Catching Up With Alfie Templeman: Si Pecinta City Pop Yang Akhirnya Rilis Album Perdana

Oleh: welly - 04 Jul 2022
Catching Up With Alfie Templeman: Si Pecinta City Pop Yang Akhirnya Rilis Album Perdana

Bisa dibilang solois asal Inggris kelahiran 2003 bernama Alfie Templeman mempunyai selera musik yang tinggi dan berkelas untuk remaja seusianya. Di usianya yang 16 ia membuat musik indie pop yang beragam dan diwujudkan lewat EP “Don’t Go Wasting Time”, uniknya meski musik indie pop nya terdengar seolah-olah dibuat oleh orang yang berusia 20-an ia memasukkan lirik layaknya anak remaja pada umumnya entah tentang sakit hati, romansa, dan cerita tentang kehidupan.

Musikalitasnya semakin berkembang di tahun setelahnya dan itu dibuktikan di EP “Forever Isn’t Long Enough” yang bernuansa sangat city pop dan Alfie sendiri mengakui hal itu. “Sebenarnya di EP itu aku memang memasukkan banyak pengaruh musik city pop yang aku suka banget dan bisa dibilang ‘Forever Isn’t Long Enough’ itu album tribute to city pop”, ungkap Alfie ketika ditemui di Zoom kemarin.

Di “Forever” ia memainkan banyak musik yang terdengar ‘tua’ untuk anak seumurannya dan itu terpancar di beberapa lagu seperti “Everybody’s Gonna Love Somebody” yang benar-benar mengikuti formula ampuh lagu “Everybody Wants To Rule The World” dari Tears for Fears dengan bahasa yang lebih simpel serta “Wait, I Lied” yang memasukkan unsur funk dan city pop ke dalam satu lagu.

Setahun setelahnya ia bersiap merilis album perdananya berjudul “Mellow Moon” yang semakin menunjukkan kemampuan bermusiknya dan seleranya yang semakin beragam. “Jadi di album perdanaku, aku memasukkan banyak unsur musik pop dan aku jadikan lebih berwarna-warni dan memasukkan banyak unsur musik pop juga bahkan aku juga memasukkan unsur progressive rock ke dalam album ini.”, kata Alfie terkait album perdananya.

Hasilnya adalah sebuah album yang memang berwarna-warni dari segi musikalitas tetapi sedikit lebih gelap dari karya yang Alfie tawarkan seperti di lagu “Candyfloss” yang membahas tentang seseorang yang berjibaku dengan rasa depresinya dengan balutan new wave lengkap dengan synth ala 80’an, “Folding Mountain” yang bercerita tentang fake friends dan kebosanan dia di industri musik dengan iringan musik indie pop 90’an yang ceria, dan “Broken” yang terasa seperti lagu pop rock di era 90’an dengan petikan gitar yang sangat gembira namun liriknya berbicara tentang overthinking dan perasaan bersalah.

“Mellow Moon” sendiri seperti menjadi pendewasaan bermusik dan diri pribadi dari Alfie karena ia berani memasukkan tema yang berat dan gelap ke dalam sebuah musik pop yang catchy dan enak didengar di segala situasi seolah-olah menegaskan bahwa meskipun usianya masih muda ia mampu membuat musik yang jauh melebihi anak-anak seusianya apalagi ia juga telah terjun secara profesional di dunia musik ketika umurnya masih 13 tahun. “Mellow Moon” mungkin adalah curhatan dia tentang hidup dengan musik yang glossy seperti kebanyakan rekaman city pop yang ia suka.

Simak wawancara eksklusif CreativeDisc bersama Alfie Templeman dimana kami berbicara tentang album city pop, pengaruh musiknya yang membuat ia berbeda dari musisi seusianya dan cerita tentang album perdananya lewat video di bawah ini:

welly