Album of the Day: Calvin Harris - Funk Wav Bounces Vol. 1

Oleh: admincd - 21 Jul 2017

Columbia Records

Adam Richard Wiles atau yang lebih dikenal dengan Calvin Harris, telah mencuri perhatian semenjak 10 tahun lalu merilis album debutnya, "I Create Disco". Album tersebut, bersama dengan susulannya, "Ready for the Weekend" (2009), menegaskan sosok Harris sebagai salah satu musisi di skena dance yang dengan berani mengusung nu-disco, meski tentunya di beberapa kesempatan tetap tidak segan membawakan EDM yang lebih mainstream.

Namun kepopuleran Harris tentunya meroket saat ia justru memeluk EDM mainstream tadi dengan lebih erat melalui dua album suksesnya, "18 Months" (2012) dan "Motion" (2014), yang memberikan kita barisan hit single demi hit single yang fenomenal. Kolaborasinya dengan Rihanna atau Ellie Goulding, nama panas di skena pop, memuluskan jalan Harris tidak hanya menjadi DJ papan atas, namun juga superstar. Ditambah dengan transformasi fisik menjadi lebih kekar dan tampilan metroseksual ala model yang menyusul kemudian, menyempurnakan sosok kebintangannya. Menjadi pacar Taylor Swift adalah bonus tersendiri.

Selepas "Motion", Harris mencoba mengubah gaya bermusiknya dengan menghadirkan lagu-lagu yang bergerak di ranah deep house, melalui single-single sukses seperti 'How Deep Is Your Love' atau 'This Is What You Came For', yang lagi-lagi mengajak Rihanna. Namun jika mengira lagu-lagu ini akan menjadi materi untuk album baru Harris, ternyata kita salah. Sebagai kejutan, ia menyusulnya dengan sebuah track laidback bergaya reggae dan tropical, 'Slide'. Frank Ocean dan rapper Migos adalah pilihan Harris sebagai pembawa lagunya.

Berbeda, namun jika menilik latar Harris, sebenarnya 'Slide' seharusnya tidak aneh lagi memang. Hanya saja, di tengah kabar jika trend EDM tengah memasuki masa tuntasnya, tampaknya Harris pun ingin mengubah arah musikal, yang bisa jadi bertujuan agar dirinya tetap kontekstual dengan trend industri musik masa kini. Bukan upaya yang salah, toh sebagian besar rekan-rekannya di ranah EDM pun melakukan tindakan serupa dengan menghadirkan lagu-lagu yang cenderung lebih dekat ke pop ketimbang dance.

Tapi ini Calvin Harris yang kita bicarakan. Ia bukan DJ atau musisi EDM Kebanyakan. Ia memiliki visi dan estetika bermusik sendiri. Oleh karenanya, saat ia merilis album kelimanya, "Funk Wav Bounces Vol. 1", hilang sudah track-track house radio-friendly ataupun club anthem. Sebagai gantinya Harris menghadirkan dirinya sebagai perpaduan antara Mark Ronson dan Daft Punk, yang berarti album kental dengan nuansa funk, disco klasik, dan akar musik Harris, nu-disco.

Nama Harris sudah demikian kuat, hingga rupa-rupanya ia tidak menemui kesulitan untuk menghadirkan banyak musisi kenamaan, yang datang dari ranah pop, R&B, dan hip-hop, untuk mengisi albumnya. Selain Ocean dan Migos, tercatat ada Katy Perry, Ariana Grande, Nicki Minaj, Pharrell Williams, Future, Khalid, John Legend, dan banyak lagi, sampai yang tengah menanjak seperti Kehlani, meski juga masih menyisakan ruang untuk pendatang baru yang relatif tak dikenal seperti Jessie Reyez.

Mengingat album dirilis di musim panas, maka nuansa breezy dan tropikal mewarnai album dengan kental. 'Slide', yang bertugas sebagai track pembuka, sudah menjadi indikasi. Maka begitu juga dengan 'Feels' yang ramai-ramai diisi oleh Williams, Perry dan Big Sean. Williams kembali hadir memberi warna senada saat tampil bersama Grande dan Young Thugh dalam track 'Heatstroke'.

Track-track dalam album memang cenderung tidak terdengar radio friendly, karena memang lebih pas rasanya didengar di ruang privat saat sedang bersantai menyimak sinar surya musim panas yang tengah tenggelam atau bercengkrama bersama teman-teman di sebuah cafe yang loungy (atau saat menaiki lift, sebagaimana yang disebut Eve Barlow dalam review-nya untuk Pitchfork).

Walau demikian, Harris masih menyisakan ruang untuk track seperti 'Skrt On Me', dengan irama dancehall terdengar begitu menggoda untuk berdansa, ketimbang hanya manggut-manggut saat mendengar lagu-lagu lain dalam album. Meski kita, sulit untuk tidak menghilangkan kesan jika ada Rihanna juga di dalam track ini selain Minaj.

Disco oldskul era 80-an yang dibawakan Kehlani dan Lil Yachty dalam 'Faking It' pun memiliki irama segar dan tak kalah menggoda. Sebuah oase di tengah barisan track sebelumnya yang terdengar seragam antara satu dengan yang lain. Album pun ditutup dengan track yang tak kalah menjulang, yaitu track mid-tempo lembut dengan vokal manis dari Reyez.

"Funk Wav Bounces Vol. 1" adalah album yang dibekali dengan kualitas produksi papan atas. Harris kembali mempertegas jika ia bukan hanya seorang DJ, namun juga multi-instrumentalis yang mampu memproduksi lagu-lagunya sendiri, melalui instrumen organis, ketimbang mesin belaka. Lagu-lagu dalam album memang berkelas, tapi secara keseluruhan album terasa monoton. Pendekatan Harris untuk funk atau retro-dancenya terlalu tertebak. Meski beberapa track terdengar stand-out, namun tidak mengesankan, apalagi everlasting sebagaimana banyak lagu pop Harris sebelumnya.

Tidak ada sesuatu yang baru, dan malah membuat dirinya harus rela disanding-sandingkan dengan Ronson misalnya, ketimbang hadir sebagai seorang Calvin Harris secara utuh. Dengan embel-embel "Vol. 1", maka tampaknya Harris tidak akan menghadirkan gaya bermusik lain untuk proyek bermusik mendatangnya. Semoga saja "Vol. 2" hadir dengan dinamika yang lebih baik dibandingkan ini.

Official Website


TRACKLIST

1."Slide" (featuring Frank Ocean and Migos) 3:50

2."Cash Out" (featuring ScHoolboy Q, PartyNextDoor, and D.R.A.M.)3:55

3."Heatstroke" (featuring Young Thug, Pharrell Williams and Ariana Grande) 3:49

4."Rollin" (featuring Future and Khalid)4:32

5."Prayers Up" (featuring Travis Scott and A-Trak)3:24

6."Holiday" (featuring Snoop Dogg, John Legend, and Takeoff)2:49

7."Skrt on Me" (featuring Nicki Minaj)3:48

8."Feels" (featuring Pharrell Williams, Katy Perry and Big Sean)3:43

9."Faking It" (featuring Kehlani and Lil Yachty)4:00 / 3:48

10."Hard to Love" (featuring Jessie Reyez)3:50

admincd
More from Creative Disc