CreativeDisc Exclusive Interview With Daughter: Tidak Ingin Terlalu Gegabah Untuk Album Ketiganya

Oleh: luthfi - 12 May 2023
CreativeDisc Exclusive Interview With Daughter: Tidak Ingin Terlalu Gegabah Untuk Album Ketiganya

Trio pengusung indie folk, Daughter yang terdiri dari Elena Tonra, Igor Haefeli, dan Remi Aguilella ini secara tidak sadar telah membuat sebuah pergerakan untuk musik indie folk. Berkat kepintaran mereka menangkap lirihnya lantunan folk yang digabungkan dengan nuansa lagu shoegaze dan dream pop yang mengawang-ngawang mereka berhasil menjadi salah satu artis yang paling berpengaruh di ranah musik indie folk dan kitab isa membagi sound indie folk ke dalam periode sebelum album pertama mereka dirilis “If You Leave” dan setelah album tersebut dirilis.


Setelah mereka mengeluarkan album “Not To Dissapear” pada tahun 2016 dan menyelesaikan tur untuk mempromosikan album tersebut, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak dari dunia musik sambil menjalani kehidupan mereka masing-masing. Tujuh tahun berselang akhirnya mereka mengeluarkan album ketiga mereka “Stereo Mind Game” dimana mereka ingin terdengar lebih santai dan tidak gegabah sambal bercerita tentang rasa kangen atas hubungan jarak jauh. Kali ini CreativeDisc berbicara dengan salah satu personal Daughter, Igor Haefeli (IH) dimana kami bercerita tentang album terbarunya, pandemi, dan “If You Leave”.


CreativeDisc (CD): Aktivitas apa yang lagi kalian lakukan akhir-akhir ini?
Igor Haefeli (IH): Kami bermain di toko musik “Rough Trade Records” di London untuk merayakan album ketiga kami secara kecil-kecilan dan melakukan banyak wawancara. Untuk pertama kalinya kami tidak mau gembar gembor untuk mempromosikan album terbaru kami yang menurutku merupakan hal yang bagus.

CD: Bagaimana rasanya bermain di Rough Trade secara intim?
IH: Sangat menyenangkan apalagi kami tertahan di kamar terus selama pandemi dan melihat orang-orang melihat kami tampil setelah sekian lama rasanya sangat melegakan.

CD: Kalian sudah terbentuk dari tahun 2010. Apa yang membedakan Daughter dulu dengan yang sekarang?
IH: Pada dasarnya kami bisa nyatu karena kami mempunyai kesukaan yang sama dalam bermusik. Kami sangat senang membuat lirik yang jujur dengan musik yang emosional. Perbedannya sekarang kami ingin membuat musik yang penuh dengan harapan, ingin membuat durasi musik kami lebih pendek dari karya kami sebelumnya dan ingin membuat musik yang lebih nendang.


CD: Kalian sudah membuat album ketiga berjudul “Stereo Mind Game”, bisa diceritakan lebih lanjut tentang album ketiga kalian?
IH: Album ini sudah kami kerjakan dari tahun 2017 dan memakan waktu yang lama untuk selesai. Kami ingin berbicara tentang dualitas, konflik diri sendiri, dan perbedaan pandangan ketika melihat sesuatu. Kami juga menambah porsi instrumen untuk synth dan string serta mengurangi porsi gitar di album ini. Proses pengerjaan album ini juga berbeda karena kami hidup berjauhan ketika album ini dibuat karena Remi hidup di Portland dan aku hidup di San Diego sebelum pindah ke Bristol dan gara-gara pandemi kami masih harus berjauhan dan mengerjakan album ini secara online ketimbang duduk bersama di satu tempat.

CD: Kenapa album ini dinamai “Stereo Mind Game”?
IH: Judul album ini diambil dari lirik salah satu lagu kami berjudul “Party” dan sudah menjadi tradisi ketika ingin menamai album kami memilih kata yang tepat di setiap liriknya untuk menjadi judul album. Kami memilih kata “Stereo Mind Game” karena kata tersebut sangat tepat menggambarkan konflik batin dan perbedaan yang terjadi di diri sendiri.

CD: Berbicara soal lagu “Party”, lagu ini terdengar berbeda dari karya kalian sebelumnya karena kalian terdengar lebih upbeat dan sepertinya menggambarkan perbedaan sound yang signifikan di hamper setiap album. Kenapa kalian merubah sound kalian di album ini?
IH: Kami suka tantangan dan mencoba hal baru. Setelah album kedua kami dirilis “Not to Disappear” pada tahun 2016 pengaruh musik kami juga semakin bertambah banyak tetapi menurutku perubahan musik kami tidak terlalu jauh bedanya. Mungkin “Party” sendiri terdengar berbeda karena di lagu itu kami tidak terlalu banyak memakai reverb seperti karya kami sebelumnya dan bermain secara lugas tanpa memakai banyak efek.

