CreativeDisc Exclusive Interview With Juno Mamba: Ajak Pendengar Bernostalgia dengan Era MSN Messenger Melalui 'G2G' 

Oleh: riadini - 19 Jul 2024
CreativeDisc Exclusive Interview With Juno Mamba: Ajak Pendengar Bernostalgia dengan Era MSN Messenger Melalui 'G2G' 

Siapa di sini yang suka membuat singkatan saat mengirimkan pesan kepada teman? Karena Juno Mamba baru saja membagikan single terbarunya bertajuk ‘G2G’ yang merupakan sebuah singkatan populer.

Musisi, DJ, sekaligus produser berdarah Filipina-Australia ini mengatakan bahwa lagu tersebut berkisah tentang hubungan, cinta di masa muda, serta masa remajanya yang juga akan masuk ke dalam EP mendatangnya, “Cold Rush,” yang akan dibagikan pada bulan Agustus mendatang.

Ditemui oleh tim CreativeDisc secara daring, musisi yang mengambil nama panggung dari synthesizer Roland Juno 6 yang dimilikinya untuk pertama kali serta alter ego pemain bola basket Kobe Bryant, "Mamba,” tersebut mengutarakan bagaimana proses penulisan single ‘G2G’ terjadi serta membagikan persiapan peluncuran EP terbaru, serta sebuah album di tahun 2025 mendatang.

Dikenal berkat musik yang emosional dengan suara ambient, deep house, dan ambient house, single terbaru Juno Mamba, ‘G2G,’ terinspirasi dari kehidupannya di masa remaja saat berkomunikasi dengan teman-temannya melalui MSN Messenger, dan mencerminkan kebebasan serta nostalgia. 

“Jadi nama G2G, jika ada yang ingat kembali di awal tahun 2000-an, salah satu cara pertama berkomunikasi secara online adalah melalui MSN Messenger. Nah, itu adalah masanya. Jadi, mengobrol dengan teman-teman di MSN Messenger sebagai remaja, kami sering menggunakan singkatan dalam pesan kami. Salah satunya adalah G2G, yang berarti got to go (harus pergi). Saat mengakhiri percakapan dan harus pergi, cukup ketik G2G, sebagai ungkapan ‘sampai jumpa besok.’ Itu saja. Dan lagu itu sendiri terinspirasi oleh masa itu dalam hidup saya, saat menjadi remaja di sekolah menengah. Tidak ada tanggung jawab, tidak ada kekhawatiran," tuturnya.

Juno Mamba mengungkapkan bahwa Ia mulai tertarik pada musik elektronik sekitar tahun 2008-2009 ketika ia pindah ke Melbourne dan mulai mendengarkan karya-karya The Presets dan Cut Copy. Hingga beberapa tahun kemudian, ia mulai menciptakan musik elektronik setelah terinspirasi oleh artis lain seperti Jamie XX, Four Tet, dan Bonobo. Baginya menuangkan emosi ke dalam musik elektronik bagaikan mengubah sesuatu yang analog menjadi digital.

Juno Mamba memiliki pendekatan unik dalam menciptakan musik, dengan mengkonseptualisasikan ide, tema, dan cerita sebelum mulai menulis lagu. Musiknya selalu berusaha menyampaikan emosi yang mendalam dan kebebasan dalam berekspresi. EP terakhirnya, "Infinity," adalah bagian kedua dari trilogi yang menggambarkan kebebasan total dan eksplorasi sonik. Trilogi ini terdiri dari tiga EP dengan tema dan cerita yang saling terkait, menggambarkan pengalaman manusia yang berbeda, meski untuk bagian ketiganya, Juno Mamba masih merahasiakannya.

“Ya, jadi ‘Light Echoes’, EP pertama. Itu terinspirasi oleh hal-hal yang saya pelajari tentang alam semesta dan cahaya yang melakukan perjalanan dari luar angkasa selama bertahun-tahun dan menyentuh kita dan bagaimana itu adalah metafora bagi kita sebagai manusia, saat kita melakukan perjalanan melalui kehidupan dan bertemu orang-orang, kita menyentuh kehidupan satu sama lain. Jadi itu adalah keseluruhan tema dari EP pertama,” ungkap Juno Mamba.

Ia lalu menambahkan, “Dan kemudian ‘Infinity’ adalah tentang kebebasan, tidak ada batasan, kebebasan total dalam musik saya. Dan saya ingin benar-benar mendorong batasan sonik dalam EP ini, saya ingin membuat suara yang tidak pernah saya buat sebelumnya. Saya ingin benar-benar bereksperimen. Jadi itu adalah tema dari EP kedua ini. Dan EP ketiga, saya tidak bisa memberitahu Anda terlalu banyak tentang EP ketiga, tapi mereka semua terkait. Dan mereka semua berbicara tentang pengalaman manusia yang berbeda.”

Selain berencana untuk merilis album debut di tahun depan, Juno Mamba juga sedang merencanakan tur di Australia serta mungkin di beberapa negara lainnya.

Simak interview selengkapnya di video berikut ini:

Interview by: Luthfi
Teks by: Riadini

riadini