Kali ini, CreativeDisc memiliki kesempatan istimewa untuk berbincang dengan J. Bernardt, seorang musisi indie rock dari Belgia yang baru saja merilis proyek solo terbarunya, "Contigo." Dalam wawancara eksklusif ini, J. Bernardt berbicara tentang album baru, inspirasinya, dan perjalanannya dalam industri musik.
J. Bernardt memulai karier solonya pada tahun 2017 setelah bertahun-tahun berkarya dalam dunia musik. Album pertamanya sebagai solois telah dirilis, dan sekarang dia kembali dengan "Contigo," sebuah album yang sangat personal dan jujur.
Diambil dari bahasa Spanyol yang menurutnya terdengar eksotis, "Contigo" memiliki arti "bersamamu" yang justru diciptakan sebagai ucapan selamat tinggal. Dalam album ini, musisi 37 tahun tersebut menyampaikan kisah-kisah terakhir kepada sang mantan kekasih, menciptakan kombinasi paradoks antara perpisahan dan kehadiran.
Album ini sangat dipengaruhi oleh berakhirnya sebuah hubungan yang dialami J. Bernardt. Dalam wawancara kami, ia pun mengungkapkan bagaimana ia melalui proses menulis selama dua tahun, mulai dari kemarahan hingga penerimaan. Musik menjadi alat untuk menjaga kejujuran dan menyampaikan perasaannya yang sebenarnya. "Tujuan musik adalah menjaga kejujuran dan kerealistisan," kata J. Bernard. Melalui album ini, dia berharap bisa memberikan kata-kata penghiburan bagi mereka yang mengalami hal serupa.
Seperti namanya, album "Contigo" memiliki nuansa eksotis dan sentuhan spaghetti western yang unik. J. Bernardt, seorang pemain biola sejak kecil, menggabungkan elemen orkestra dan pengaruh musik surf serta "spaghetti western", istilah yang digunakan untuk mengungkapkan koboi Italia. "Saya seorang koboi di dalam kepala saya," ujarnya sambil tersenyum. Inspirasi dari film dan soundtrack juga sangat terasa dalam album ini, menciptakan suasana melankolis dan besar yang sesuai dengan cerita yang ingin disampaikan.
J. Bernardt telah berada dalam industri musik selama 15 tahun dengan band sebelumnya, dan dia mengungkapkan pandangannya tentang kancah musik Eropa. Menurutnya, kancah musik Eropa adalah peleburan berbagai pengaruh, dari musik Prancis hingga rock Inggris. Belgia, sebagai tempat tinggalnya, mencerminkan campuran genre yang kaya dalam kancah indie dan rock.
Berbicara tentang perbedaan antara kancah musik Eropa dan Amerika, J. Bernardt mencatat bahwa musik Eropa cenderung lebih diproduksi dan orkestra, sementara musik Amerika lebih mentah dan langsung. Dia menikmati keduanya dan menghargai keberagaman dalam musik.
Sedangkan pendapatnya tentang era streaming, J. Bernard mengakui bahwa platform seperti Spotify adalah alat yang bagus, tetapi dia menekankan pentingnya menjaga album sebagai karya seni. "Album adalah cerita yang penting untuk didengarkan dari awal hingga akhir," katanya. Dia berharap bahwa meskipun banyak orang memilih lagu-lagu individual untuk dimasukkan ke dalam daftar putar, album tetap dihargai sebagai karya seni yang utuh.
Tak hanya berbicara seputar musik, J. Bernard juga mengungkapkan hal-hal tentang dirinya yang tidak diketahui oleh banyak orang. Seperti contohnya, ia sangat menyukai F1 dan tim favoritnya adalah Ferrari. Dan satu lagi yang mungkin agak mengejutkan, ternyata J. Bernard juga doyan berkebun.
Simak video wawancara selengkapnya di bawah ini: