Bernostalgia di Konser Jakarta Dekade

Oleh: welly - 20 Nov 2014
Bernostalgia di Konser Jakarta Dekade

Menghadiri Exclusive Concert from the Old Time Best Jakarta Dekade tanggal 14 November 2014 yang lalu tak ubahnya memasuki lorong waktu, dimana kita seperti kembali ke dekade 70-an, 80-an dan 90-an. Penonton yang hampir memenuhi semua tempat duduk di Balai Sarbini, The Plaza Semanggi malam itu kembali bernostalgia ke zaman mereka muda dulu melalui lagu-lagu dan artis-artis legendaris.

Konser ini merupakan rangkaian dari konser Dekade yang dipromotori oleh Mahana Live dan didukung oleh Trans Event dan Maha Buana Cahaya. Konser Jakarta Dekade ini menampilkan Ermy Kullit, Fariz RM, Koes Plus, 2D (Deddy Dhukun & Dian Pramana Poetra), serta 2 artis mancanegara yaitu Daniel Sahuleka, dan Sheila Majid. Sebelumnya Mahana Live sukses menggelar konser serupa tanggal 15 February 2014 di Bandung dengan deretan artis yang hampir sama. Nicky Astria dan Vina Panduwinata yang ikut mengisi acara di Bandung kali ini digantikan oleh Sheila Madjid dan 2D.

Tepat pada pukul 20:05, lampu dipadamkan dan MC memberikan sedikit kata sambutan sebelum konser dimulai. Kemudian big screen menampilkan profil dan sedikit ulasan mengenai penyanyi pertama yang tampil malam itu yaitu Ermy Kullit atau yang dulu lebih dikenal dengan Selena Jones nya Indonesia. Penyanyi jazz wanita yang mempunyai nama lengkap Ermy Maryam Nurjannah Kullit kelahiran Menado 59 tahun yang lalu ini sudah berkarir sejak tahun 1973 sampai sekarang dan sudah menelurkan lebih dari 20 album.

Malam itu Ermy Kullit terlihat anggun mengenakan gaun panjang hitam meng-cover “Mack The Knife”, tembang lawas di awal tahun 60an sebagai lagu pertama. Ada sekitar 8 lagu yang berasal dari berbagai albumnya yang dinyanyikan antara lain: “Tergoda”, “Sesal”, “Sangka”, “Kau Yang Kusayang”. Ada juga lagu “Kasih dan Pasrah” ciptaan Richard dan Ryan Kyoto. Di setiap jeda lagu, terlihat Ermy berinteraksi & melontarkan sedikit guyonan kepada penonton. “Pertama & Terakhir” dibawakan sebagai lagu terakhir.

Musisi kedua yang tampil adalah duo 2D yang pernah menjadi idola kawula muda ditahun 80-90an, yaitu Dian Pramana Poetra dan Deddy Dhukun. Deddy Dhukun sempat menyatakan di big screen yang ditampilkan sebelumnya bahwa dia tidak dapat tampil di acara ini karena sakit. Dian Pramana Poetra naik ke panggung sendirian, dia menjelaskan bahwa dengan sangat menyesal bahwa temannya Deddy Dhukun tidak dapat bernyanyi bersamanya karena sakit. Tentu saja, para fans-nya tidak percaya & langsung berteriak: “bohong..bohong”. Benar saja, tak lama kemudian, Deddy Dhukun dengan dipapah oleh dua orang crew memasuki stage dengan bepura-pura lemas & tampak sakit. Duo penyanyi pop jazz yang masih terlihat kompak ini membawakan lagu pertamanya Biru. Kemudian berturut-turut sekitar 6 lagu dari semua album 2D selama 30 menit dinyanyikan antara lain “Bohong”, “Melayang”, “Keraguan”, “Masih Ada”, “Kau Seputih Melati” serta beberapa lagu ciptaan Fariz RM dibawakan secara medley oleh 2D. Hampir diseluruh tembang yang dibawakan 2D penonton ikut ber-sing a long. Duo 2D juga terlihat sangat akrab dengan para penonton nya terutama yang duduk di area bawah. Beberapa kali tampak Deddy Dhukun turun dari stage, dan berjalan di area penonton VIP dan mengajak mereka ikut bernyanyi dan sedikit bersenda gurau. Terutama dengan artis Dorce Gamalama yang hadir malam itu. Dengan sedikit bercanda Deddy juga meminta Dorce untuk memberikan ciuman dipipinya dan sebagai hadiahnya Dorce diberikan buket bunga..!

