Inspired by True Events: Tanda Tanya Seorang Tori Kelly

Oleh: welly - 23 Mar 2020

Ketika vokal yang menakjubkan tidak diimbangi dengan lagu yang menakjubkan

Tori Kelly - Inspired by True Events

Tanggal rilis: 9 Agustus 2019

Genre: Pop, R&B, Contemporary Gospel

Durasi: 44:56

Jumlah Lagu: 18

Label: Capitol/School Boy

Produser: Tori Kelly, Mike Elizondo, Dante Jones, Jimmy Napes, Noel Zancanella

Patut diakui, Tori Kelly menduduki posisi yang tidak biasa, terutama apabila diperbandingkan dengan sesama artis yang ‘satu angkatan’ dengannya seperti Meghan Trainor, James Bay, dan Sam Hunt. Kelly tidak (atau mungkin lebih tepatnya belum) memiliki hits mendunia layaknya Trainor, genre versatility seluas Bay, atau loyal fanbase sehebat Hunt. Ditilik dari aktivitas media sosial pun, popularitas Kelly dapat dikatakan biasa-biasa saja untuk kaliber seorang bintang (3,2 juta followers di Instagram ketika artikel ini disusun. Di sisi lain, jumlah followers akun Instagram milik Trainor mencapai 10,9 juta).

Kalau begitu, apa yang membuat Tori Kelly masih lah istimewa? What is it that makes her stand out among her peers? Sejak debutnya lewat EP Foreword (2013) dan Unbreakable Smile (2015) hingga sekarang, Kelly selalu mengandalkan satu senjata tunggal pamungkasnya: her undeniable vocal strength.

Dari segi kekuatan vokal, Tori Kelly jelas tidak ada tandingannya. Khususnya di Indonesia, musikalitas Kelly berhasil mencapai telinga music lovers berkat daur ulang lagu klasik “Hallelujah” dan “Don’t You Worry ‘Bout A Thing” yang dikemas oleh Kelly dengan vokal yang dinamis namun accessible. Jelas sekali bahwa old-school blues sudah terpatri dalam DNA Kelly dan meski tipe vokal seperti ini sangat berhasil untuk lagu-lagu klasik, kesuksesan yang sama tidak selalu terjadi untuk original songs garapan Kelly sendiri (contoh paling gamblang mungkin adalah vokal Kelly untuk “Nobody Love” yang lama-kelamaan terdengar seperti imitasi Christina Aguilera). Akan tetapi, “Nobody Love” adalah lima tahun yang lalu. Tori Kelly yang kita kenal sekarang sudah bukan lagi Tori Kelly yang lama. Album terbarunya--bertajuk Inspired by True Events (2019)--menjadi manifesto atas tumbuh kembangnya.

Dari segi musikalitas, memang tidak ada yang groundbreaking dari 18 track yang menyusun Events. Lagi-lagi Kelly mengeksplorasi genre pop, R&B, blues, dan contemporary gospel sehingga Events tampak safe dan predictable. Akan tetapi, kelemahannya dari segi kreativitas berhasil diimbangi dengan songwriting yang mencerminkan kedewasaan yang belum pernah Kelly tunjukkan sebelumnya.

Apabila “Dear No One” (salah satu original song pertama Kelly dari EP debutnya Foreword) menguak kedewasaan di balik usia belia, maka lagu-lagu Events seperti “Coffee”, “Sorry Would Go A Long Way”, dan “Actress” menguak kedewasaan seorang wanita dewasa yang benar-benar literally telah merasakan apa itu cinta dan apa itu manis-pahitnya kehidupan. Selain itu, sepanjang album Events ini, Kelly secara konsisten menghindari oversinging dan lebih menekankan pada penghayatan daripada vocal acrobatics. “The Lie” mungkin adalah vokal Kelly yang paling chill sejauh ini. Untuk “Kid I Used To Know”, Kelly berhasil memamerkan vocal range miliknya tanpa mengulangi kebiasaan lama yakni memberikan ornamen yang berlebihan.

Apabila harus memilih, maka highlight dari album Events ini jelas adalah “Sorry Would Go A Long Way”. Mungkin adalah lagu terbaik sepanjang karier Kelly hingga saat ini (melampaui “Dear No One” dan bahkan “Hollow”), pada lagu ini Kelly menciptakan twist tersendiri untuk sesuatu yang--bila dinyanyikan oleh vokalis wanita lain--bisa saja menjadi breakup song yang klise. “Sorry Would Go A Long Way” adalah keseimbangan yang sempurna antara vokal yang mengelevasi dan lirik yang sangat relatable (It won't make it all better/Won't make it okay/But sorry would go a long way). Dengan dukungan dari pihak label, “Sorry Would Go A Long Way” mungkin memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi global hit yang belum pernah dicetak Kelly sebelumnya.

Di sisi lain, terkadang Kelly masih jatuh ke dalam lirik yang klise. Track seperti “Your Words” dan “Before The Dawn” lebih terdengar seperti ceramah religi daripada rapsodi gospel--membuktikan bahwa masih banyak yang harus dikuasai oleh Kelly sebagai seorang storyteller.

Pada akhirnya, secara keseluruhan Events bukan album yang buruk--namun juga bukan album yang menonjol. Patut diperhatikan bahwa Events adalah album mainstream ketiga Kelly dan terbukti bahwa Kelly masih menghadapi masalah yang sama--yaitu nyaris tidak adanya hits yang potensial. Kelly adalah penyanyi dengan vokal yang luar biasa. Akan tetapi, bahkan Kelly harus mengingat betul bahwa kesulitan terbesar seorang bintang bukanlah bagaimana cara bernyanyi, akan tetapi bagaimana cara menjadi abadi di telinga pendengarnya.

IN A NUTSHELL:

+ Konstruksi album cukup seimbang antara lirik, vokal, dan production values. “Sorry Would Go A Long Way” adalah lagu terbaik sepanjang karier Kelly

- Nyaris tidak ada lagu yang berpotensi menjadi hits sehingga menjadikan keseluruhan album cukup forgettable

TRACK PICKS:

“Coffee”, “Sorry Would Go A Long Way”, “The Lie”

TENTANG PENULIS

Felix Martua adalah seorang novelis, penulis, dan kontributor lepas berbasis di Kota Bogor, Jawa Barat. Selain mengerjakan proyek fiksi, Felix Martua turut mengulas topik seputar musik, film, seri, buku, novel, pop culture, dan isu sosial-budaya. Felix Martua bisa dihubungi via Instagram @felixmartuaofficial atau dengan mengirimkan email ke martuafelix00@gmail.com

 

  

welly
More from Creative Disc