Intim Dan Santai Bersama Yuna Di Bandung

Oleh: luthfi - 07 Dec 2016

3 Desember 2016

Cuaca di Bandung pada malam itu terlihat cerah dan menyejukkan. Saya beranjak dari tempat kerja saya di Jl. Sumur Bandung menuju ke Teater Terbuka Dago Tea House untuk menonton penampilan penyanyi asal negeri jiran yang terkenal berkat sentuhan alternative R&B-nya bernama Yuna. Yuna adalah seorang panutan bagi wanita muslim saat ini karena ia berhasil mendapat nama di Amerika Serikat tanpa harus membuka kerudungnya dan menyanyikan lagu R&B yang berisi tentang seks, bentuk lekuk tubuh atau hal-hal yang memancing nafsu birahi. Dengan hal tersebut wajar saja jika Yuna menjadi panutan wanita hijab saat ini dan banyak hijabers yang datang untuk menonton penyanyi yang telah mengeluarkan tiga album internasionalnya.

Sebelum Yuna tampil ada dua artis lokal Noura dan Indah Nada Puspita yang membawakan lagu sendiri dan beberapa lagu cover dari Adele dan Amy Winehouse. Selang beberapa saat Yuna tampil di depan panggung siap memberikan kehangatan di tengah dinginnya Bandung. Kesenjangan kelas VIP dan Reguler dihapus oleh Yuna dengan memanggil semua penontonnya untuk bersilaturahmi bersama di depan panggung yang hampir tak berjarak. Panggung yang minimalis dan stage yang bergaya amphitheater menambah rasa keintiman malam itu. Yuna membuka penampilannya dengan “Places to Go”, “Best Love”, dan “Lullabies”.

yuna-02

Ia sekali-kali menceritakan tentang perjalanan musiknya, pengalamannya di kota Bandung, sosok ibu yang selalu mendorong Yuna untuk terus maju dan cerita tentang tur dunianya. “Time” dan “Mountains” dibawakan berikutnya, suara Yuna yang halus dan hangat perlahan mengusir dinginnya Dago. “I hope Usher with us in here”, pintanya sebelum ia menyanyikan lagu terpopulernya  “Crush” yang dibawakan begitu interaktif dan ritmis. Yuna tak henti-hentinya mengajak penonton untuk bernyanyi bersama atau bergoyang bersama. “Lights And Camera” dibawakan sebelum masuk ke sesi akustik yang lebih syahdu dengan lagu “All I Do” dan “Lanes”.

“Boleh saya cakap bahasa Melayu?” dan disambut dengan jawaban “boleh” dari penonton. Sambil berinteraksi dengan bahasa Melayu ia membawakan lagu yang sudah diminta oleh penonton yaitu “Terukir di Bintang”. Yuna memainkan cengkok melayunya dan mampu membuat penonton bergoyang dengan aransemen yang sangat melayu dan terdengar mirip aransemen lagu P. Ramlee. Ia sedikit membawakan lagu “Coffee” atas permintaan penonton dan langsung membawakan “Mannequin”, dan “Used to Love You”. Lagu terakhir “Live Your Life” membuat penonton bergoyang dengan sensasi funk yang diberikan oleh Yuna. Sebelum ia menutup konsernya ia berpesan untuk membeli posternya karena akan ada signing session dan meet & greet darinya, Yuna seolah tahu betul makna silaturahmi dengan penggemarnya dan hal tersebut membuat Yuna semakin menjadi panutan wanita berhijab dalam berkarya.

yuna-03

Yuna seolah membuktikan kenapa ia bisa digilai oleh media luar dan kaum muslim di seluruh dunia. Penampilannya yang bersih dengan vokal yang sejuk, tata panggung yang minimalis, sound yang keluar dengan sangat baik, keramahan yang ia junjung tinggi bersama penontonnya dan kearifan lokal yang ia bawa adalah kunci suksesnya membius penonton  pada malam itu. Sebuah imaji muslimah yang baik dan global seolah terpancar pada diri Yuna. Pernyataan dari SPIN yang menyebut Yuna sebagai new breed of alternative R&B dan akan menjadi the next big thing in R&B seolah benar adanya lewat penampilan Yuna di Bandung yang intim dan hangat.

Terima kasih untuk KiosPlay

Teks: Luthfi Suryanda Atmojo

Foto: KiosPlay

luthfi
More from Creative Disc