CreativeDisc Exclusive Interview with AmPm: Duo Produser Musik Jepang Yang Punya Mindset Global

Oleh: luthfi - 20 Apr 2021

Artis Jepang biasanya sangat terkenal menjadi salah satu artis yang tertutup dengan skena musik global dan biasanya mereka hanya terkenal di negaranya saja jikalau ada pun jumlahnya bisa dihitung jari. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi duo produser bernama AmPm yang awalnya terkenal bukan di Jepang tapi di seluruh dunia berkat single kolaborasi mereka bersama Michael Kaneko “Best Part of Us” yang mendapat 10 juta pemutaran hanya dalam waktu enam bulan dan menjadi artis Jepang pertama yang mendapat 10 juta pemutaran di Spotify sebelum Spotify merupakan salah satu hal yang paling penting dalam mendengarkan musik di Jepang.

Di negara yang menyembah penjualan album dan single fisik AmPm berhasil menjadi anomali dalam skena musik Jepang bahkan lagu mereka dijadikan contoh awal kisah sukses bagaimana artis Jepang juga bisa mendapatkan pendengar di luar negeri melalui Spotify Jepang. Jika dilihat di laman Spotify mereka, pendengar teratas AmPm bukanlah dari Jepang tetapi dari Taiwan, Singapura, Thailand, dan Indonesia. Duo yang pernah mampir ke Jakarta dalam lawatan Spotify on Stage in Jakarta ini sukses mematahkan asumsi bahwa artis Jepang hanya laku di Jepang saja dan menggoyangkan prinsip pelaku industri musik Jepang bahwa platform streaming bukanlah hal yang menguntungkan dan bisa membawa musik Jepang keluar dari negaranya.

AmPm memang tahu benar bahwa musik tidak hanya terkukung oleh batas negara saja dan memanfaatkan semua kanal digital dengan baik jauh sebelum para pelaku industri musik Jepang gencar melakukannya. Bisa dibilang mereka adalah seorang visioner dalam hal platform streaming. “Kami menyadari bahwa playlist adalah hal yang terpenting dalam musik streaming dan kami juga menyadari bahwa musik itu tidak terbatas pada wilayah dan negara. Kami tahu bahwa musik J-Pop ini sangat susah untuk masuk ke pendengar global karena keterbatasan Bahasa maka dari itu kami menggunakan bahasa yang lebih banyak digunakan orang di seluruh dunia seperti Bahasa Inggris dalam lirik lagu kami”, ungkap AmPm ketika ditanya apa alasannya mereka memulai langkah mengedarkan musik melalui jalur streaming agar bisa didengar di seluruh dunia.

AmPm juga sangat konsisten dengan ucapannya dengan menggandeng banyak artis non-Jepang sebagai kolaborator dalam lagu-lagu mereka demi bisa mendapatkan perhatian dari pendengar di seluruh dunia mulai dari artis Singapura, Malaysia, sampai ke benua Eropa. Selain itu mereka juga sempat masuk ke label dance internasional sekaliber Armada Records yang membuat nama mereka makin dikenal di wilayah non-Jepang. Bagi AmPm jargon “go international” bukan hanya sebuah jargon tapi merupakan sebuah aksi.

Kini, mereka seolah sedikit beristirahat dari aktivitas ‘go international’ dan merilis single berjudul “Tokyo” yang menjadi lagu pertama mereka yang tidak ada vokalnya alias full instrumental. “Tokyo” sendiri merupakan lagu tech house dimana mereka ingin mengenalkan kepada para pendengar non-Jepang mereka seperti apa kota Tokyo sebelum pandemi. “Kalau kami menggunakan lirik di lagu itu kami sedang memberikan pesan kepada pendengar tapi untuk ‘Tokyo’, kami ingin memberikan pengalaman melalui audio kepada pendengar. Kami juga ingin memberikan pandangan positif tentang Tokyo karena selama pandemi terjadi banyak pandangan negatif soal Tokyo”, kata AmPm mengenai lagu ini.

Simak wawancara selengkapnya dengan AmPm dimana mereka berbicara banyak hal seputar trend NFT, pengalaman mereka membuat lagu tema untuk adaptasi anime Fruits Basket, skena musik electro Jepang saat ini dan yang terpenting bagaimana mereka mempunyai pemikiran bahwa AmPm harus didengarkan di seluruh dunia dan tidak hanya terbatas di Jepang melalui teknologi distribusi musik yang ada saat ini.

Thanks to Avex for the interview

luthfi
More from Creative Disc