Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat apalagi tergabung dalam sebuah band. Hal ini dirasakan oleh band asal Jepang YU (vokal), CHOJI (gitar), KENJI (bass), dan SHUKI (drum) bernama I Don’t Like Mondays.. Band yang pernah datang ke Jakarta dua kali pada tahun 2014 dan 2018 ini bisa bertahan sepanjang major debut-nya selama sepuluh tahun karena terus melihat ke depan dan terus mengikuti zaman. Sound mereka yang terpengaruh oleh musik Barat membuat mereka bisa beradaptasi dari tren musik yang terus berganti tiap tahunnya.
Kepopuleran mereka semakin menjadi-jadi di luar Jepang berkat partisipasi mereka dalam anime “ONE PIECE” dimana mereka menyanyikan lagu ‘PAINT’ untuk anime tersebut. Sontak, basis penggemar band yang disingkat IDLM’s. ini langsung tersebar di berbagai macam penjuru dunia, bahkan mereka sampai bisa menggelar konser solo mereka di Taipei pada tahun 2023 kemarin.
CreativeDisc berkesempatan bertanya kepada IDLM’s. tentang EP perayaan major debut mereka ke-10 “FOCUS”, cerita mereka pertama kali manggung di Jakarta pada 2014, tampil di luar negeri dan rasa senangnya ketika mereka terpilih untuk membawakan lagu tema untuk “ONE PIECE”.
CreativeDisc (CD): Kalian akhir-akhir ini ngapain aja?
YU (Y): Aku sedang mengerjakan berbagai macam lirik
CHOJI (C): Aku sedang bersantai di kasur gantung
KENJI (K): Aku sedang menonton reality show cinta-cintaan
SHUKI (S): Aku sedang mengerjakan musik terus menerus
CD: Sebenarnya apa yang membuat kalian memilih nama “I Don’t Like Mondays.” sebagai nama grup kalian?
K: Awalnya, kami mau nama yang kelihatan imut di merchandise kami, sesuatu yang panjang, berdampak, dan gampang buat diingat. Banyak orang langsung lesu ketika hari Senin datang karena itu tandanya akhir pekan sudah selesai, dan mulai kerja atau sekolah lagi. Kami memilih nama ini dengan harapan kami bisa mengusir kesuraman yang ada ketika Senin menjelang.
CD: Bisa diceritakan tentang EP terbaru kalian, “FOCUS”?
S: Di album kami sebelumnya “RUNWAY,” kami dapat menegaskan kembali band seperti apa yang kami inginkan dan musik yang ingin kami sampaikan kepada dunia. Kata “FOKUS” memiliki arti fokus pada “band yang kami cita-citakan” yang kami temukan melalui karya kami sebelumnya. EP ini berisi tujuh lagu dari berbagai genre, dan menurut saya, EP ini menangkap semua pesona kami.
CD: Pada EP ini, kalian sepertinya berfokus tentang masa depan?
S: Tahun ini, kami merayakan 10 tahun major debut kami. Biasanya, banyak artis akan merayakannya dengan merilis album best-of atau self-cover dari lagu populer mereka. Tapi kami tidak mau melihat ke belakang, dan mau “fokus” ke masa depan dimulai dari tahun ke-11 kami. Makanya kami juga menamai album ini dengan kata “FOKUS”.
CD: Lagu “New York, New York” terdengar sangat berbeda dengan karya kalian sebelumnya?
Y: Awalnya lagunya tidak begitu. SHUKI kebetulan membuat demo melodi yang tiba-tiba muncul dalam perjalanan ke kamarnya untuk menulis lagu. Kami melanjutkan apa yang ia buat dan memainkannya pada pertemuan kami untuk memutuskan lagu pertama yang akan kami rilis tahun ini. Semua orang, baik anggota maupun staf, setuju bahwa inilah lagu yang harus kami pilih, dan begitulah akhirnya lagu ini dirilis. Sudah cukup lama sejak kami merilis lagu jenis ini, tetapi ini adalah genre yang kami semua sukai. Jadi, daripada mencemaskan tentang bagaimana lagu ini diterima di platform streaming, kami memutuskan untuk merilisnya karena kami benar-benar suka lagunya.
CD: Apakah pernah kalian pergi ke New York?
Y: Aku tinggal di New York waktu SMA. Aku tinggal di asrama di daerah pinggiran kota, tetapi saudara laki-lakiku tinggal di Brooklyn, jadi aku pergi ke kota dengan temanku waktu akhir pekan. Sewaktu pandemi, aku tidak bisa kesana, tapi aku mencoba untuk kesana setidaknya sekali setahun untuk cari inspirasi.
CD: Kalian pernah merilis lagu ‘PAINT’ untuk anime “ONE PIECE”. Bagaimana rasanya berkontribusi untuk anime yang ikonik ini?
C: Jujur, aku merasakan banyak tekanan awalnya. Semua di Jepang tahu “ONE PIECE” dan sebelumnya lagu temanya diisi oleh nama besar. Jadi, ketika kami mengerjakan lagunya, kami fokus untuk tidak menganggu dunia “ONE PIECE”. Lagu yang kami buat bercerita tentang poin penting di arc Wano Kuni, jadi kami ingin membuat lagu yang bisa mendukung petualang Luffy dan krunya.
CD: Kalian memberi judul “Black Humor” untuk albummu yang dirilis di 2021. Kenapa kalian memilih judul itu?
S: Cara kami memilih judul sedikit berbeda dengan judul album terbaru kami seperti “FOCUS” atau “RUNWAY”. Lirik YU dan arahan kreatif band kami pada waktu itu punya tema sindiran sosial dan nihilisme. Ketika kami mengumpulkan lagu-lagunya, istilah “Black Humor” secara alami muncul.
