Album of the Day: James Bay - Chaos and the Calm

Oleh: admincd - 28 May 2015

Released by: Released by Universal Music Indonesia

Semenjak dibuka dengan track 'Craving', sebuah anthem pop-folk berbau soul yang membuka album "Chaos and the Calm", penyanyi asal Inggris, James Bay, sudah menjanjikan dengan tepat guna apa yang akan dibawakannya dalam album debut ini. Album yang dirilis setelah ia memantapkan diri dengan merilis beberapa EP. Vokalnya yang sedikit sentimentil, meski tidak mendayu, menjadi senjata utama dalam menggerakkan lagunya.

Dan sentimentalia yang sama terdapat dalam track berikutnya, 'Hold Back the River', yang menggabungkan antara indie-rock dengan (juga) soul. Kekuatan lagu ini adalah dimana Bay memainkan vokalnya sedemikian rupa, lirih pada beberapa bagian, dan bertenaga di bagian lain, mengalirkan semangat up-lifting dengan sangat baik. Tidak heran jika lagunya tidak hanya terdengar antemik namun juga menggugah pendengaran.

Menggugah juga dapat dirasakan di track 'Let It Go'. Track ini memperlihatkan kecemerlangan Bay dalam menyajikan lagu soul berbalut folk yang merdu dan melankolis. Sedikit ada rasa getir, tapi sesuai dengan aspek tematis lagunya. Sebuah lagu yang sekali dengar saja tidak cukup dan perlu untuk didengar lagi dan lagi.

Berdasarkan tiga track pembuka ini, "Chaos and the Calm" sudah memberikan impresi yang kuat. Bagaimana dengan berikutnya? Ternyata Bay mampu mempertahankan ritme yang sudah dibangunnya dengan cukup baik. Secara umum albumnya merupakan komposisi antara rock klasik, indie-pop/rock, Americana, folk, dan soul serta taburan gospel di beberapa lagu. Dengan corak demikian, seharusnya sudah punya bayangan apa dan bagaimana album ini dan juga Bay.

Bayangkan John Mayer namun dengan vokal yang terdengar seperti James Blunt. Demikian mungkin jika penggambaran sederhananya. Tapi Bay dan "Chaos and the Calm" punya kekuatan sendiri tanpa harus dibanding-bandingkan dengan para seniornya tersebut.

Bay mampu memadukan antara rock yang cukup maskulin dengan sentimentalia, tanpa harus kedua unsur tersebut saling sikut-menyikut untuk terlihat paling menonjol. Mendengarkan 'Best Fake Smile', sebuah rock up-tempo yang bergelora, kita bisa membayangkan betapa atraktifnya Bay saat memainkan lagunya saat pertunjukkan live. Sementara dalam 'Move Together' ia akan menghipnotis dengan permainan vokal emosional yang meliuk-liuk.

Mendengarkan track-track seperti retro-disco-soul 'When we Were On Fire' atau rock yang tak kalah retronya, "Get Out While You Can", Bay sepertinya memang memiliki kecenderungan untuk mencurahkan musikalitasnya kepada gaya bermusik yang lebih...klasik. Seolah-olah ia masih betah tinggal di masa lampau. Ini mempengaruhi cita rasa "Chaos and the Calm" secara keseluruhan. Sebuah album dengan nuansa vintage yang kaya.

Bukan berarti album ini terdengar kuno. Tidak juga. Bay tetap terdengar kekinian. Ini jelas terdengar pada cara bernyanyinya yang jelas lebih kontemporer di bandingkan gaya bermusiknya. Lagi pula, pada beberapa bagian lagu-lagu tetap dibalut dengan pendekatan urban, yang membedakan dengan genre yang menjadi tributnya.

Mungkin contoh sempurna untuk menggambarkan 'Chaos and the Calm" dalam satu lagu adalah track 'Scars'. Ia merupakan representasi untuk penggambaran di atas. Namun yang lebih penting, track ini memamerkan kekayaan referensi Bay dalam bermusik, sekaligus menunjukkan subtilitasnya sebagai penyanyi.

Subtilitas adalah kuncinya. Tidak heran jika Bay terdengar sentimentil. Meski rasa-rasanya setelah mendengarkan albumnya sampai tuntas, sentimentil adalah penggambaran yang terlalu sederhana bagi Bay. Ia hanya ingin menyanyikan lagu-lagu dengan konteks yang personal dan juga humanis. Lagu-lagu yang seolah berbicara langsung ke pendengarnya.

Album ditutup dengan 'Incomplete', sebuah track balada manis yang menyeruak dengan perasaan haru yang tebal. Bay seolah menegaskan jika karyanya masih belum sempurna. Sebuah karya yang masih tetap berevolusi dan menemukan bentuk sejatinya. Terlepas dari itu, "Chaos and the Calm" tentunya tetap merupakan sebuah album yang sangat layak untuk didengar.


TRACKLIST

1. "Craving" 3:47

2. "Hold Back the River" 3:59

3. "Let It Go" 4:21

4. "If You Ever Want to Be in Love" 3:58

5. "Best Fake Smile" 3:26

6. "When We Were On Fire" 3:59

7. "Move Together" 4:37

8. "Scars" 4:32

9. "Collide" 3:24

10. "Get Out While You Can" 4:43

11. "Need the Sun to Break" 3:46

12. "Incomplete" 3:41

Haris

CreativeDisc Contributor

@oldeuboi

admincd