Indonesia! Bersiaplah untuk menyambut ikon boyband paling ikonik di era 2000-an, Take That! Sebelum mereka akan mampir di negara kita tanggal 13 November mendatang, CreativeDisc mendapat undangan dari promoter LAMC Productions Singapura pada tanggal 28 Oktober lalu untuk menyaksikan Take That Life On Tour sebelum para the boys ini meluncur ke Australia dan Indonesia nanti. Sebelum konser mulai, kami sendiri, dan sepertinya sebagian besar penonton lain pasti penasaran, seperti apa sih kehebatan mereka sekarang yang sudah ditinggal 2 personilnya dan sudah beranjak ‘dewasa’ pula.
Show mereka di Singapura Oktober 2024 adalah bagian dari rangkaian This Life On Tour, yang dimulai di Sheffield UK dan lanjut ke belahan kota Eropa lain, seperti Madrid, Roma dan lain-lain. Setelah terakhir main di Singapura tahun 2016 lalu, mereka akhirnya balik lagi, kali ini di The Star Theatre dan selama 90 menit, Take That bikin kita semua bernostalgia sambil merayakan tiga era perjalanan karier mereka.
Tur This Life yang baru ini pastinya berbeda dari pertunjukan-pertunjukan spektakuler mereka di era kejayaan 90-an lalu, terlebih ini konser di benua lain — nggak ada lagi tuh gajah dan robot raksasa, circus set, atau hanya sekedar background dancers. Namun tanpa segala distraksi itu, Take That yang sekarang sisa bertiga; trio Howard Donald, Mark Owens, dan Gary Barlow kini justru benar-benar jadi fokus penonton dengan penampilan yang penuh emosi, akrab dan terasa lebih intimate dengan panggung ukuran normal dan tanpa pembatas. Hal lain yang juga patut disyukuri adalah kehadiran instrumen full-band diatas panggung. Lengkap dengan dua timpani besar di kanan kiri dan sebuah piano klasik di samping keyboard dari band.
Namun bukan konser Take That namanya kalau tanpa sentuhan glamour khas mereka sama sekali. Penonton masih disuguhkan efek hujan dan api, di atas panggung megah yang dilengkapi tangga ayun serta tak ketinggalan, monitor video besar yang menampilkan permainan animasi pendukung tiap-tiap lagu secara keren abis!
Bagi para fans, suasananya juga terasa jauh lebih santai, dan asyik banget melihat kemampuan vokal mereka masing-masing dipamerkan. Mereka juga membawakan beberapa hits awal seperti 'Everything Changes' yang kali ini dinyanyikan oleh Howard. Mark kemudian memimpin dengan lagu andalan 'Shine', yang selalu berhasil bikin penonton heboh.
Kehebohan selanjutnya juga terjadi ketika lagu ikonik mereka, 'Pray' dilantunkan sengaja dengan gaya ala-ala boyband 90an. Dengan pembawaan mereka yang tidak bisa lagi dibilang remaja, hal ini justru mengundang applause dan sorakan tanpa henti dari penonton, terutama fans-fans lama mereka.
Gary menunjukkan kemampuannya bernyanyi sambil bermain piano di 'Back For Good', sebuah balada yang pasti sudah dikenal, even mungkin meskipun kamu bukan fans Take That. Diiringi efek hujan, persis seperti video klipnya di era akhir 90an dan diikuti sesi sing-along yang seru dilanjut sambung menyambung hits-hits besar mereka, 'Never Forget' dan 'Rule the World' — sebuah momen yang pastinya nggak bisa terlewatkan!
'Relight My Fire' bikin suasana makin ‘panas’ dengan efek semburan api dari panggung dan suasana yang membara merah. Setelah itu, Take That lanjut ke encore dengan 'Never Forget', tampil penuh gaya dengan setelan putih. Beberapa kali nonton mereka live di video, namun momen melihat ribuan orang bareng-bareng ngikutin gerakan tangan di 'Never Forget' nggak akan pernah bosan. Rasanya spesial banget!
Di penghujung konser, Gary mengajak semua penonton buat nyalain lampu ponsel, bersiap untuk lagu pamungkas 'Rule the World'. Malam itu, mereka memang benar-benar terasa seperti menguasai dunia.
Setelah segala macam drama yang semua yang mereka lalui, karya-karya terbaru dan pertunjukkan live Take That menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu band lawas yang memiliki harapan dibanding band-band lain di era mereka. Sungguh konser yang luar biasa! Jangan sampai ketinggalan!
Text & foto: Wisnu
Special Thanks: LAMC Productions