Never Growing Up With Avril Lavigne

Oleh: welly - 14 Mar 2014

Bagaimana merangkum perjalanan 10 tahun seorang Punk Princess? Rasanya satu setengah jam dan 17 setlist lagu tidak sanggup memenuhi semuanya. Bagaimana aturan yang pas untuk memuaskan seluruh penggemar? Avril Lavigne tahu jawabannya.

Tepat jam 8 malam lampu Gedung Istora Senayan dimatikan. Bersamaan dengan itu histeria dan sorakan para fans tidak hentinya terdengar. Sambil mengayunkan light-stick berwarna-warni, mereka memanggil sang artis. Semuanya terhenyak ketika Avril menyapa, “Halo, Jakarta!” dia menyanyikan Hello Kitty sebagai track pembuka, dia siap memuaskan penggemarnya.

Image and video hosting by TinyPic

Anthem sakit hati, “Girlfriend” dihadirkan berikutnya. Rupanya Avril tidak ingin melepaskan momentum dan terus menyuruh fans untuk bergoyang. Di barisan festival seluruh penonton bergemuruh menyanyikan bagian refrain, ditemani sinar lampu berwarna pink. Inilah imaji Avril ketika fase dia ingin lepas dari sisi gloomy dan muram di album terdahulu. Malam itupun tidak hentinya dia melepas senyum dan terus menyapa penonton.

Paruh pertama konser rasanya dihadirkan bagi mereka yang mengenal Avril setelah era Goodbye Lullaby. Barisan nomor-nomor dari album Avril Lavigne (2013) seperti “Rock n Roll”, “Bad Girl” (yang menampilkan visual wajah Marylin Manson di layar) dan single andalan “Here’s to Never Growing Up” dilepas Avril sebagai jawaban atribut musik yang disebutnya punk-pop-rock teenager.

Bagaimana dengan para fans lama? “Let Me Go” dipakai sebagai bridge yang tepat untuk menyudahi segmen pertama konser. Lagu yang aslinya dinyanyikan bersama sang suami, Chad Kroeger, dibawakan secara solo dan dibantu suara dua dari pemain gitar dan bass. Avril ingin melanjutkan suasana balada yang kemudian membius penonton ketika “My Happy Ending” dilantunkan.

Rasanya koor massal tidak pernah terputus, sebagai bukti bahwa banyak yang menyimpan kenangan bersama track tersebut. Menariknya, selama Avril bernyanyi barisan footage dari awal karirnya ditampilkan sebagai background. Makin lengkaplah perjalanan untuk mengenal kembali gadis bengal yang mempopulerkan bahwa semua orang mempunyai jati dirinya masing-masing.

Visualisasi yang hadir sangat membantu untuk menikmati riuhnya konser. Entah itu gambar Hello Kitty yang dibajak menjadi lebih rock and roll, lampu berwarna pink yang ditembakkan secara acak, atapun video klip yang diputar secara lengkap. Satu momen yang sangat emosional ketika foto Evan Taubenfeld ditayangkan sebelum track “Don’t Tell Me” dan Avril mempersembahkan lagu tersebut untuk perjalanan kariernya bersama sang rocker. “Complicated” hadir sebagai penutup segmen balada, sudah bisa ditebak bahwa seluruh penonton terus bernyanyi tanpa henti.

Memasuki paruh selanjutnya penyanyi kelahiran tahun 1984 ini menaikkan temponya kembali. Dia bermain gitar sambil bernyanyi “He Wasn’t”. Yang menjadi kejutan adalah “Losing Grip”! Whooa! Maklum saja, track ini bisa dikatakan sudah sangat lama. Seirama dengan “Sk8eir Boi” yang dijadikan sebagai track penutup. Membuat penonton di area festival kembali bergoyang. Saya sempat bertanya, apa lagi yang tersisa dari barisan set-listnya?

Rupanya itulah ujung Konser Avril malam itu. Hah? Lampu panggung dimatikan, Avril dan para pemain band pendukung kemudian meninggalkan panggung. Seperti standar sebuah konser, Avril melakukan encore ketika penonton tidak hentinya berteriak “We want more! We want more!” Tidak lama kemudian intro “What the Hell” terdengar dan jadilah pesta dilanjutkan kembali. Way to go, missy! Saya menantikan track dari album favorit saya “Goodbye Lullaby” dan “Smile” hadir sebagai jawabannya.

Ketika intro “I’m With You” mulai mengalun, seketika ruangan indoor hening. Sebanyak 2 kali intronya dimainkan, seolah menyiapkan para penonton untuk menghela napas dan bersiap untuk ikut bernyanyi. Stamina Avril patut diacungi jempol. Setelah berlarian kesana-kemari, vokalnya tetap prima. Bahkan untuk bagian nada-nada tinggi di track ini mampu dihadirkannya dengan sempurna. Beberapa kali dia mengajak penonton bernyanyi dengan menyorongkan mic-nya. Whoa! Sebuah track penutup yang manis, menyisakan kenangan perjalanan musik Avril Lavigne. Dengan 5 album, imaji yang dia ciptakan dan barisan fans yang setia, layaklah konser tersebut patut dikenang.

(iQko / CreativeDisc Contributors)

Photo by: Budi Susanto

Thanks to Marygops Studios

welly
More from Creative Disc