Album of the Day: Sophie Ellis-Bextor - Wanderlust

Oleh: admincd - 01 May 2014

Apik! Itu yang paling pertama terlintas di benak saya saat mendengarkan album ini. Benar-benar kejutan, Sophie Eliis-Bextor berlaku sensual dalam 'Birth of an Empire', track pembuka dalam "Wanderlust". Bukan hanya itu, ia mencoba untuk melepas baju dance dan electropop sejenak untuk melakukan mix and match drama dan roman dalam gaya pop terbarunya. Bantaian demi bantaian kejutan merupaka efek yang tak terelakkan saat kita mendengarkan album ini.

Sering kali kita menyebut corak vokal tipis dan lembut yang Sophie miliki sebagai sebuah kekurangan. Itu menyebabkan dirinya hanya bisa tampil pada satu warna tertentu dan tak bisa melakukan banyak eksperimen. Itu semua dipatahkan dengan album ini. Lihat bagaimana ia menyanyikan lagu yang akan kelam, Lana style, atau boleh juga disebut sebagai Bond style, 'Until the Stars Collide'. We'll be surprised of what her voice can actually do. Kontras terhadap hal tersebut, 'Runaway Dreamer' menawarkan keceriaan yang sendu, sentimentil dan emosional dalam waktu yang bersamaan, mengefeksampingkan perasaan bahagia yang bisa dan biasa terpancar dari lagu dengan vibe demikian.

Progress tempo dalam album ini meningkat saat lagu menginjak track selanjutnya, 'The Deer & the Wolf'. Dongeng yang Sophie ceritakan dalam lagu ini terdengar agak usang. Mohon maaf, tapi Sophie dan britpop tak begitu harmonis mengarungi pernikahan mereka.

Separuh dari kejayaan album ini dimiliki oleh Ed Harcourt, partner Sophie dalam menulis lagu, sekaligus menjadi orang yang bekerja keras memproduksi lagu-lagu tersebut. Bagi sebagian orang yang menganggap album ini adalah kemunduran bagi karir Sophie, mereka menyalahkan Ed sejak 'Young Blood' dirilis sebagai single menjelang akhir tahun 2013 lalu. Tak semua orang suka akan kejutan, sehingga tak dapat disalahkan juga mereka yang merasa dirugikan atas kejutan yang Sohpie buat di album ini.

Padahal, jika ingin membuka hati dan berpikiran positif, kapan lagi Sophie bisa menggali potensi yang masih terkubur dalam dirinya. Ia telah mencapai masa dimana tak lagi mengejar angka, tapi lebih pada peningkatan mutu. Dan 'Young Blood' jelas membuktikan niatan tersebut. Ini tipikal lagu yang bisa membuat penggemar hanyut dalam emosi, larut dan tenggelam di dalamnya dengan suka rela. Dan setelah "Wanderlust" dirilis utuh dalam kemasan berisi 11 lagu, kita tak lagi boleh memandang Sophie sebelah mata. Karena album ini memiliki kekuatan revolusioner bagi Sophie dan setiap telinga yang sudah tanggap akan keberadaannya.

Sentimentil adalah kata baru bagi Sophie, dan ia menguasainya sepenuhnya. Bagian kedua dari album setelah 'Interlude' banyak dipengaruhi dengan style folk. '13 Little Dolls' yang paling kentara, sementara 'Love is a Camera' dan 'Cry to the Beat of the Band' dituangi porsi yang lebih sedikit. Tapi bagaimana menutup album ini agar sesuai dengan ancang-ancang yang digariskan dari awal? Lucuti tempo, senyapkan suasana, dan biarkan vokal Sophie mengalir di ruang dengar untuk 'When the Storm has Blown Over'. Pantas kalau "Wanderlust" disebut sebagai salah satu album terpenting dalam karir Sophie. Adalah ia yang beda mencolok, plus prestasinya di chart album UK yang menentukan prestasi tersebut. All thumbs up for our girl, Sophie Eliis-Bextor.

Official Website

Rate the albun: [ratings]

Buy album on iTunes

(Ai Hasibuan / CreativeDisc Exclusive Singles)

TRACKLIST

1."Birth of an Empire" 3:48

2."Until the Stars Collide" 3:39

3."Runaway Daydreamer" 4:00

4."The Deer & the Wolf" 3:54

5."Young Blood" 4:28

6."-Interlude-" 2:23

7."13 Little Dolls" 3:32

8."Wrong Side of the Sun" 3:50

9."Love Is a Camera" 4:13

10."Cry to the Beat of the Band" 3:38

11."When the Storm Has Blown Over" 3:31

admincd
More from Creative Disc