Duo musik asal Negeri Gajah Putih, LUSS, telah menjelma menjadi perintis kreatif dan pembuat tren di dunia musik pop Thailand. Dengan gaya yang menggabungkan suara urban kontemporer dan elemen elektronik yang unik, mereka telah berhasil menarik perhatian tidak hanya di Thailand tetapi juga di kancah musik internasional dengan tampil dalam bahasa Thailand dan Inggris, memimpin gaya baru yang istimewa dalam sensasi T-pop.
Dalam wawancara eksklusif dengan CreativeDisc, duo beranggotakan Coco dan Ben tersebut memberikan pandangan dan cerita di balik kesuksesan serta rencana mereka mendatang, termasuk kehadiran mereka di Bali untuk pertama kalinya.
Perjalanan LUSS dimulai setelah duo tersebut merilis dua lagu berbahasa Inggris sebagai debut mereka pada tahun 2018, yaitu ‘Trippin'’ dan ‘Fool' meski setelahnya, mereka tidak lagi merilis lagu berbahasa Inggris. Kabar baiknya, LUSS memberikan sedikit bocoran bahwa dalam album mendatang yang akan dirilis pada bulan September, mereka akan menyertakan satu lagu berbahasa Inggris. Ini menjadi penantian yang menarik bagi para penggemar.
Ketika ditanya mengenai nama grup, Coco dan Ben mengakui bahwa mereka tidak memiliki alasan khusus atau cerita menarik di balik nama LUSS. "Hanya terdengar benar. Itu bergulir di lidah dengan mudah dan memiliki nada yang sangat istimewa," kata Coco. Meskipun tidak memiliki makna khusus, nama LUSS berhasil menggambarkan karakter musik mereka yang catchy dan unik.
Lagu terbaru LUSS yang berkolaborasi dengan TangBadVoice, "Pao Ying Chub!" atau "gunting-batu-kertas" dalam bahasa Indonesia, membawa cerita aneh yang belum pernah diceritakan dalam lagu-lagu Thailand lainnya. Lagu ini menggambarkan situasi klub malam di Thailand, dimulai dengan antrean panjang di kamar mandi wanita dan diakhiri dengan permainan gunting-batu-kertas untuk menentukan siapa yang akan membayar minuman. Sementara itu, TangBadVoice turut bercerita tentang pengalamannya di kamar mandi pria, termasuk kebiasaan yang tidak biasa, yaitu mendapatkan pijatan dari petugas kamar mandi. What?!
"Pao Ying Chub!" sendiri menggabungkan elemen musik tradisional Thailand, Sam Cha, serta suara ala Jepang dengan sentuhan modern, menciptakan sesuatu yang segar dan unik. "Kami sangat pilih-pilih tentang desain suara dan riff utama untuk lagu ini," ungkap Ben. Proses kreatif mereka melibatkan berbagai eksperimen hingga mencapai versi final yang menyenangkan dan menggugah.
"Jadi lagunya sangat kacau dan sangat nakal dan sangat, sangat menyenangkan, menurut saya. Ditambah lagi, musiknya sendiri menampilkan Sam Cha, yang merupakan musik tradisional Thailand yang sangat mendalam," imbuh Coco.
Mengenai album debut LUSS yang akan datang berjudul "Is There Anything on the Moon?", keduanya mengungkapkan bahwa album ini mencerminkan rasa ingin tahu mereka sebagai pembuat musik. Coco menjelaskan bahwa mereka selalu bereksperimen dengan berbagai jenis suara dan desain vokal, menciptakan kombinasi yang berbeda dan menarik. Judul album ini juga mencerminkan pengalaman mereka bekerja di studio hingga larut malam, di mana bulan menjadi satu-satunya hal yang terlihat di langit malam.
LUSS sangat bersemangat untuk bertemu dengan penggemar mereka di Indonesia, terutama di Bali. Mereka pun mengungkapkan rasa terima kasih kepada para penggemar yang telah bersabar menunggu album debut mereka. "Kami tidak sabar untuk bertemu kalian semua. Terima kasih banyak sudah bersabar dengan kami untuk album ini," ujar LUSS. Kedua member juga mengajak para penggemar untuk menantikan perilisan lagu "Pao Ying Chub!" di akhir bulan ini dan album penuh pertama mereka pada bulan September.
Dalam wawancara kali ini, LUSS membagikan antusiasme tentang perjalanan musik mereka, rilisan terbaru, dan hubungan khusus dengan para penggemar yang sudah tidak sabar untuk melihat apa yang akan LUSS tawarkan selanjutnya dan berharap yang terbaik dalam perjalanan musik LUSS yang menginspirasi. Simak video wawancara selengkapnya di bawah ini!