‘Oh No, Not Again!’ Milik Alexander 23 Membuktikan Pentingnya Kurasi dan Lirik

Oleh: welly - 30 Mar 2021

EP terbaru musisi asal Amerika Serikat ini menjadi satu lagi gebrakan musik indie pop dan bedroom pop yang sangat menyatu

Berkat kehadiran streamers seperti Spotify dan Apple Music, genre indie pop dan bedroom pop semakin beroleh popularitas yang mendunia. Salah satu artis indie pop yang turut mencicipi rezeki streamers ini adalah Alexander 23. Pertama kali debut pada tahun 2019, sang vokalis, songwriter, produser, dan multi-instrumentalis bernama asli Alexander Glantz ini semakin mendapuk reputasi sebagai artis “niche” dengan reputasi kelas internasional. Terlepas dari itu, EP kedua yang dirilis Alexander 23 di bawah bendera label Interscope, bertajuk ‘Oh No, Not Again!’ tampak seperti bentuk penegasan bahwa dia lebih dari sekedar “streaming sensation”.

‘Oh No, Not Again!’ adalah album yang menjadi representasi (nyaris) ideal mengenai daya tarik indie pop dan bedroom pop di telinga pendengar musik internasional. ‘Oh No, Not Again!’ menghadirkan konsep “cinta datang untuk kemudian pergi” yang menjadi benang merah yang menghubungkan seluruh 9 track album, memamerkan kebolehan Alexander 23 sebagai seorang storyteller. Alexander 23 memulai kisah romansanya dengan cinta bertepuk sebelah tangan (“IDK You Yet”). Setelah Alexander 23 memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya (“Cry Over Boys”), romansa yang seharusnya indah ternyata penuh dengan kegalauan (“Brainstorm”) dan kesulitan dalam berkomunikasi (“Nothing’s the Same”). Seperti yang bisa ditebak, ekspektasi yang gagal terpenuhi berujung ke kandasnya kisah cinta (“Caught in the Middle”) yang hanya menyisakan rasa pahit di lidah (“Come Here and Leave Me Alone”). Alexander 23 juga menegaskan bahwa suka tidak suka, amarah selalu menjadi bagian dari proses moving on (“She Loves Me”, “Good to See You Again!”) sebelum kedua belah pihak bisa beroleh kedamaian dalam hati masing-masing (“Track 9”).

Dari segi konsep, Alexander 23 berhasil membuktikan dirinya sebagai kurator yang jeli. Setiap track terasa esensial tanpa terkesan “filler” semata. Terlepas dari produksi EP yang spesifik berada di koridor indie pop dan bedroom pop, Alexander 23 senantiasa membubuhkan unsur-unsur produksi yang efektif sehingga setiap track mewakili emosi (dan potret cerita) yang unik. Pena yang digunakan Alexander 23 untuk menulis liriknya juga terbukti semakin tajam. Alexander 23 semakin lihai dalam merajut lirik yang sepenuhnya menjadi ciri khasnya (‘But since we're standing face to face’/’There's nothing left to say, but’/’It's good to see you again’/’The very same mouth on the very same head’), namun kali ini dengan selera humor yang menusuk ('Cause you could say "I'm sorry" in English, Spanish, and French’/’Still, I'd never wanna see you again’). Bila tumbuh kembang ini dipertahankan, Alexander 23 berpotensi menjadi lyricist sekelas Taylor Swift dan Fiona Apple. Bagi para songwriters masa depan, ‘Oh No, Not Again!’ bisa menjadi buku teks yang ideal untuk dipelajari.

Sayang sekali, dua tahun dan dua EP kemudian, Alexander 23 masih berhadapan dengan tantangan yang sama dalam aspek vokal. Bila menutup mata dan sepenuhnya menyimak EP ini, pendengar hampir pasti akan kesulitan: apakah mereka mendengarkan rekaman Alexander 23 atau justru rekaman JP Saxe, Alec Benjamin, atau Lauv? Monster hit milik Olivia Rodrigo (“Drivers License’) berhasil menjadi karya musik indie pop dan bedroom pop yang mendunia karena setiap aspek rekaman dikemas dengan (nyaris) sempurna. Tanpa vokal Olivia Rodrigo yang khas dan berkarakter, belum tentu “Drivers License” bisa menjadi kisah sukses seperti sekarang. ‘Oh No, Not Again!’ masih mendapati Alexander 23 lebih memposisikan dirinya sebagai sosok di balik layar. Bila Alexander 23 berniat merintis karir yang bertahan lama, sudah saatnya bagi pria muda berusia 26 tahun ini untuk keluar dari layar (sekaligus zona nyaman).

IN A NUTSHELL:

+ ‘Oh No, Not Again!’ menawarkan musik dan narasi yang relatable berkat profesionalisme Alexander 23 sebagai seorang songwriter, produser, dan kurator album

- Terlepas dari tumbuh kembangnya, Alexander 23 masih perlu mengasah karakter vokal

RECOMMENDED TRACKS:

“IDK You Yet”, “Nothing’s the Same” (feat. Jeremy Zucker), “Good to See You Again!”

TENTANG PENULIS

Felix Martua adalah penulis, editor, traveler, kurator, dan cataloger bilingual (Bahasa Inggris dan Indonesia) untuk musik, hiburan dan all things pop culture. Felix bisa dihubungi via martuafelix00@gmail.com

welly
More from Creative Disc