CD: Apakah kalian penampilan pertama kalian di Jakarta pada tahun 2014 dalam gelaran Hai Day 2014?
K: Tentu saja kami ingat! Penampilan itu merupakan awal kami tampil di luar negeri, jadinya masih membekas sampai sekarang.
CD: Bisakah kalian mengingat kembali penampilan perdana kalian di Jakarta pada tahun 2014?
K: Itu pas zamannya kami awal muncul tuh, jadi orang-orang mungkin gak tau kami siapa. Walaupun begitu, semuanya menyambut kami dengan hangat dan aku langsung cinta dengan Jakarta. Oh iya, udara Jakarta juga panas banget (tertawa).
(Sumber: HAI)
CD: Setelah satu dekade di industri musik, apa perubahan yang kamu rasakan selain musik kalian yang semakin berkembang?
C: Aku pikir kami menjadi lebih baik ketika manggung. Secara pribadi, banyak yang terjadi dalam kehidupanku selama 10 tahun, tetapi semuanya positif untuk aktivitas bandku.
CD: Jadi setelah 10 tahun, apakah kalian masih membenci hari Senin?
K: Woiya dong. Hari Senin kadang jadi hari libur kami, karena di pekerjaan ini kami kerja di akhir pekan dan itu membuat kami lupa hari dalam seminggu.
CD: Untuk masing-masing anggota, apa momen yang paling kalian gak lupain selama 10 tahun berkarir?
Y: Konser solo luar negeri pertama kami di Taipei pada 2023.
C: “Island Tour” yang kami adakan di Jepang tahun ini.
K: Solo konser perdana kami, “TOKYO 2015”.
S: Pas lagu ‘PAINT’ dipilih jadi lagu tema pembuka untuk serial anime TV “ONE PIECE”.
CD: Kalian sering mencampurkan lirik Bahasa Inggris dan Jepang. Bisa diceritakan tentang proses pembuatan lirik kalian?
Y: Kami biasanya memulai dengan membuat lagu bersama-sama. Setelah melodinya selesai, aku akan mulai menulis lirik. Aku mempertimbangkan tema keseluruhan terlebih dahulu dan memasukkannya ke dalam lirik. Karena aku bukan penutur asli Bahasa Inggris, aku akan berkolaborasi dengan mantan manajerku yang bisa menulis lirik dua bahasa untuk menemukan cara mengekspresikan lirik yang ada di lagunya.
CD: Sound kalian sangat berbeda dengan band J-Pop kebanyakan dan kalian masih bisa populer di Jepang. Ada alasan dibalik gaya musik kalian yang unik?
S: Di Jepang, boyband, K-Pop, dan J-Rock itu sama populernya. Namun, musik kami sedikit berbeda dengan band J-Rock yang populer saat ini. Kami semua tumbuh besar dengan mendengarkan musik Barat, jadi kami menggabungkan kekerenan dan tren musik Barat ke dalam proses kreatif kami, dengan harapan pendengar Jepang juga suka lagu kami.
CD: Sepertinya fashion jadi bagian penting dari kalian, bahkan album lama kalian berjudul “FASHION”. Kenapa fashion sangat penting terhadap identitas band kalian?
K: Band yang kami dengar dan suka selalu punya rasa fashion yang keren, begitu pula dengan musiknya. Kami tidak hanya terpengaruh dengan musiknya tapi juga fashion-nya. Kami juga ingin menginspirasi penggemar kami bukan dari musik saja tapi juga dari fashion-nya.
CD: Kalian sudah sering tampil di luar Jepang. Apa bedanya penonton Jepang dan luar Jepang?
C: Cara mereka bersenang-senang bersama kami sangat berbeda. Karena ‘PAINT’ yang jadi lagu tema untuk “ONE PIECE”, kami bisa tampil di Spanyol, Brazil, dan Argentina. Orang Eropa dan Amerika Latin biasanya merespons musik kami dengan tubuh mereka. Meskipun mereka gak tahu lagu kami sebelumnya tapi mereka terus berjoget bersama kami dari awal sampai akhir. Bahkan di Yantai, Tiongkok, penggemar kami bikin bendera band kami dan terus mengibarkannya terus di konser.
Waktu tur “RUNWAY” kami di Tiongkok, mereka nyanyi bareng dengan bahasa Jepang, meskipun ada perbedaan budaya dan bahasa. Hal itu membuatku bersyukur berada di dalam band.
CD: Ada album yang disuka dari masing-masing member baik dari musisi Jepang dan luar Jepang?
Y: The Loop dari Jordan Rakei
C: LION & PELICAN dari Yosui Inoue
K: Heathen Chemistry dari Oasis
S: Playlist background music yang bisa bikin makin konsentrasi di Spotify
CD: Jika masing-masing member mempunyai mesin waktu, apa yang akan kalian katakan ke diri kalian di masa lalu?
Y: Aku gak akan mengatakan apapun. Berbicara kepada diriku di masa lalu bakal merubah diriku yang sekarang pasti.
C: Percayalah sama dirimu sendiri!
K: Kamu harus belajar bass sedari dini.
S: Kickboxing menyenangkan tau, kamu harus memulainya lebih awal.
CD: Ada pesan kepada penggemar kalian di Indonesia?
Y: Sudah enam tahun kami terakhir mengunjungi Indonesia, tapi kami tahu kalian masih mendengarkan musik kami! Kami akan terus berusaha keras supaya bisa melakukan konser solo di Indonesia. Dukung terus kami ya!!
EP terbaru I Don’t Like Mondays. “PAINT” telah dirilis pada 9 Oktober 2014 via rhythm zone.