Sudah banyak pujian yang dihaturkan kepada Joyland Festival yang dibuat oleh Plainsong Live mulai dari lineup yang sesuai dengan target market penontonnya yang banyak menemukan musik indie bagus dari internet, hilangnya asap rokok di area penonton, air minum yang selalu gratis jika membawa botol minum sendiri, rundown konser yang disusun rapi dan tidak bertabrakan satu sama lain, serta menghadirkan berbagai macam aktivitas yang ramah untuk semua kalangan termasuk anak-anak. Tidak heran jika banyak orang (termasuk saya) mengatakan bahwa Joyland Festival adalah salah satu festival musik terbaik sepanjang masa di Indonesia, apalagi Joyland Bali 2023 kemarin yang tentunya sukses membuat saya menganga dengan kerapihan dan megahnya lineup yang dibawakan.
Ekspektasi akan Joyland Bali 2024 yang digelar di tanggal 1 – 3 Maret 2024 tentunya menjadi semakin tinggi terlebih gelaran Joyland Jakarta 2023 kemarin juga sukses di mata orang banyak (meskipun badai hujan membuat festival ini di hari pertama penuh dengan lumpur dan antrian toilet yang sangat mengular dan sangat berlumpur). Semua ekspektasi tinggi tersebut seolah runtuh ketika pengumuman lineup final Joyland Bali 2024 tiba, harapan orang-orang yang ingin mengulang euforia Joyland Bali 2023 dengan lineup yang luar biasa tersebut tiba-tiba memudar satu persatu.
Akibat kendala jadwal artis yang diinginkan tidak sesuai dengan tanggal pergeralan festival ini, lineup yang dihadirkan Joyland Bali 2024 bisa dibilang tidak semeriah dan sebesar tahun lalu yang sukses membawa semua pecinta musik indie dan pop rela datang ke Bali demi melihat artis favoritnya. Hanya ada Shintaro Sakamoto, Kings of Convenience, dan James Blake yang didapuk menjadi artis besar dalam Joyland Bali tahun ini. Belum lagi, badai hujan deras selama dua hari pertama agak merusak mood penonton yang datang di sana.
Meskipun demikian, Joyland Bali 2024 masih bisa mengakali minimnya lineup dengan menyajikan musik yang ekletik dan mempunyai tema musik yang seragam seolah-olah mereka mempunyai sub-tema tersembunyi untuk acara tahun ini yaitu “a music festival for chill and relax to”. Penampil yang hadir di Joyland Bali tahun ini terutama penampil internasionalnya kebanyakan mempunyai musik yang tenang, syahdu, dan bisa membuat penontonnya berjoget santai (dan juga bisa brutal). Di hari pertama penonton disajikan sajian city pop lembut dari Pearl & The Oysters dan dilanjutkan dengan legenda psychedelic pop asal Jepang yang materi solonya juga banyak berkiblat pada musik santai yaitu Shintaro Sakamoto.
Di hari kedua, penonton disuguhkan dengan sejuknya petikan gitar dari duo Kings of Convenience yang tentunya mampu membuat penontonnya berkaraoke massal, Whitney yang membawakan suguhan blue eyed soul di tengah hujan yang syahdu, Eva Celia yang tampil sama kuatnya dengan badai hujan yang menimpa saat itu.
Mantra Vutura yang penuh dengan nuansa funk ritmis, Praed yang sukses membuat penontonnya berjoget dengan nuansa musik Arab di tengah desiran ombak pantai malam hari, dan Radio DJ legendaris asal Inggris Gilles Peterson yang benar-benar merepresentasikan music geek yang sesungguhnya dengan mencampurkan berbagai macam sound ekletik dan populer lewat set DJ-nya.
Hari ketiga dari Joyland juga memberikan penampilan yang meneduhkan dari Vansire, The Walters yang tampil dengan nuansa indie rock-nya yang sleazy dan tentunya membuat penonton berteriak kencang ketika menyanyikan lagu “I Love You So”, dan Todd Terje yang menutup hari terakhir Joyland Bali 2024 dengan nuansa nu-disco, European House dan synthwave yang mengawang-ngawang. Joyland Bali tahun ini juga banyak memberikan ruang untuk musisi asal Bali dan beberapa artis experimental dari berbagai macam penjuru dunia sebagai sarana penambah wawasan musik bagi orang yang datang ke sana.
Aktivitas dari tenda White Peacock yang ramah anak pun semakin dimaksimalkan dan semakin unik sehingga kekosongan lineup tahun ini bisa diminamalisir dengan memberikan aktivitas yang beragam untuk mengusir kebosanan.
Penampilan terbaik di Joyland Festival Bali 2024 tentunya jatuh kepada James Blake. Musisi electronica asal Inggris yang sudah berkolaborasi dengan berbagai macam musisi R&B dan hip hop kelas kakap (termasuk Beyoncé, Metro Boomin, Kendrick Lamar, dan Travis Scott) tampil dengan tata panggung yang luar biasa dan mampu menciptakan roller coaster mood kepada penontonnya. Ia benar-benar mampu menciptakan penampilan imersif dan menghipnotis penontonnya dengan beat yang ia mainkan. Percampuran antara instrumen electronic analog dengan tradisional membuat penampilan James Blake meninggalkan jejak yang sangat magis dan sulit dilupakan. Ia juga sempat memberikan pendapatnya tentang kesejahteraan para musisi yang semakin tergerus gara-gara berpaku dengan kata viral di internet (sesuatu yang semakin ia jelaskan secara detail beberapa hari kemudian di X miliknya yang memancing banyak perhatian di berbagai macam media musik internasional).
Memang Joyland Bali tahun ini tidak se-wah dari yang sudah-sudah, karena Joyland Festival sendiri sudah menetapkan standar paling tinggi untuk festival musik internasional di Indonesia saat ini, sehingga jika Joyland sedikit ada kekurangan maka akan terlihat dengan sangat jelas. Namun, untuk kali ini rasanya Joyland Festival Bali tidak terlalu ambil pusing dengan standar tinggi yang mereka patok dan mencoba lebih santai dengan hal tersebut. Hasilnya, Joyland Festival Bali tahun ini menjadi sesuatu yang melegakan tanpa perlu ada hingar bingar yang berlebihan, dan secara tidak langsung memberikan persepsi kepada pengunjung yang datang untuk bersantai sejenak di tengah hiruk pikuk kehidupan yang semakin riuh di Penninsula Island, tempat Joyland Festival Bali 2024 berlangsung dimana keteduhan desir ombak pantai menyatu dengan relaksasi nada yang diberikan oleh para penampilnya. Joyland Festival lagi-lagi berhasil membuat suatu festival yang sangat tematik dan membuat festival ini masih menjadi festival musik terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Magisnya Bali seolah memberikan restunya untuk festival ini.