Sudah banyak band asal Inggris atau Eropa yang mengusung pop-electronic. Tapi untuk masa kini yang bisa dikatakan paling sukses adalah Clean Bandit. Kumpulan asal Inggris yang kini berformat sebagai trio, dan terdiri atas Grace Chatto, Jack Patterson dan Luke Patterson, menjulang namanya berkat 'Rather Be', yang juga mengangkat nama Jess Glynne, featuring act di single tersebut.
Padahal sebelum 'Rather Be' mereka sudah merilis 'A+E', 'Mozart's House' dan 'Dust Clears', namun memang keberuntungan berpihak setelah perjalanan yang cukup panjang. Memadukan antara pop, electronic dan house, musik yang ditawarkan Clean Bandit memang cukup khas. Catchy dan easy listening tapi tidak terlalu bubble-gum-esque. Tidak heran jika album debut mereka, "New Eyes" (2014), sukses besar.
Di setahun terakhir ini Clean Bandit sedang menyiapkan album kedua mereka. Meski belum diketahui judulnya apa, namun diperkirakan akan dirilis tahun depan. Sebelumnya mereka sudah merilis beberapa single baru yang semakin sukses dalam memantapkan nama mereka di industri musik dunia. 'Rockabye' atau 'Symphony' merupakan salah satu hit besar di tahun 2016 dan 2017, sehingga tidak heran jika album kedua Clean Bandit menjadi sangat layak untuk dinantikan.
Tapi kita tidak akan membahas album tersebut (karena memang belum ada), tapi mengapa tidak menyimak video musik-video musik yang telah dipelas Clean Bandit sejauh ini. Sebagaimana musik mereka, Clean Bandit juga tidak main-main dalam mengerjakan video musik, sehingga tidak heran jika hasilnya memang selalu menawan dan memorable. Yang patut menjadi catatan, keseluruhan video dikerjakan langsung oleh Clean Bandit atau Jack Paterson dan Grace Chatto. Speaking about the abundance of creativity!
Dan dari 17 video musik yang telah dikerjakan, berikut 10 video musik terbaik Clean Bandit versi Creative Disc:
Sukses 'Rather Be' membuat Clean Bandit kembali bekerjasama dengan Jess Glynne, yang kali ini namanya sudah mulai terangkat ke permukaan sebagai penyanyi pendatang baru terkemuka. Secara konsep videonya sebenarnya sederhana saja. Menampilkan para fans yang tengah berciuman dan ditingkahi dengan rangkaian klip di mana Clean Bandit dan Glynne membawakan lagunya di sebuah studio.
Video untuk 'Mozart's House' pertama kali dirilis di YouTube pada tahun 2010. Video menampilkan penyanyi Ssegawa Ssekintu di berbagai lokasi berbeda. Klip juga memperlihatkan sang cellist, Grace Chatto, dalam balutan pakaian dalamnya. Saat video dirilis Chatto masih bertugas sebagai guru di sebuah sekolah. Namun gara-gara video ini ia pun dipecat dari pekerjaanya, akibat keluhan yang dilayangkan oleh para orang tua. Videonya sendiri difilmkan di Moskow, Rusia, dan juga stasium Docklands Light Railway di kota London. Video dikerjakan langsung oleh Jack Patterson dengan slow motion dan kemudian disinkron dengan kecepatan normal, sehingga memberi kesan dan efek yang unik.
Dengan mengambil referensi dari lukisan karya Henry Raeburn, "The Skating Minister", Clean Bandit merekam video untuk 'Dust Clears' di sebuah danau beku di Swedia. Jack Paterson kembali menjabat sebagai sutradara. Dua teman Jack dari sekolah film membantu mereka dalam mengerjakan videonya. Videonya sendiri menampilkan peseluncur bernama Nick Martin yang menjadi visualisasi dari lukisan "The Skating Minister" tadi. Ia mengenakan pakaian dan pose yang sama dengan lukisannya.
Sebelum video dikerjakan, Microsoft Lumia mengadakan sebuah kontes bersama Clean Bandit, di mana pemenangnya bisa menjadi kru dari pengerjaan video untuk 'Stronger'. Pemenangnya adalah Wlodek Markowicz dan Karol Paciorek dari "Lekko Stronniczy". Tentunya video hasil kolaborasi nama-nama tadi menampilkan ponsel Microsoft Lumia, yang digunakan untuk menciptakan efek bullet time dalam video. Video memperlihatkan seorang supir bus yang menyanyi dan menari bersama orang lain (termasuk Clean Bandit) dan dipadukan dengan visual yang memperlihatkan Clean Bandit dan sebuah grup penari menari megikuti irama lagu. Di sinilah efek bullet time tadi digunakan.
Jack Patterson mungkin hanya setahun belajar di sekolah film. Tapi bisa jadi karena pada dasarnya sudah berbakat, maka ia senantiasa memiliki visi yang menarik untuk video-video yang dikerjakannya bagi Clean Bandit. Termasuk untuk 'Come Over' ini. Direkam di dua lokasi yang sangat berbeda, Marrakech dan Svalbard, Clean Bandit ingin menegaskan kontras pada videonya dengan memaparkan iklim hangat dan dingin. Videonya sendiri kemudian dibanding-bandingkan dengan "Game of Thrones", terutama adegan Svalbard di mana Chatto terlihat seperti Daenerys Targaryen. Meski begitu, kata Amin-Smith hal tersebut bukanlah disengaja.
Secara konsep, video untuk single 'Tears' yang menampilkan Louisa Johnson ini sederhana saja. Video memperlihatkan Johnson bersama Clean Bandit dalam sebuah ruangan. Yang menjadi istimewa, ruangan tersebut dipenuhi instrumen yang terbakar, sementara air memenuhi lantai. Video juga memperlihatkan burung hantu khas yang jenisnya dipakai untuk memerankan burung hantu Harry Potter yang ikonik, Hedwig. Emosi kuat yang dipersembahkan Johnson juga menjadi nilai lebih.
Video 'Rockabye' bisa dikatakan merupakan salah satu video Clean Bandit yang paling banyak ditonton. Ada sekitar 1.6 miliar view yang telah didapat oleh video 'Rockabye' dan menjadi video ke-27 yang paling banyak ditonton di YouTube. Konsepnya sebenarnya simpel, berlokasi di sebuah bar yang penghuninya sebagian besar adalah orang tua, Clean Bandit bersama Anne-Marie dan Sean Paul membawakan lagunya. Kisah dalam video juga menampilkan seorang penari tiang yang menjadi ibu tunggal untuk putra semata wayangnya.
Difilmkan di Inggris dan juga gurun yang terdapat di sekitar kota Los Angeles, Amerika, Clean Bandit dan Julia Michaels mengenakan kostum seragam serba merah. Mereka tampak membawakan lagunya dengan penuh semangat sembari menari. Video juga memperlihatkan lanskap gurun yang memukai. Chatto menggambarkan prose pengambil gambar untuk videonya "sangat spesial", karena mereka bisa saling mengenal satu sama lain secara lebih dekat di bawah teriknya mentari gurun. Video juga bereksperimen dengan efek khusus dan efek hujan. Meski agak terburu-buru dikerjakan karena harus mengerjar waktu tur, namun hasilnya tetap memuaskan.
Bermain-main dengan konsep fantasi dan surealisme, video untuk 'Rather Be' dikerjakan Clean Bandit di kota Tokyo, Jepang. Video menampilkan Haruka Abe sebagai seorang fans. Selama video diperlihatkan Abe yang melakukan lip-sync untuk bagian vokal yang dinyanyikan Jess Glynne. Glynne sendiri tidak benar-benar tampak jelas dalam videonya saat membawakan lagunya di atas sebuah panggung. Bermain-main dengan konsep halusinasi, video 'Rather Be' memang bermain dengan banyak konteks semiotika yang membuat kita menduga-duga apa maksudnya.
Clean Bandit telah bereksperimen dengan banyak gaya dan pendekatan dalam video-video musik mereka. Namun yang paling emosional dan dramatis (sekaligus paling matang) mungkin adalah 'Symphony' yang menampilkan vokal Zara Larsson. Disutradarai Chatto dan Patterson, video menampilkan Larsson sebagai diva di sebuah orktestrasi. Sementara itu video memperlihatkan kisah menyentuh tentang sepasang pria yang berstatus sebagai sepasang kekasih dalam menjalani hari mereka. Namun kebahagian mereka harus terhenti karena salah satunya mengalami kecelakaan. Pria yang ditinggal kemudian merada sangat berduka. Untuk mengalihkan rasa dukanya, ia pun menggubah sebuah komposisi simponi, yang kemudian dibawakan Clean Bandit bersama Larsson. Sedang sang pria bertindak sebagai konduktor untuk orkestranya. Dengan balutan emosi yang kuat, tidak heran video 'Symphony' terasa sangat berkesan setelah menyimaknya.