10 Album “Recycle” Indonesia yang Wajib Banget Kamu Dengar

Oleh: welly - 05 Feb 2021 | Views: 140

Ketika generasi penerus mengabadikan generasi pendahulu

Belakangan ini, terbukti bahwa lagu-lagu ‘berumur’ yang didaur ulang (alias “recycle”) oleh para artis kontemporer tidak hanya berpotensi mendulang kesuksesan, tetapi juga berpotensi menghembuskan nyawa baru di dekade yang baru ini. Sebut saja “Bahasa Kalbu” yang didaur ulang oleh Raisa, “Kala Cinta Menggoda” oleh NOAH, dan “Ruang Rindu” oleh Mawar de Jongh.

Kenyataannya, lagu-lagu tersebut memang memiliki kualitas yang sepatutnya hidup dan bernafas melampaui era ketika lagu-lagu ini pertama kali dipopulerkan. Berikut ini adalah rekomendasi album kompilasi yang mendaur ulang karya-karya generasi pendahulu sekaligus menambahkan warna orisinil yang lebih kontemporer.

10. ‘Best Cuts of Piyu’ (2016)

Front-man Padi bernama lengkap Satriyo Yudi Wahono ini berkolaborasi bersama beberapa artis pendatang baru (pada kala itu) untuk mendaur ulang beberapa karya terbaik band legendaris asal Surabaya tersebut. Salah satu “recycle” yang paling berkesan adalah “Belum Terlambat” yang dibubuhkan dengan groove khas Sandy Sondoro.

Dengar albumnya di Spotify.

9. ‘Masterpiece Maia Estianty’ (2020)

Producer-songwriter yang telah melambungkan nama sejumlah artis rekaman sepanjang dua dekade plus ini menggarap kembali beberapa karya terbaiknya bersama artis-artis Gen Z seperti Feby Putri dan Novia Bachmid. “Aku Baik-Baik Saja” yang didaur ulang bersama Pasto melukiskan potret narasi yang berbeda untuk lagu yang aslinya dibawakan oleh wanita.

Dengar albumnya di Spotify.

8. ‘From Us To U’ (2005)

Persembahan bagi seni-wati kebanggaan Tanah Air Titiek Puspa ini menghadirkan sesama legenda seperti almarhum Chrisye, Iwan Fals, dan Kahitna. Terlepas dari itu, kesatuan ensemble seluruh kolaborator untuk “Marilah Kemari” berhasil mengusung semangat seorang Titiek Puspa yang telah menginjak usia kepala delapan (namun masih tidak letihnya berkarya).

Dengar albumnya di Spotify.

7. ‘Detik Waktu: Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman’ (2018)

Bagi yang mungkin belum familier dengan nama Candra Darusman, he is essentially Indonesia’s Number One Jazz Hero. Populer sebagai personil grup jazz Karimata dan salah satu pencetus festival Jazz Goes To Campus, beliau menjadi pengaruh paling inspirasional bagi para artis yang mengisi album kompilasi yang satu ini--di antaranya almarhum Glenn Fredly, Andien, dan Danilla Riyadi. Mungkin bila harus memilih, kejutan paling mengesankan dari album ini adalah “Kekagumanku” yang dibawakan dengan sangat atraktif oleh Afgan.

Dengar albumnya di Spotify.

6. ‘Fariz RM & Dian PP In Collaboration With’ (2014)

Multi-instrumentalis papan atas Fariz RM dan legenda R&B almarhum Dian Pramana Poetra menjalin duet lintas generasi dengan artis-artis muda seperti Isyana Sarasvati, Angel Pieters, dan Fatin untuk mendentangkan “the future nostalgia”. Rendisi easy-listening Angel Pieters untuk “Biru” membuktikan bahwa dengan aransemen yang modern, lirik dan melodi lawas tersebut bisa beroleh naungan di pasar musik kekinian.

Dengar albumnya di Spotify.

5. ‘Tribute To Ian Antono’ (2004)

Para penguasa musik mainstream di awal millennium (di antaranya Gigi, Sheila on 7, dan Yovie & Nuno) mempersembahkan pujian tertinggi bagi gitaris band rock legendaris God Bless yang kini telah menginjak usia kepala tujuh. Ketika mereka semua bersatu untuk membawakan “Rumah Kita”, sepatutnya generasi muda bisa memahami mengapa Ian Antono diakui sebagai salah satu figur perintis lahirnya industri musik Indonesia.

Dengar albumnya di Spotify.

4. ‘Aransemen Ulang Lagu Orisinil Dari Film - Tiga Dara’ (2016)

Dikenal sebagai perintis utama perfilman musikal Indonesia, film Tiga Dara yang dirilis pada tahun 1956 turut menelurkan soundtrack yang masih menuai decak kagum hingga millennium baru. Mengusung atmosfer mesin waktu dengan nyawa modern, “Bimbang Tanpa Pegangan” versi Danilla pastinya mampu memuaskan dahaga pencinta musik yang merindukan swing jazz rasa Tanah Air.

Dengar albumnya di Spotify.

3. ‘Yovie And His Friends : IRREPLACEABLE (#takkanterganti)’ (2013)

Tiga tahun setelah memasuki dekade 2010an, Yovie Widianto membuka babak baru dalam karir panjangnya dengan mengajak kawan lama (seperti Hedy Yunus) dan kawan baru (seperti RAN) untuk memperkenalkan greatest hits-nya ke kawula muda. Kejutan terindah justru disumbangsihkan oleh “Mantan Terindah” yang dibawakan dengan sederhana namun elegan oleh the future diva, Raisa.

Dengar albumnya di Spotify.

2. ‘Pongki Barata Meets The Stars’ (2014)

Pongki Barata menghembuskan nyawa baru untuk beberapa karya terpilih Jikustik dengan bantuan senandung vokal kontemporer Rio Febrian, Astrid, Endah N Rhesa, dan masih banyak lagi. Album kompilasi ini dibuka dengan “1000 Tahun Lamanya”, kolaborasi lintas dekade yang dijalin dengan apik antara Pongki Barata dan Tulus. Rasa-rasanya memang benar: 90s trend is back!

Dengar albumnya di Spotify.

1. ‘Salute To Koes Plus / Bersaudara’ (2004)

Persembahan kepada Koes Plus ini diagungkan sebagai tidak hanya salah satu album “recycle” terbaik, tetapi juga salah satu album musik Indonesia terbaik sepanjang masa. Tangan dingin seorang Erwin Gutawa berhasil menyibakkan kemewahan dari melodi dan lirik band pop rock yang sempat menghiasi radio Indonesia lebih dari lima puluh tahun silam. Setiap lagu dibalut dengan produksi yang mewah dan megah, dengan Ruth Sahanaya berperan sebagai showstopper dengan “Andaikan Kau Datang".

Dengar albumnya di Spotify.

TENTANG PENULIS

Felix Martua adalah penulis, editor, traveler, kurator, dan cataloger bilingual (Bahasa Inggris dan Indonesia) untuk musik, hiburan dan all things pop culture. Felix bisa dihubungi via martuafelix00@gmail.com

welly