luthfi
FOTO: SULINDA SUMARDI
CREATIVEDISC.COM - JAKARTA - Djakarta Warehouse Project atau biasa disingkat DWP biasa identik dengan orang berjoget sampai liar, tumpahan berbagai macam botol di lantai JIEXPO Kemayoran, dan juga keriuhan audio visual yang membuat mata dan telinga terbelalak. Namun, di hari kedua acara pesta massal buatan Ismaya Live ini ada dua artis yang setidaknya membawa humor dan gimmick yang membuat DWP lebih seru dan tidak hanya melihat DJ yang memencet tombol-tombol di alat DJ-nya.
Setelah Whisnu Santika turun panggung membawakan setlist yang tentunya familiar di kalangan party people generasi baru, Porter Robinson didapuk menjadi penampil berikutnya. Produser musik elektronik yang sekarang lebih nyaman mengarungi musik indie pop ini sayangnya tidak membawa full band dan menjadi satria bergitar seperti yang ia lakukan di negara lain dalam rangkaian tur “SMILE :D” miliknya. Ia tampil seorang diri dengan format DJ Set yang sebenarnya kurang, mengingat di dalam turnya kita bisa melihat transformasi Porter Robinson seutuhnya dari musisi electronic menjadi musisi alternative. Apalagi album “SMILE :D” sendiri mendapat banyak pujian di sana sini karena berhasil mengangkat tema kepribadian yang banyak dibahas di media sosial.
Tak apalah, setidaknya DJ Set Porter Robinson terdengar menyenangkan dan sangat fanservice. Set yang dimainkan Porter benar-benar merepresentasi musik yang ia suka terutama dari era akhir 2000’an dimana indie pop sedang mengalami masa renaissance. Lagu seperti Owl City ‘Fireflies’, MGMT ‘Kids’, dan Two Door Cinema Club ‘What You Know’ dimasukkan ke dalam DJ setnya. Ia juga banyak memainkan versi remix lagu NewJeans miliknya yang terdengar puitis mengingat di waktu yang sama NewJeans sedang mencoba memenangkan kasus sengketa kontrak dengan agensinya.
Namun, Porter tidak hanya membawakan tembang nostalgia dan lagu yang ia suka ke DJ Setnya karena di beberapa titik dia seperti “mengelabui” penontonnya dan membawakan lagu-lagu yang sarat dengan kultur meme. Ketika lirik “bisitaharidamdam” dari lagu Basshunter ‘DotA’ dimainkan, sontak para penonton yang paham langsung tertawa sambil berjoget mendengar lagu legendaris di kalangan gamer ini.
Selain itu, ketika salah satu lirik di lagunya ‘Knock Yourself Out XD’ muncul kata “bitch, I’m Taylor Swift”., dengan seenak jidat Porter memainkan lagu ‘22’ dan me-mash up ke dalam lagunya. Selebihnya ia banyak bercanda di dalam DJ set-nya, meskipun humornya tidak sampai ke penonton DWP yang tengah mabuk tetapi candaannya tersebut sangat lucu bagi penggemar Porter yang hadir. Ia menutup set-nya dengan membawakan ‘Shelter’ yang membuat penulis mewek sejadi-jadinya karena melihat kisah Rin di layar Garuda Stage yang ultra besar.
Tibalah giliran DJ asal Australia yang penuh dengan gimmick liar, Timmy Trumpet naik ke atas panggung. DJ yang terkenal berkat lagu “terumpet sakti” yang menjadi lagu wajib setiap DJ lokal di sini sebenarnya tampil dengan agak mengecewakan karena transisi lagu yang ia mainkan terdengar patah dan selalu kasar. Transisi lagu pelan ke lagu kencang yang begitu cepat membuat penampilannya tidak sebagus yang dibayangkan. Tetapi, tujuan orang menonton Timmy bukan mencari DJ yang mainnya bagus kan, karena itu sudah menjadi milik Armin Van Buuren yang tampil maksimal pasca Timmy selesai tampil.
Timmy hadir dengan berbagai macam gimmick dan humor yang membuat penontonnya terhibur dan tertawa melihat gayanya dia di atas panggung. Ia malah kebanyakan berjoget ketimbang mengatur lagu di dek DJ-nya sambil memainkan “terumpet sakti” miliknya itu. 
Di bagian akhir set, ia malah sempat membawakan lagu Bernadya sambil mengibarkan bendera Indonesia dan membuat saya berpikir “ini kayaknya Timmy ngelihat Spotify Wrapped Indonesia dulu sebelum ke sini.” Setelah Timmy menyelesaikan setnya, legenda Belanda Armin Van Buuren menutup hari kedua DWP 2024 di hari Sabtu, 14 Desember 2024 kemarin sekaligus menutup penampilan dua DJ humoris back to back ini. 
