luthfi
Solois campuran Australia Thailand, Gabe Watkins tidak menyangka jika kegiatan bernyanyi dan menciptakan lagu sebagai pengisi waktu luang di kala pandemi COVID-19 menjadikannya salah satu musisi pendatang baru yang paling potensial di Thailand. “Jadi waktu pandemi aku banyak belajar tentang produksi musik, bermain piano dan membuat lagu sendiri. Ketika aku membuat lagu aku merasakan ada sesuatu yang nyaman dalam diriku dan seperti terapi untukku. Lockdown kemarin memang waktu yang berat dan membuat musik adalah cara untuk mengurangi beban emosional yang muncul ketika lockdown”, kata Gabe ketika ditemui di kamarnya di Bangkok melalui Zoom.
Setelah ia merilis dua lagunya sendiri ia akhirnya dikontrak oleh salah satu label independen kenamaan di Thailand bernama What The Duck yang merupakan rumah bagi banyak singer/songwriter. Lewat label tersebut ia merilis dua single berjudul “Flowers From Japan” yang terinspirasi dari lagu “Kyoto” milik Phoebe Bridgers dan “Sunsets” yang bernuansa lebih mellow.
Solois yang juga merupakan penggemar klub sepak bola Inggris Chelsea ini menyatakan bahwa ia masih tidak menyangka kegiatan waktu luangnya membuat lagu mampu membawanya menghadiri acara penghargaan musik dimana ia banyak bertemu idolanya. “Jujur, aku ketika berjalan di red carpet sangat grogi dan masih tidak menyangka karena aku berjalan bersama musisi yang aku idolakan dan sempat starstruck juga.”, katanya sambil tertawa.
Meskipun banyak tawaran untuk mengisi berbagai macam acara musik ia sendiri mengaku masih terus belajar untuk mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan lagu yang enak dan ia berharap hasil belajarnya bisa ia tuai suatu saat nanti.
Simak wawancara eksklusif CreativeDisc bersama Gabe Watkins dimana kami berbicara tentang single terbarunya, cerita membuat musik di kala pandemi, rasa groginya ketika menghadiri penghargaan musik dan cerita seru lainnya lewat video di bawah ini:
