Ada enak dan tidak menjadi seorang Soushi Sakiyama. Solois asal Jepang yang sudah ditempa di industri musik sedari kecil ini, merasa warna musiknya tidak fokus karena ia sendiri menyukai banyak genre musik. Mulai dari folk, alternative, EDM sampai hardcore ia lahap semuanya. Namun, itu yang membuat musiknya terdengar berbeda daripada solois Jepang kebanyakan. Berkat pemahamannya akan berbagai genre musik, ia mampu membuat banyak lagu yang terdengar aneh tapi tetap catchy dengan narasi cerita yang gampang dicerna.
Berawal dari keisengannya di waktu kecil mengulik chord gitar the GazettE, sekarang ia dipercaya membuat lagu untuk serial anime populer seperti “Jujutsu Kaisen” dan “Boku no Hero Academia”. Kelenturannya akan bermusik membuat ia bisa berkolaborasi dengan banyak musisi experimental seperti Hakushi Hasegawa, Utaha dari Wednesday Campanella, Huwie Ishizaki, sampai penyanyi virtual KAF.
Kalau diibaratkan dengan istilah bahasa. Soushi merupakan musisi polyglot, dimana ia mampu menguasai banyak genre musik dan memadukannya ke dalam musik yang ia usung. Sampai-sampai dia bingung sendiri menentukan genre musiknya.
Kali ini, Luthfi dari CreativeDisc berkesempatan untuk menemui Soushi Sakiyama sebelum ia tampil di sebuah festival di Jakarta dan kami mengobrol tentang anime Jujutsu Kaisen, Boku no Hero Academia, album ketiganya, dan kecintaannya akan berbagai macam jenis musik.
CreativeDisc (CD): Bagaimana rasanya tampil pertama kali di Jakarta?
Soushi Sakiyama (SS): Makanannya enak-enak dan beda banget suasananya seperti di Jepang. Saya senang pertama kali bisa datang ke Jakarta.
CD: Bisa diceritakan tentang single ‘Iwakan no Mukou de’ yang spesial karena berkolaborasi bersama Utaha dari Wednesday Campanella dan bernuansa electrofolk?
SS: Aku mendengarkan banyak musik electro setiap harinya, terkadang aku membuat lagu dengan menggunakan DAW (digital audio workstation). Aku berpikir sepertinya menarik untuk memasukkan elemen musik tersebut ke dalam karyaku. Lalu, Utaha menambahkan narasi ke lagunya karena dia suka dengan musiknya dan hasilnya bagus banget.
CD: Kamu suka dengan dance music ya?
SS: Aku sangat suka dengan dance music. Musisi favoritku di ranah itu ada Photek, aku juga suka dengan musik K-Pop dan aku suka 250 yang sering membuat lagu untuk NewJeans.
CD: Lagu kamu untuk anime Jujutsu Kaisen ‘Akari’ telah diputar sebanyak lebih dari 100 juta kali di berbagai macam platform streaming di seluruh dunia. Bisa diceritakan lebih lanjut tentang lagu ini?
SS: Lagu ini menggambarkan perasaan Geto Suguru sama Gojo Satoru. Karena cerita tentang mereka berdua sedikit dark, aku membuat lagunya lebih mellow dan tenang untuk menjadi lagu penutup anime ini.
CD: Kamu juga ikut bernyanyi di anime Boku no Hero Academia lewat lagu ‘Uso ja Nai’. Bisa diceritakan tentang lagu itu?
SS: Lagu ini kutulis karena aku berempati terhadap Shigaraki. Aku menulis lagu ini sambil menggambarkan perasaan Deku terhadap Shigaraki.
CD: Album ketigamu “i Fureru SAD UFO” terdengar sangat berbeda daripada albummu sebelumnya yang bernuansa folk. Di album ini kamu terdengar lebih eksperimental dan banyak bermain di luar musik folk?
SS: Awalnya, aku ingin membuat album dengan tema musim panas dan fiksi ilmiah, tetapi ketika aku mengerjakan liriknya, banyak elemen tentang kehidupan sehari-hari muncul. Meskipun tema aslinya masih ada, album ini terasa seperti sebuah novel pribadiku.
Dulu, aku sering mengandalkan orang lain untuk mengaransemen laguku, tapi di album ini banyak lagu yang diciptakan olehku atau anggota bandku. Mungkin itu yang memberikan rasa eksperimental pada album ini dan aku sangat menyukainya. Untuk album ini, aku memproduksi semuanya sendiri.
CD: Kamu sudah terbiasa tampil dan main musik sedari kecil. Apa yang memotivasimu untuk terus bermain musik dari kecil sampai sekarang?
SS: Aku suka sekali dengan tantangan. Tampil di depan banyak orang merupakan motivasi buatku, karena semakin aku manggung, semakin termotivasi untuk mencari musik baru dan menulis lagu baru.
CD: Kamu merupakan musisi yang unik. Karena awalnya kamu memainkan musik folk dan karyamu terus berkembang menjadi alternative, pop, bahkan sampai electronica. Kenapa kamu banyak mengeksplor berbagai macam genre?
SS: Sesimpel karena aku suka sekali berbagai macam genre musik.
CD: Jika kamu mempunyai mesin waktu, apa yang kamu ingin katakan kepada dirimu di masa lalu?
SS: Alangkah baiknya jika aku fokus ke satu genre dan fokus kepada mood lagunya. Sampai sekarang aku masih kepikiran seperti itu sih, soalnya jadi susah buat memilih lagu mana yang enak dibawa ke panggung (tertawa).
CD: Sebutkan lima hal yang tidak kami ketahui darimu?
SS: Aku menyukai film horror, aku juga senang bercanda dan sering melempar jokes, aku juga kalau jalan cepet banget, aku takut dengan hewan berukuran besar seperti kuda nil, dan aku sangat suka dengan musik dan skena hardcore Jepang, aku juga sering ke gigs band hardcore di Jepang.
CD: Selepas wawancara ini, aku bakal nonton Turnstile loh.
SS: Wah, aku pengen banget menonton penampilan mereka di Jakarta.
Simak interview selengkapnya di video berikut ini: