Menyaksikan Ambisi Macklemore & Ryan Lewis Serta Impian Mereka Yang Terwujud Di Jakarta

Oleh: admincd - 16 Aug 2016

“Saya memulai semua ini dari bawah. Bersama XP, saya sudah ngerap lebih dari 10 tahun yang lalu. Mulai dari gig-gig skena hip hop lokal, klub malam murahan, sampai bar olahraga sepi dan kita tampil di bawah televisi besar di pojok ruangan”.

Kurang lebih begitulah Macklemore berceloteh dari atas panggung di sela-sela penampilannya di We The Fest 2016, di Jakarta pada Sabtu (13/8) malam lalu. Lalu kemudian ia melanjutkan, “Tapi ketika aku mendengar bahwa akan tampil di Jakarta, aku merasa ‘Jakarta? Apa kamu yakin? Jakarta?”

Macklemore boleh tidak percaya bahwa malam itu ia sedang tampil di hadapan publik Jakarta. Tapi antusias penonton begitu besar ketika ia melompat keluar dari belakang panggung usai rekan seperjuangannya, produser, sekaligus orang yang paling bertanggung terhadap karirnya selama 10 tahun terakhir, Ryan Lewis mulai menekan turn table dan memainkan repertoir pertamanya.

Hingga lagu ‘Buckshot’, Macklemore belum sempat menyapa penontonnya. Baru kemudian ia bercerita tentang pengalaman kurang menyenangkannya saat tiba di Jakarta beberapa jam sebelumnya.

“Aku ditahan oleh orang imigrasi. Aku boleh masuk ke Indonesia, tapi mereka bilang keluargaku tidak bisa masuk karena bermasalah. Aku berpikir, atau jangan-jangan nenekku pernah mabuk sembarangan di Jakarta tahun 70-an?” katanya dari atas panggung.

Rupanya, itu adalah gaya komunikasi jenaka khas Macklemore sebelum mulai membawakan lagu berikutnya yang berjudul ‘Brad Pitt’s Cousin’.

macklemore-wtf-02

Pemilik nama asli Ben Haggerty itu tampil liar sepanjang set membawakan mayoritas lagu-lagu dari album terbarunya ‘The Unruly Mess I’ve Made’ yang rilis pada awal tahun ini. Sesekali, ia menyelipkan beberapa hit andalannya seperti ‘Thrift Shop’, lagu yang membuat ia akhirnya bisa dikenal banyak orang itu di dalam set lagu-lagu barunya.

Macklemore bukanlah wajah baru dalam skena hip hop independen Amerika Serikat. Tumbuh besar di Seattle, ia memutuskan serius menekuni hip hop setelah mendengarkan lagu-lagu Wu Tang Clan. Hasilnya, bisa dibilang kini ia dikenal sebagai rapper kulit putih terkenal kedua setelah Eminem.

Dua trofi Grammy Awards dibawa pulang olehnya pada tahun 2014 lewat album ‘The Heist’. Buah kerja keras lainnya bersama Ryan Lewis, si produser serba bisa yang memutuskan bekerjasama dengan Macklemore di tahun 2008 silam. ‘Can’t Hold Us’ mendunia, jadi anthem Top40 di semua stasiun radio. Walaupun sebagian besar masih banyak yang belum mendengarkan lirik-lirik ambisius Mack di lagu lainnya, ia tetap digemari.

Lagu-lagu seperti ‘Ten Thousand Hours’, ‘Thin Line’, ‘White Previlige’ hingga ‘Light Tunnels’ adalah beberapa di antara nomor ambisius Macklemore dengan lirik yang berisikan kritik, protes, dan kejengahan akan kelakuan orang-orang rakus dan suka menindas dengan satir yang khas. Tercatat hanya ‘Light Tunnels’ yang dibawakan oleh Macklemore malam itu.

“Kita datang ke sini untuk bersenang-senang. Untuk berada dalam kedamaian. Kalau memang kita berbeda kenapa kita tidak bisa harmonis dalam perbedaan tersebut?” Seru Macklemore menyampaikan pesan ‘unity in diversity’ dalam pandangannya sebagai seorang Amerika Serikat sebelum membawakan ‘Same Love’.

macklemore-wtf-03

Ia pun ikut mengutuk hal-hal yang menyebabkan kebencian yang terjadi di negaranya,  seperti propaganda politik menjijikan yang dilakukan oleh Donald Trump. Atau kejadian teror mengerikan di seluruh dunia.

“Kalian mungkin tahu apa yang akan terjadi di Amerika Serikat dalam waktu dekat. Sebuah pemilihan presiden. Fuck, Donald Trump!” ujarnya santai.

Selanjutnya, Macklemore benar-benar menyajikan sebuah konser hip hop yang sangat dinamis. Hook yang tajam dibawakan Macklemore setiap lirik lagu yang menceritakan banyak hal mulai dari tentang putrinya yang berumur satu tahun, tentang mimpi-mimpi besarnya di atas sepatu Air Jordan, hingga tentang makanan enak yang membuatnya lupa diet.

Ryan Lewis tentu tak ketinggalan. Bersama sejumlah musisi pengiring, sesekali ia tak hanya sibuk di belakang turn table tapi juga muncul keluar menggebuk bass drum untuk menyuplai beat dan menjaga tempo lagu yang dibawakan, atau ikut menemani seorang pianis di sisi panggung.

Hujan yang sempat mengguyur kawasan Senayan tidak membuat para penonton berdiam diri begitu Macklemore mulai menyanyikan lagu ‘Can’t Hold Us’. Semua bernyanyi bersama, terlebih saat ia memutuskan turun ke area penonton dan melakukan crowd surfing jelang puncak lagu.

Lampu dipadamkan, giliran aksi encore dilakukan. Didukung dengan materi visual yang naratif serta menghibur di layar panggung, Macklemore kembali dengan jaket bulu dan kemudian menggantinya lagi dengan leather jacket yang masih tetap berbulu.

‘And We Danced’ kemudian dibawakan menyusul ‘Dance Off’ yang didukung oleh suara Idris Elba di versi asli lagunya. Aksi spontan terjadi. Macklemore mengajak Rich Chigga, bocah berusia 16 tahun yang belakangan mendadak terkenal dengan hitnya yang berjudul ‘Dat $tick’ ke atas panggung.

Penonton bersorak begitu melihat Rich Chigga. Sebagian memang menggemarinya, sebagian lagi merasa iri karena rapper berbakat Indonesia yang sukses mencuri perhatian penggemar hip hop internasional ini diajak ke atas panggung dan diminta menari oleh Macklemore.

Last but not least, ‘Downtown’ pun dibawakan oleh Macklemore serta munculnya Eric Nally, si vokalis nyentrik dengan gayanya yang asyik muncul di panggung menyanyikan bagian reff-nya. Pria kurus tinggi berkumis itu dengan lincahnya melompat dari satu sisi panggung ke sisi lainnya sambil bernyanyi.

Sebelum meninggalkan panggung, Macklemore sempat berpesan agar selalu mendukung skena hip hop independen. Dari sanalah menurutnya banyak rapper berkualitas lahir dan menciptakan banyak lagu dengan pesan dan makna yang mendalam.

“Kami tidak pernah menyangka bahwa kami akan tampil di sini. Terima kasih untuk kalian semua. Musik kami telah pergi ribuan kilometer hingga akhirnya sampai di Jakarta. Kalian telah membuat mimpi sederhana kami tercapai: musik kami didengar oleh semua orang,” tutup Macklemore jelang tengah malam. (Syf)

Teks:

@thesyaifan

admincd
More from Creative Disc