10 Musik Terbaik Garapan Ifa Fachir

Oleh: welly - 13 Apr 2021

Dekade karir yang meliputi iringan film, balada generasi milenial, dan kemenangan perdana AMI Awards

Mengetahui banyaknya karya musik populer yang telah digarapnya, rasanya janggal bila pencinta musik Indonesia masih belum familier dengan nama Ifa Fachir. Populer berkat ciri khas musiknya yang cenderung sinematik, Ifa Fachir telah menjajaki dunia rekaman musik populer, drama musikal, dan perfilman Indonesia (di antaranya ‘Keluarga Cemara’, ‘Imperfect’, dan ‘Kisah Untuk Geri’) lebih dari satu dekade lamanya. Berikut ini adalah sepuluh karya musik terbaik gubahan Ifa Fachir—sebagai produser, co-producer, songwriter, atau co-writer—menurut Creative Disc.

10. Raisa – “Jatuh Hati” (2015)

Ifa Fachir banyak terlibat dalam babak awal karir Raisa, salah satunya ketika dia menggarap “Jatuh Hati” untuk album keduanya ‘Handmade’. Balada pop ini pun kemudian memperkenalkan Raisa ke audiens musik adult contemporary—yang semakin mengukuhkan reputasinya sebagai artis dengan fleksibilitas genre yang tinggi. Pasca “Jatuh Hati”, Ifa Fachir kembali menyumbangsihkan bakat songwriting-nya untuk karya masa depan Raisa yakni “Lagu Untukmu”.

9. Hanin Dhiya – “Terlambat Sudah” (2020)

Mengambil peranan sebagai produser tunggal, “Terlambat Sudah” menjadi pembuktian seorang Ifa Fachir bahwa dia menguasai penuh selera musik pop generasi milenial. Memadukan atmosfer sinematik yang kerap menjadi ciri khasnya dengan warna vokal Hanin Dhiya yang melankolis, “Terlambat Sudah” tercatat sebagai salah satu cetak sukses Ifa Fachir di dekade baru.

8. UN1TY – “Terbunuh Sepi” (2020)

Menggarap karya musik untuk boyband beranggotakan delapan pemuda berbakat bukanlah tantangan yang mudah. Akan tetapi, Ifa Fachir berhasil menggabungkan seribu satu elemen yang berbeda ke dalam satu balada pop yang kohesif bertajuk “Terbunuh Sepi”. Ketika kebanyakan boyband merintis karir mereka dengan menyadur warna musik asing, “Terbunuh Sepi” menjadi salah satu alasan mengapa UN1TY tidak sepatutnya diremehkan industri musik Indonesia.

7. Josh Kunze – “Send Her Your Love” (2018)

Salah satu harta karun terpendam yang turut digarap oleh Ifa Fachir, “Send Her Your Love” adalah balada minimalis yang seyogyanya beroleh posisi yang nyaman di tahun manapun itu. Josh Kunze sendiri adalah penyanyi kelahiran Jerman yang telah bekerja sama dengan para nama besar seperti Raisa, Rendy Pandugo, dan Gerald Situmorang. Dengan pendekatan vokal yang cenderung klasik, sudah sepantasnya buah bakat Josh Kunze dan Ifa Fachir ini beroleh sorotan yang pantas.

6. Maliq & D'essentials – "Kangen - Piano Version" (2016)

Salah satu garapan awal Ifa Fachir, sulit menduga bahwa jazz bop yang satu ini memuat sidik jari seorang songwriter dan produser yang lebih populer berkat karyanya di dunia soundtrack perfilman. “Kangen” setidaknya menjadi argumen kuat untuk tidak mengotakkan Ifa Fachir dalam satu kotak genre semata. Bahkan, rasa-rasanya mencengangkan mengetahui kedua pekerja seni ini belum bersua kembali pasca “Kangen”.

5. Johannes Rusli feat. Dira – “Utuh” (2020)

“Utuh” adalah lagu yang sangat istimewa di bawah ujung pena Johannes Rusli dan Anita Hartono. Syukurlah partitur lagu ini berhasil memperoleh produksi yang istimewa pula berkat tangan dingin Ifa Fachir dan co-producer Dimas Wibisana. Menyulap kontemplasi batin menjadi balada pop Top 40 yang berhasil menjadi salah satu wujud kecemerlangan Ifa Fachir sebagai seorang produser.

4. Rama Davis feat. Alika – “Fling or Feeling” (2020)

Bila balada Hanin Dhiya “Terlambat Sudah” mengukuhkan nama Ifa Fachir di mata audiens milenial, maka “Fling or Feeling” mengukuhkan namanya di mata audiens Gen Z. Dengan mengusung eksperimentasi genre yang digemari demografi Gen Z—pop bercampur K-pop bercampur lo-fi bercampur funk—“Fling or Feeling” menjadi testamen Ifa Fachir bahwa pada akhirnya, age is just a number.

3. Trisouls – “Cinta Keadaan” (2020)

Ifa Fachir berhasil membuktikan bahwa dia juga mampu mencetak signature song bagi sang ‘klien’—dengan turut menggarap “Cinta Keadaan” untuk Trisouls. Didapuk sebagai pewaris legacy Kahitna, Trisouls menghembuskan nyawa old school dengan sentuhan kontemporer—dan “Cinta Keadaan” merupakan representasi nyaris sempurna untuk estetika musik mereka. Balada R&B ini juga mengantarkan Trisouls ke AMI Awards pertama mereka.

2. Fiersa Besari – “Pelukku Untuk Pelikmu” (2019)

Kerja tim yang sempurna adalah ketika sang produser berhasil mengimbangi estetika sang artis dan songwriter tanpa mengorbankan apa yang menjadi ciri khas masing-masing. “Pelukku Untuk Pelikmu” tidak hanya berhasil mempertahankan karakter Fiersa Besari, tetapi juga berhasil menyibakkan sisi pop Fiersa yang lebih mainstream berkat produksi mewah Ifa Fachir dan Dimas Wibisana. Tidak heran “Pelukku Untuk Pelikmu” kemudian menjadi karya musik soundtrack paling populer—sekaligus paling berpengaruh—di dekade 2010-an.

1. Bunga Citra Lestari – “Harta Berharga” (2018)

“Harta Berharga” mungkin akan selalu menjadi karya yang paling istimewa di hati Ifa Fachir maupun sang artis Bunga Citra Lestari. Lagu yang telah berusia tiga dekade lebih ini berhasil diperkenalkan dengan apik ke generasi baru. “Harta Berharga” pun terbukti disambut baik oleh generasi muda, tua, dan industri musik Indonesia. Tidak hanya “Harta Berharga” menganugerahkan piala Artis Solo Wanita Pop Terbaik AMI Awards 2019 untuk Bunga Citra Lestari, lagu tema ‘Keluarga Cemara’ ini turut mengganjar Ifa Fachir dengan piala AMI Awards pertamanya—untuk kategori Karya Produksi Aransemen Ulang Terbaik.

TENTANG PENULIS

Felix Martua adalah penulis, editor, traveler, kurator, dan cataloger bilingual (Bahasa Inggris dan Indonesia) untuk musik, hiburan dan all things pop culture. Felix bisa dihubungi via martuafelix00@gmail.com

welly
More from Creative Disc