaan Monét yang memiliki "dua kehidupan," siang sebagai guru dan malam sebagai musisi.
