Instagram: @achmadbaqas
Beyoncé resmi dinobatkan sebagai "Billboard's Greatest Pop Stars of The 21st Century dengan menduduki posisi puncak No.1 sebagai penutup akhir tahun 2024. Dengan perjalanan karier yang dimulai sejak usia muda bersama Destiny's Child, Beyoncé telah menjelma menjadi seorang seniman solo yang tak hanya berfokus pada musik, tetapi juga pada penciptaan budaya dan visual yang mendalam.
Setiap album dan proyeknya memperlihatkan sisi artistiknya yang luar biasa dan komitmennya untuk merayakan warisan budaya, terutama kehitaman, serta memberdayakan perempuan di seluruh dunia.
Album "Lemonade" (2016) menandai salah satu puncak dari kariernya. Album ini bukan hanya berisi lagu-lagu hits, tetapi juga menjadi karya multimedia dengan film visual yang memperlihatkan Beyoncé dalam sorotan yang sangat personal, mengungkapkan perasaan sakit hati, pengkhianatan, dan akhirnya pengampunan terhadap suaminya, Jay-Z, yang diduga berselingkuh.
"Lemonade" memperlihatkan Beyoncé dalam sisi yang lebih rentan dan introspektif, sekaligus merayakan akar budaya Afrika-Amerika melalui berbagai genre musik, dari R&B, rock, hingga country. Album ini sukses besar, baik secara komersial maupun kritis, meskipun tidak mendapatkan penghargaan Album of the Year di Grammy, sebuah penghargaan yang sering kali menghindar dari Beyoncé meski karyanya selalu berdampak besar.
Setelah merilis "Lemonade," Beyoncé tidak berhenti berinovasi. Pada 2018, ia berkolaborasi dengan suaminya dalam album "Everything Is Love", yang juga menandai rekonsiliasi mereka sebagai pasangan.
Namun, penggemar masih menunggu album solo Beyoncé yang tepat setelah "Lemonade", dan pada 2022, akhirnya Beyoncé merilis "Renaissance," sebuah karya ambisius yang menggabungkan sejarah musik klub dan ballroom, yang terinspirasi oleh mendiang sepupunya yang memperkenalkannya pada budaya tersebut.
"Renaissance" menjadi eksplorasi musikal yang penuh energi, dengan lagu-lagu seperti 'Break My Soul' dan 'Cuff It' yang menghidupkan suasana lantai dansa, serta menciptakan koneksi yang mendalam dengan budaya pop masa kini, termasuk fenomena TikTok.
Namun, yang lebih menonjol dari "Renaissance" adalah tur dunia "Renaissance World Tour" yang diadakan pada 2023. Tur ini menjadi salah satu perjalanan pascapandemi yang paling sukses, dengan Beyoncé membawakan album baru sekaligus memasukkan lagu-lagu klasik dalam katalognya.
Selain memberikan penampilan spektakuler, tur ini juga menjadi sorotan global di media sosial, dengan momen-momen ikonik seperti perubahan kostum, lirik yang dimodifikasi, dan kehadiran putrinya, Blue Ivy, yang tampil bersama Beyoncé di atas panggung. Tur ini membuktikan bahwa meskipun Beyoncé tidak lagi merilis single crossover besar, dampaknya terhadap budaya pop tetap tak tergoyahkan.
Pada 2024, Beyoncé mengejutkan para penggemarnya dengan proyek baru yang telah lama dirumorkan: "Cowboy Carter", yang dikatakan terinspirasi oleh musik country. Meskipun ia dengan tegas menyatakan bahwa album tersebut bukan album country, proyek ini dijanjikan untuk mengeksplorasi sejarah genre country dan bagaimana Beyoncé melihat dirinya dalam konteks tersebut.
Ini menunjukkan bahwa meskipun Beyoncé telah mencapai puncak kejayaan pop, ia tetap berani untuk bereksperimen dan mengeksplorasi musik dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Beyoncé bukan hanya seorang musisi; ia adalah seorang pembuat budaya dan pemimpin yang terus mendorong batasan seni dan pengaruh sosial.
Dengan lebih dari 20 tahun berkarier, Beyoncé telah membuktikan dirinya sebagai simbol ketahanan dan keunggulan, sebuah figur yang tidak hanya bertahan di garis depan industri musik, tetapi juga berkomitmen untuk menciptakan karya seni yang berdampak pada budaya dan sejarah musik populer.
Kehebatan Beyoncé tak hanya terletak pada musiknya, tetapi juga pada bagaimana ia mengubah dunia sekitar dengan setiap lagu, video, dan pertunjukan yang ia hadirkan.
Dalam perbandingan dengan Taylor Swift, yang juga telah mencapai kesuksesan luar biasa dalam kariernya, Beyoncé tetap menonjol dengan kehebatan yang lebih konsisten sepanjang dekade.
Taylor Swift memang memiliki pencapaian komersial yang tak tertandingi, seperti menjual jutaan album dan mencatatkan rekor dengan "1989" dan "1989 (Taylor’s Version)", namun Beyoncé terus menjadi simbol ketahanan dan eksplorasi artistik yang tak pernah berhenti.
Meskipun keduanya bersaing di puncak, Beyoncé tetap memiliki warisan yang lebih panjang dan lebih mendalam, menciptakan lebih dari sekadar musik tetapi sebuah gerakan budaya yang kuat.
Kehebatan Beyoncé adalah tentang berinovasi dan tidak pernah puas dengan pencapaian. Dengan setiap album, setiap pertunjukan, setiap kampanye promo, dan setiap keputusan artistik, ia menunjukkan kepada dunia apa artinya menjadi seorang legenda dalam industri musik.
Tidak ada yang dapat menandingi daya tahan dan keunggulannya selama lebih dari dua dekade, dan dengan proyek-proyek mendatang seperti "Cowboy Carter", Beyoncé menunjukkan bahwa ia masih memiliki banyak cerita untuk diceritakan dan momen besar untuk dihadirkan.