Creativedisc Exclusive Interview with JOAN: Ingin Menyentuh Penikmat Musik Lewat Lagu Pop ala 80-90an Mereka

Oleh: dundhee - 07 Apr 2021 | Views: 9

Mari berkenalan dengan duo asal Little Rock, Arkansas satu ini. Terdiri dari Alan Benjamin Thomas dan Steven Rutherford, mereka membentuk JOAN yang telah merilis beberapa lagu dan EP sejak tahun 2017. Dengan jumlah streaming hampir mencapai 50 juta di Spotify, JOAN kembali dengan sebuah single yang masuk ke dalam EP terbaru mereka yang berjudul ‘Brokenhearted’. Diambil dari EP “Cloudy”, lagu ini mempunyai beberapa versi, termasuk salah satunya adalah kolaborasi mereka bersama BEKA. Joan memang bukan nama baru di dunia musik. Mereka sempat menjalani tour bersama musisi-musisi seperti COIN, Jeremy Zucker, hingga HONNE. Bersama HONNE, mereka bahkan sempat menyambangi negara-negara di Asia seperti Thailand, Singapore, hingga Hongkong.

JOAN menghadirkan warna yang berbeda dengan musik-musik yang mereka rilis. Kentalnya nuansa pop 80-an dan 90-an di lagunya membuat para penikmat musik seakan dibuat bernostalgia ketika mendengarkan lagunya. Ditemui secara virtual beberapa waktu lalu, Alan menjelaskan alasan mereka memilih era 80-90an sebagai era inspirasi mereka dalam bermusik. “Kami melihat era tersebut adalah era yang magical. Itu adalah waktu dimana soundtrack sangat banyak dirilis. Saat kamu mendengarkan lagu soundtrack, kamu bisa sangat tersentuh karena lagu dibarengi dengan visual dari film tersebut. Saat muncul adegan sedih, lagu sedih juga diputar. Itu berlaku juga untuk adegan bahagia, romantis, dan lain sebagainya,” kisah Alan. “Itulah yang membuat kami berpikir, bagaimana caranya menerapkan hal itu ke musik kami walau tidak selalu didampingi oleh sebuah film. Itu juga yang selalu kami kejar ketika menulis lagu. Apa yang membuat kita ‘merinding’ ketika mendengarkan lagu dan dapat membuat orang merasakan hal itu juga,” tambahnya.

Tidak salah memang kalau dibilang kehadiran Joan memberikan kesegaran tersendiri di dunia musik, terutama untuk mereka yang sangat suka dengan lagu-lagu pop lawas. Ini juga bisa menjadi salah satu penanda bahwa musik pop lawas tadi masih bisa dipoles sedemikian rupa sehingga masih terdengar kekinian tanpa menghilangkan nuansa lawasnya.

Di EP terbarunya “Cloudy”, baik Steven dan Alan sudah menyiapkan konsep tersendiri yang ingin mereka hadirkan. Hal itu juga tertuang di EP lanjutan “Partly Cloudy” yang menyajikan lagu-lagu di EP “Cloudy” namun dengan pendekatan yang berbeda dan penambahan nama musim di belakang judul lagunya. “Saat kami menulis Cloudy, itu merupakan sebuah penanda periode di tahun kami membuatnya. Kami punya memori saat menulis lagunya di musim panas, merekam di musim gugur, hingga akhirnya menyelesaikan di musim semi. Kami membuat Cloudy juga dengan sambil membayangkan akan membawakan lagu-lagu ini secara langsung. Saat kami mendapati kenyataan pandemik sedang terjadi dan kami tidak bisa mengadakan tour, kami akhirnya berpikir untuk bagaimana jika kami mengerjakan ulang lagu-lagu di Cloudy untuk bisa juga didengarkan oleh orang-orang di rumah yang sedang menikmati pemandangan dunia luar dari jendela rumahnya, dan itu adalah satu alasan yang paling masuk akal,” ungkap Steven. “Kamipun senang karena dapat memberikan 2 sisi yang berbeda dari makna lagu yang telah kami tulis,” pungkasnya.

Simak obrolan lengkap Creativedisc bareng Alan dan Steven dari Joan di video dan podcast di bawah ini.

Interview by Dundhee Yuwono.

dundhee