CD: Kalian mengerjakan album ini secara jarak jauh dan album ini banyak sekali menceritakan tentang hubungan jarak jauh. Bagaimana hubungan jarak jauh ini membentuk tema di album ini terutama waktu pandemi yang memang membuat orang akhirnya harus berhubungan secara terpisah satu sama lain?
IH: Proses pengerjaan album ini sebenarnya dimulai sebelum pandemi dan menjadi sebuah kebetulan kalau temanya mirip dengan apa yang terjadi ketika pandemi. Kebanyakan temanya ini sebenarnya datang dari Elena dan aku sendiri gak mau bicara banyak tentang hal ini karena takut salah ngomong. Menurutku sendiri karena album ini bercerita banyak tentang rasa kangen dengan keluarga atau seorang yang kamu cintai, rasa terasingkan dari perasaan diri sendiri, konflik batin, dan mencoba melangkah dari perasaan gak enak untuk diri sendiri jadinya temanya sangat pas untuk pandemi menurutku.

CD: Kenapa album ini berjarak tujuh tahun dari album kalian sebelumnya?
IH: Kami memutuskan untuk beristirahat di 2018 dan di saat yang sama Elena juga mengeluarkan album solo karirnya dengan nama Ex:Re dan Remi juga punya anak perempuan. Kami baru bekerja lagi di tahun 2019 dan di saat kami bekerja tiba-tiba pandemi COVID-19 menyerang dan membuat kami jauh-jauhan sehingga kami harus mencari cara bagaimana bisa bekerja dalam situasi seperti itu. Kami juga sangat perfeksionis jadi mungkin itu juga kali yang membuat album ini lama keluarnya (tertawa).

CD: Mengistirahatkan sesuatu yang kamu suka terkadang menjadi hal yang berat. Kenapa Daughter memilih untuk beristirahat pasca perilisan album kedua?
IH: Menurutku kami harus benar-benar punya motivasi besar ketika mengerjakan sebuah album. Di tahun 2016 kami juga mengalami kelelahan akibat melaksanakan tur keliling dunia tapi ketika selesai tur kami sudah berkumpul bersama untuk menulis lagu jadi kami tahu bahwa kami sebenarnya siap merilis album berikutnya. Namun karena terlalu capek akhirnya kami memilih untuk tidak melanjutkan prosesnya sampai tahun 2019. Terkadang memang berat untuk mengistirahatkan sesuatu yang kamu suka tapi demi kebaikan bersama kami dengan berani memilih jalur tersebut.

CD: Berbicara soal album perdana kalian “If You Leave” yang menurutku merupakan sebuah album yang berpengaruh karena setelah album ini dirilis banyak musisi yang akhirnya mengeksplorasi musik folk dengan nada yang mengawang-ngawang serta musik yang sangat moody dan menurutku album ini memberikan banyak pengaruh meski dirilis satu dekade lalu. Kira-kira apakah kamu masih ingat proses pembuatan album ini ketika dibuat?
IH: Aku sangat berterima kasih atas pujianmu terhadap album pertama kami. Ketika kami membuat ”If You Leave” kami tidak berpikir itu bisa memengaruhi orang dalam bermusik malah kami banyak dipengaruhi oleh musisi lain ketika membuatnya. Ketika diingat kembali, era itu adalah era yang sangat seru karena kami tidak akan menyangka kalau kami bisa merekam sebuah album. Kami juga orangnya sangat perfeksionis waktu itu dan ketika mengerjakan album kami harus menekan rasa perfeksionis itu yang membuat kami stress. Kami juga sangat muda waktu itu dan benar-benar gak tahu apa-apa soal merekam musik menjadi sebuah album. Menurutku, album “If You Leave” bisa menjadi spesial karena diisi oleh jiwa muda kami yang masih polos dan penuh keberanian. Mungkin jika kami bisa mengulang kembali waktu ada banyak hal yang harus kami rubah di “If You Leave” tapi kami senang dengan hasil akhirnya.

CD: Percaya gak kalau misalnya gara-gara kalian banyak musisi yang akhirnya bikin musik folk yang bener-bener sedih dengan musik yang mengawang? Karena setelah “Youth” populer banyak musisi yang terdengar seperti lagu “Youth”
IH: Itu hal yang lucu buatku sebenarnya karena kami gak nyangka bakal begitu (tertawa). Kami sangat senang jika “Youth” disukai dan bisa nyambung ke banyak orang dan bisa menolong banyak orang di waktu tersulit.

CD: Apa yang kalian bakal lakukan berikutnya?
IH: Kami sebenarnya gak punya rencana besar untuk mempromosikan album ini, kami ingin pelan-pelan saja untuk kali ini dan biarkan albumnya yang berbicara tanpa harus kita promosi besar-besaran.

CD: Kenapa kalian tidak ingin gembar-gembor untuk promosi “Stereo Mind Game”? Apalagi album ini sudah ditunggu sepanjang tujuh tahun?
IH: Kami sebenarnya sangat lelah ketika harus mempromosikan secara besar-besaran di dua album kami sebelumnya dan untuk kali ini kami tidak ingin hal tersebut terulang dan biarkanlah musiknya yang mempromosikan kami kepada khalayak ramai.


luthfi