Red Hot Chili Peppers Yang Kurang Pedas? RHCP Concert Review - National Stadium Singapore 2023

Oleh: wisnu - 18 Feb 2023

Apa rasanya jika kamu sudah membayar mahal tiket konser artis atau band favoritmu namun lagu favoritmu tak kunjung dibawakan hingga akhir konser? Kecewa? Rugi? Atau mungkin malah bertekad bakal nonton lagi dilain kesempatan. Namun apa jadinya jika malah lebih dari separuh setlist konser bukan lagu hits dari si artis?

‘Mimpi buruk’ tersebut rupanya tak hanya mimpi belaka namun itu yang terjadi di konser Red Hot Chili Peppers Global Stadium Tour di Singapura 16 Februari 2023 kemarin. 


Setelah sebelumnya viral di berbagai media massa lokal soal konser RHCP di Australia yang diprotes massa karena setlist yang ‘buruk’, RHCP merombak setlist mereka di tur terakhir di negara kangguru tersebut dengan menyisipkan lebih banyak hits seperti ‘Under The Bridge’ dan ‘Suck My Kiss’. Meskipun tak ada yang tau, entah sengaja atau tidak.

Singapura mendapat giliran selanjutnya setelah Australia sebelum mereka bertolak ke Jepang. Saya terus terang auto overthinking mengenai setlist mereka kali ini. Setelah menyaksikan konser mereka di 2019 (konser ajang balap F1) yang tanpa beban. Tentunya saya berharap bakal bisa menyaksikan hits yang sebagian belum saya saksikan saat itu. Apalagi dengan viralnya berita mengenai tur Aussie mereka sebelumnya membuat saya tambah deg-deg an.

Berdiri di free standing area, mengisi waktu dengan mempelajari setlist mereka sebelum2nya lewat HP seakan terasa percuma. Karena sepertinya mereka menerapkan setlist acak atau random setlist. Inilah rasanya datang ke konser band yang setlistnya random. Penasaran, tak ada spoiler. Hingga pukul 08:05 pm waktu setempat, konser dimulai, rasa penasaran saya pun perlahan akhirnya terjawab.

Dibuka dengan ‘Fake as Fu@k’, menyentak, membuat seluruh penonton seperti tersengat aliran listrik, kelojotan. Mungkin hanya saya yang bergumam “I have a bad feeling about this”. Tak seperti lazimnya dimana hits ‘Can’t Stop’ selalu menjadi pembuka. ‘Fake as Fu@k’ yang merupakan lagu dari album terakhir mereka’’“Return of the Dream Canteen’ seakan menjadi kode, setidaknya bagi saya, ini bakal kejadian seperti Aussie. Fake as Fu@k bukannya tidak cocok menjadi lagu pembuka, namun, please lah, dibanding ‘Can’t Stop’? Rasanya tidak ada yang bisa berbohong mana yang lebih iconic dan mampu membuat sing-along sambil joget tanpa stop.

Dan memang benar saja firasat saya, pendeknya, setlist seluruh konser dikuasai single-single baru yang asing kecuali bagi sebagian die-hard fans. Jangan salah, performance mereka (seperti biasa) memang flawless. Flea, sang bocah tua nakal seperti biasa seperti menjadi semacam leader dengan groove-groove funk liar dari Fender Jazz nya. Frusciante sang prodigal son, yang dirindukan penonton tampil kalem tanpa interaksi dengan penonton sama sekali, malah berkomunikasi ekspresif melalui lick-lick gitarnya yang njlimet. Kualitas vokal Kiedis juga seperti tidak mengalami perubahan sama sekali dari era keemasan mereka di tahun 90-an di usianya yang menua. Belum lagi tampilan video bergaya psychedelic dan akustik National Stadium Singapore yang jernih. Benar-benar jamming yang sempurna. Jamming ya, jamming diatas panggung megah, namun bukan sebuah konser yang memanjakan fans.

Disana sini teriakan-teriakan meminta ‘Can’t Stop’, ‘Otherside’, ‘Snow’, tak digubris sama sekali. Terbukti penonton seperti lebih menggila ajrut-ajrutan (tidak lupa dengan kamera HP ditangan) dan melahap hits-hits seperti ‘Californication’, ‘Soul to Squeeze’, ‘Around the World’ dll dengan koor. Ya, seperti layaknya di semua konser. Lucunya band ini selalu seperti membuat ‘rapat’ kecil dulu setiap kali sebelum memulai lagu seperti memutuskan “mainin lagu apa nih enaknya?” Entahlah apakah mereka benar-benar secara spontan membuat setlist ketika diatas panggung.

Kekecewaan penonton pun tertumpah namun apa daya. Encore pun tiba dan hanya dua lagu yang dimainkan. Bukan ‘Under The Bridge’, bukan ‘Scar Tissue’, bukan ‘Zephyr Song’, ‘Snow’, ‘Suck My Kiss’, atau ‘Aeroplane’, namun malah dari album Sex Magik; ‘I Could Have Lied’ yang keluar. Sebuah lagu underrated yang justru saya malah hafal habis-habisan dan mungkin malah banyak yang tidak kenal. Sadar tak akan ada encore kedua, saya pun memuaskan bernyanyi sebelum akhirnya ‘Give It Away’ menutup konser.

Chili Peppers memang salah satu band besar yang tidak pedulian dengan review, komentar, image, apalagi trend. Sejak mereka berdiri hingga saat ini, band ini exist karena prinsip dan idealisme mereka. You take it or leave it. Mereka merasa ‘jijik’ dengan fans yang mengejar-ngejar mereka hanya untuk sebuah selfie. At least itu yang saya pernah baca dari satu buku biografi mereka. Mereka tidak peduli dengan segala ‘keanehan’ funky mereka di tengah gempuran trend glam rock, heavy dan thrash metal kala itu (yang notabene malah mati). Hingga malam itu di National Stadium, mungkin hanya mereka yang tahu apa yang ada di benak mereka di setlist tur bertajuk Global Stadium Tour mereka ini. Mungkin mereka bosan dengan greatest hits mainstream mereka? Mungkin mereka ingin mengenalkan hits baru mereka? Mungkin mereka ingin membuktikan bahwa mereka nggak cuma ‘Under The Bridge’? Atau mungkin juga mereka hanya bersekongkol “yuk kita prank penonton yuk?!”

Normalnya sebuah konser, memang biasanya seperti menyaksikan greatest hits secara live didepan mata. Meskipun wajar jika ada 1-2 hits yang tidak kesampaian. Namun Chili Peppers is just being Chili Peppers. Either you hate them or love them. Kalau saya pribadi rasanya masih punya ganjelan belum bisa melihat live mereka di ‘Scar Tissue’ dan ‘Otherside’. Sama rasanya seperti nonton Level 42 sebanyak dua kali tapi malah belum dapat ‘Love Games’. Namun di satu sisi, puas rasanya bisa melihat ‘otherside’ mereka. Well, I’ll take it as another excuse to watch them again next time.


Red Hot Chili Pepper Global Stadium Tour, Singapore National Stadium Setlist
Intro Jam
Fake as Fu@k
Dani California
Universally Speaking
Aquatic Mouth Dance
Soul to Squeeze
The Drummer
Around the World
Tippa My Tongue
Right on Time
Hard to Concentrate
Reach Out
Californication
The Heavy Wing
Black Summer
By the Way

Encore:
I Could Have Lied
Give It Away

===================================

Photo & Text: Wisnu H. Yudhanto, w1snu.com.
Special thanks: Armand Maulana

wisnu
More from Creative Disc