Jason Mraz Good Vibes Tour - Singapura 2019: Lebih Dari Sekedar “Good Vibes”

Oleh: wisnu - 19 May 2019

Beruntungnya Singapura. Baru saja kedatangan mega star Ed Sheeran April lalu, lagi-lagi negara tetangga ini kembali menggelar konser musisi besar lain yang sering disebut-sebut sebagai senior dari Ed Sheeran; Jason Mraz.

Diboyong oleh Lushington Entertainments Singapore, Kedatangan Jason Mraz tanggal 11 Mei lalu merupakan rangkaian tour “Good Vibes” nya. Singapura dipilih sebagai negara Asia yang dikunjungi, selain Manila, Hong Kong, Bangkok, Taipei dan Shanghai. Agak mengejutkan juga sebetulnya. Karena peraih beberapa Grammy Awards ini baru saja menggelar konser di Singapura bulan Desember 2018 lalu sebagai bintang tamu di acara penutup turnamen Tenis Terbuka BNP Paribas WTA Finals Singapore.

Berbeda dengan konser Desember lalu yang digelar megah di National Stadium yang berkapasitas 50.000 orang lebih, kali ini konser diselenggarakan di sebuah venue yang terasa lebih akrab dan intim, yaitu di sebuah gedung opera theatre bernama The Star Theatre.

Entah kenapa, dari dulu saya selalu membandingkan sosoknya dengan Ed Sheeran. Tak terkecuali malam itu. Meskipun di mata saya, keduanya merupakan sosok entertainer, musisi, vokalis dan pencipta lagu jenius dan memiliki kemiripan pada vokal dan beberapa lagunya, namun bagi saya pribadi, lagu-lagu Jason terasa lebih pas ditujukan untuk kaum milenial yang lebih dewasa.

Atmosfer konser bertema dan mencoba menebarkan pesan-pesan positif. Seperti yang kita tahu, Jason memang jagonya dalam menulis lagu yang memiliki nilai-nilai tersebut tanpa bersifat basi atau menggurui. Demikian pula malam itu, backdrop besar dengan ray-light berwarna-warni, dengan tulisan bold ‘GOOD VIBES’ diatas panggung seakan sudah membuat suasana ceria bahkan sebelum konser tersebut dimulai.

Pukul 8.15, Jason muncul dengan delapan orang musisi berkostum jumper berwarna-warni, match dengan backdrop, menyapa hangat penonton. Konser dibuka dengan “You And I Both” yang dimainkan dengan akustik, disambung dengan “Let's See What The Night Can Do” yang bercerita tentang percintaan dua insan dibawah sinar bulan purnama.

Di setiap awal lagu tak lupa Jason menyapa, bergurau dan bercerita sambil wara-wiri di panggung. Kebanyakan memang disisipi pesan indahnya cinta, hidup dengan nilai-nilai positif, cintai keluarga dan pasanganmu dan lain-lain yang kadang agak terasa kepanjangan bagi penonton. Mungkin itu juga yang menyebabkan penonton kurang langsung terpancing. Disamping pilihan lagu pembuka yang kurang memiliki tenaga.

Photo by: Wisnu

Barulah pada lagu ke-empat, “Butterfly”, lagu jazz yang memiliki beat cepat, membuat penonton disana sini mulai berdiri dan bergoyang. Suasana mulai memanas seiring intro gitar khas “I’m Yours” berkumandang. Tak lupa, didahului intro celotehan panjang Jason dan unjuk kebolehannya dalam teknik vokal “scat” ala Louis Armstrong.

Jason memang bukan Ed yang dikenal sebagai sosok “One Man Show”. Meskipun banyak dibanding-bandingkan dan memiliki kesamaan dalam jenis lagu, Jason lebih dikenal sebagai sosok musisi konvensional dengan beragam multi instrumen dan musisi latar. Termasuk ketika ia mengundang seorang bintang muda dari Filipina, Renee Dominique.

Photo by: Wisnu

Renee yang katanya hanya ‘di-audisi’ melalui sosial media, mampu menyihir dan “steal the show” di hadapan fans Singapura. Disamping wajahnya yang imut, vokalnya pun membuat penonton seolah terpana dengan “angelic voice” nya. Lagu baru yang belum dirilis “Could I Love You Anymore?” dibawakan duet dengan amat syahdu. Sebuah lagu yang memiliki kemampuan teknik vokal tingkat tinggi. Tak ayal lagi, gemuruh tepuk tangan terus mengalir tak berhenti. Dua lagu dibawakan berturut-turut bersama Renee, termasuk “Lucky” yang aslinya dibawakan bersama Colbie Caillat, menjadi terasa lebih keren menurut saya.

Kekurangan dari konser Jason kali ini menurut saya adalah pemilihan setlist-nya. Beberapa lagu terdengar monoton, terutama di bagian pertengahan konser. Meskipun diiringi delapan musisi latar, namun Jason terlihat lebih senang memainkan secara akustik. Seperti pada lagu “Make It Mine” yang aslinya memiliki tempo disko dengan brass section bernuansa jazzy 80-an, malah hanya dibawakan dengan gitar akustik. Tak heran beberapa anak kecil yang turut dengan orang-tuanya malah tampak tampak tertidur di kursinya.

Selain penampilan Jason yang flawless dan Renee Dominique yang mencuri perhatian penonton, penampilan para band pengiring, Raining Jane, yang kesemuanya terdiri dari gadis-gadis muda makin membuat konser memiliki nilai plus tersendiri. Jarang sekali sebuah band pengiring mendapat porsi untuk mempertunjukan skill dan kebolehannya. Sebuah instrumental 2-piece, “Browntown” yang hanya terdiri dari cajon dan sitar meluncur dengan ‘gila’nya dalam sesi interlude, mengundang decak kagum dan gemuruh salut penonton berkali-kali.

Menurut pengakuan seorang penonton yang telah menonton konser Jason tiga kali, penampilan Jason kali ini merupakan penampilan-nya yang terbaik. Jason terlihat lebih total dan enjoy di panggung. Mungkin dikarenakan faktor venue-nya juga yang membuat terasa akrab dan dekat dengan penonton itu sendiri. Atau mungkin faktor pendewasaan dan kematangan yang makin tumbuh. Yang jelas, malam itu semua penonton pulang kerumah dengan senyum dan good vibes di hati mereka masing-masing.

Setlist Jason Mraz Good Vibes Singapore 2019:

You and I Both

Let's See What The Night Can Do

Living in the Moment

Unlonely

Chocolate

Butterfly

Details in the Fabric

I'm Yours

Could I Love You Any More? (Duet with Renee Dominique)

Lucky

Make It Mine

A Beautiful Mess

Be Honest

B'town (Raining Jane interlude)

Love Is Still the Answer

93 Million Miles

I Won't Give Up

3 Things

Might As Well Dance

Have It All

Encore:

Love Someone

Text & Foto: Wisnu H. Yudhanto, w1snu.com

wisnu
More from Creative Disc