cung2
Blur, sebagai band yang telah merilis sembilan album, kini berada pada tahap karir yang lebih matang dan menikmati hasil dari perjalanan musik mereka. Meski memiliki sejarah perseteruan, mereka tetap bersatu sebagai band yang ingin bermusik bersama. Damon Albarn, Graham Coxon, Dave Rowntree, dan Alex James terakhir kali membuat konser yang super meriah di Wembley Arena.
Kali ini, album terbaru Blur, “The Ballad of Darren”, yang dirilis 21 Juli, semakin menunjukkan kemampuan bermusik mereka yang emosional, dengan sentuhan nostalgis dan nuansa baru. Album ini juga sebagai bentuk penghormatan untuk mantan bodyguard mereka, Darren Evans.
Meski telah merilis sembilan album, Blur tetap menunjukkan antusiasme dan kemampuan bermusik yang menggairahkan. Album ini menegaskan bahwa mereka tidak lagi perlu membuktikan diri dengan "bangers" atau lagu-lagu hit, tetapi tetap berkomitmen untuk menciptakan musik dengan kualitas dan kreativitas yang tinggi.
Lagu pembuka album, ‘The Ballad’ seperti membawa nuansa cinta yang bisa ditransfer ke hubungan di antara anggota band itu sendiri. Meski tidak lagi berfokus pada musik Britpop, terdengar jelas nuansa nostalgia dan melankolis. Termasuk juga lagu ‘The Heights’, ‘Far Away Island’, atau ‘Goodbye Albert’, yang menyampaikan kesedihan atas akhir persahabatan.
Eits, tapi tidak semuanya menye-menye, kok. Ada juga lagu dengan ritme yang dance-able, seperti ‘Barbaric’, meskipun tetap bercerita tentang kehilangan yang menyedihkan.
Melankoli selalu menjadi ciri khas Blur, dan album ini juga menampilkan sentuhan musik yang lembut dan bermakna. Secara keseluruhan, album ini menunjukkan keberhasilan Blur dalam mencampurkan elemen nostalgia dan kemampuan bermusik mereka dengan baik, dan menciptakan lagu-lagu yang bermakna dan emosional.
