cung2
Travis Scott berhasil menghidupkan dan memperbarui diskografinya lewat album terbarunya “UTOPIA”. Ini adalah album pertama setelah tragedi Astroworld tahun lalu.
Tentunya, karena pengalaman (buruk) itu, sebagai rilis pertamanya sejak kejadian itu, "UTOPIA" harus menjadi sebuah kemajuan musikal besar, dan Travis Scott berhasil menghadirkannya. Dengan 19 lagu penuh selama hampir 75 menit, album ini bertabur banyak kontributor: Beyonce, Drake, the Weeknd, Bad Bunny, SZA, Kanye West, Future, Pharrell, 21 Savage, Guy-Manuel de Homem-Christo (Daft Punk), Young Thug, Dave Chappelle, Playboi Carti, Bon Iver, Swae Lee, Kid Cudi, Mike Dean, Metro Boomin, James Blake, Noah Goldstein, dan masih banyak yang lainnya.
Jika di album sebelumnya “Astroworld”, Travis Scott lebih bermain-main, di album baru “UTOPIA”, dia menjadi lebih abstrak, yang justru memberi keuntungan besar buatnya. Travis Scott berhasil mencari tantangan baru, dengan mengeksplorasi cinta dalam lagu ‘Lost Forever’ bersama Westside Gunn dan the Alchemist. Ia bahkan bermain dengan melodi lembut ala folk Swedia di ‘My Eyes’ dan ‘Parasail’.
Salah satu highlight di album ini, ketika Travis Scott berkolaborasi dengan Beyoncé di lagu ‘DELRESTO (ECHOES)’. Lagu ini sedikit padat, dengan vokal latar dari Bon Iver. Travis Scott memberikan kendali kepada Beyonce dan menawarkan spekulasi melalui Auto-Tune yang samar, sementara Beyoncé sendiri mempertahankan semangat kebahagiaan.
"UTOPIA" menunjukkan Travis yang mempererat kolaborasi yang telah ia bangun sepanjang karirnya. Mulai dari Playboi Carti yang menampilkan aliran baru di ‘FE!N’, atau suara lembut the Weeknd pada ‘CIRCUS MAXIMUS’, album ini seakan memperbarui dan mereimajinasi masa lalunya. Meskipun album ini dipenuhi dengan kolaborator berbintang, Travis Scott tetap menjadi pusatnya, menunjukkan keberagaman musik dan seni bermusik yang jarang ditemukan pada artis sekelasnya.