Fariz Rustam Munaf atau lebih dikenal dengan nama Fariz RM adalah performer selanjutnya. Pria kelahiran tahun 1959 ini sudah merilis tidak kurang dari 20 album solo, 72 album kolaborasi, 18 album soundtrack, 27 album produksi serta 13 album internasional yang dirilis di benua Asia Pasifik dan Eropa. Fariz membuka penampilannya malam itu dengan “Susi Bhelel”. Tampak penonton hanya asyik mendengarkan Fariz bernyanyi, begitu juga dibeberapa lagu lainnya yang agak sedikit berirama jazz fussion seperti “Kurnia & Pesona”, “Sungguh”, “Hasrat & Cinta”. Malam itu Fariz yang juga merupakan paman dari penyanyi Sherina Munaf ini, mengenakan kostum kasual, setelan kaos hitam lengan panjang dan celana kulit warna coklat lengkap dengan sepatu boots tingginya serta memainkan keyboard yang diselempangkan di dadanya. Ketika tembang “Sakura” dan “Barcelona” yang dinyanyikan, barulah penonton ikut bernyanyi bersama.

Line-up berikutnya yang tampil adalah Koes Plus, band yang menjadi legenda dan pelopor music Pop dan Rock n Roll di Indonesia sejak akhir 60-an. Sejak menaiki stage, para penonton langsung bersorak dan bertepuk tangan meriah menyambut mereka yang kini beranggotakan Yon Koeswoyo yang tetap sebagai lead vocal merangkap rhythm guitarist, Danang (lead guitarist dan Keyboard), Sonny (bassist dan backing vocalist), dan Seno (drummer). Meskipun hanya menyisakan Yon Koeswoyo sebagai original member dengan usia yang sudah menginjak 74 tahun, tapi Koes Plus menjadi line-up yang paling ditunggu malam itu, terbukti hanya pada penampilan Koes Plus lah penonton tanpa henti ber-sing along dan berjoget dari lagu pertama “Why Do You Love Me” sampai lagu penutup “Kapan-Kapan” dibawakan. Beberapa lagu lainnya yang dimainkan Koes Plus malam itu adalah “Kolam Susu”, “Buat Apa Susah”, “Pelangi”, “Muda-Mudi”, “Bunga Di Tepi Jalan”, “Kisah Sedih Di Hari Minggu” dan “Andaikan Kau Datang Kembali”.

Daniel Sahuleka yang tampil setelah Koes Plus juga memberikan tontonan yang tidak kalah serunya. Pria berdarah Maluku dan Sunda dan dan menjadi warga Negara Belanda ini adalah penyanyi yang tidak terhitung menelurkan karya-karya emas-nya. Siapa yang tidak kenal dengan lagu “Don’t Sleep Away This Night”, Hampir semua orang ikut menyanyikan lagu ini bersama Daniel di konser ini. Daniel Sahuleka, seperti biasa duduk di kursi dan memainkan gitar akustik-nya kecuali untuk lagu “Don’t Sleep Away This Night” yang dia bawakan dengan iringan Minus One. Mengenakan kaos you can see putih dan celana jeans hitam, dia memainkan lagu-lagu hits-nya antara lain ; “If I didn’t”, “The Sun Flight”, “Rain”, “I Adore You”, “Will You Still Be There in The Morning”, dan “You Make My World So Colorful”. Setiap jeda antara lagu dia bercerita dalam Bahasa Indonesia yang kadang dicampur dengan Bahasa Inggris tentang bagaimana lagu itu dia ciptakan.

Penutup konser 4 jam Jakarta Dekade malam itu adalah penyanyi asal negeri jiran Malaysia yang sudah tidak asing lagi namanya di Indonesia ; Sheila Madjid. Penyanyi berperawakan mungil kelahiran Kuala Lumpur, Malaysia 3 January 1965 yang dikenal di Malaysia sebagai Queen of Jazz, malam itu terlihat sangat anggun mengenakan gaun biru panjang. Sosok Sheila Madjid yang terkenal dengan lagu “Antara Anyer dan Jakarta” itu sempat menyampaikan bahwa dia merasa terhormat berada satu panggung dengan legenda-legenda musik Indonesia. Dan Sheila juga menyatakan dia tampil diakhir acara bukanlah karena dia yang terbaik, tapi karena dialah yang paling muda. “This is what we call ‘Respect’, tambahnya. Sayangnya, Sheila cuma membawakan 5 lagu dalam penampilannya malam itu yaitu ; “Dia”,”Legeda”, “Aku Cinta Padamu”, “Antara Anyer dan Jakarta”,ditutup dengan “Sinaran”.

Text: Desvita M. Widyas

Photo: Budi Susanto

Thanks to Mahana Live

welly