Album of The Day: Massive Attack - Heligoland

Oleh: welly - 21 May 2010

PhotobucketMassive Attack mulai mencapai kesuksesan dengan debut Blue Lines(1991) yang juga secara general dianggap sebagai album pertama dari scene trip-hop dimana album itu mendapatkan status “critically acclaimed”. Dengan atmosfir enigmatik dan eksperimen eklektik, Robert del Naja, Daddy G, Mushroom menggabungkan aliran musik breakbeat, hip-hop, house, jazz, dub, noir soundtrack dan electronica dan membawa aliran baru yang bernama trip-hop ke level popularitas yang pesat. Pada album kedua Protection(1994) para pemuda Bristol ini mengeksplorasi konsep sound lain dimana album ini mempunyai mood yang lebih chilled dibandingkan Blue Lines serta aksentuasi elemen strings. Invasi Massive Attack seakan tidak ada hentinya saat mereka kembali menuai prestasi gemilang pada album ketiga, “Mezzanine” (1998). Yang sajikan pada album ini adalah pesona dark mood yang lebih menghantui serta aransemen yang banyak menggunakan gitar. Hat-trick yang dicapai Massive Attack membuat Blue Lines, Protection, serta Mezzanine berturut-turut menjadi karya esensial tidak hanya bagi karir mereka tetapi juga perkembangan musik electronica secara umum. Mereka mulai diperhitungkan sebagai salah satu band era 90an yang krusial tetapi sayangnya masa-masa kejayaan itu jugalah yang menjadi bumerang bagi perjalanan karir mereka selanjutnya. Bumerang itu ditandai dengan ekspektasi tinggi para fans dan kritikus sehingga setiap mata selalu tertuju kepada mereka tiap kali mereka mengeluarkan proyek-proyek baru.Hal ini terjadi pada album "100th Window”(2003) dimana antusias public sedang tinggi-tingginya saat itu. Sayangnya pengharapan mereka sirna karena album ini didn’t live up to the expectations dan kehilangan sensibilitas reggae,hip-hop dan ekspertimentalisme yang sudah menjadi trademark Massive Attack. Mungkin karena album ini hanyalah proyek 1 orang, Robert Del Naja. Dua personil mereka Daddy G dan Mushroom keluar dari band karena perbedaan visi.

Maka kembalilah Massive Attack dengan album baru yang berjudul Heligoland pada taun 2010 ini dimana Daddy G akhirnya kembali setelah lebih banyak berkonsentrasi menjadi seorang daddy. Tujuh tahun telah lewat sejak 100th. Window, dan 12 tahun sejak Massive attack berformasi lengkap. The world has been changing over time, music scene sudah berubah banyak sejak saat itu. Trip-hop berevolusi dan bermutasi menjadi aliran-aliran baru seperti dubstep, grime, wonky, broken beats dan lainnya. Massive attack dengan hanya 2 personil tetap mempunyai tantangan berat yaitu membuktikan bahwa mereka tetap terdepan dalam inovasi bermusik, stay relevant dalam modern electronica music scene dan juga untuk membuat album yang paling tidak sama dahsyatnya (kalaupun tidak lebih dahsyat) dari album-album terdahulunya. Keadaan tambah dipersulit dengan kembalinya kawan sealiran mereka Portishead yang album Third-nya dipuja-puja oleh para kritikus dan penggemar. Perbandingan antar kedua band ini tidak akan terhindarkan dan semua mata kembali tertuju pada album yang much-anticipated ini.

Pada album ini, MA hadir dengan konsep musik baru yang tidak sama dengan keempat album sebelumnya tapi tidak tanpa menggunakan trick lama yang membuat mereka dicintai oleh kritikus dan pada fan. Secara umum musiknya masih didominasi dengan mood gelap, suram dan sedih, dan tidak ketinggalan kolaborasi dengan sejumlah guest vocalists dan guest musicians yang handal. Semua track memuat vokal, tidak ada rap track, tidak ada instrumental track, tidak ada track yang dipengaruhi reggae/dub dan tidak ada penggunaan samples layaknya album-album Massive Attack sebelumnya. Tentunya akan muncul pertanyaan di sini apakah tanpa hal-hal yang disebut di atas Massive Attack akan bahkan terdengar seperti Massive Attack ?

Kolaborasi dengan penyanyi wanita merupakan bagian tak terpisahkan dari album album Massive Attack, kali ini dengan bantuan Hope Sandoval (vokalis Mazzy Star) untuk lagu “Paradise Circus”, dimana Sandoval dengan suara khasnya yang dreamy menyanyikan lirik yang cerdas : “The devil makes us sin / But we like it when we’re spinning in his grin” di atas suara chime yang muram dan handclaps sampai akhirnya lagu diselimuti suara strings yang epik.

Kalau dulu Massive attack banyak bekerja sama dengan rapper Tricky, sekarang protégée Tricky yaitu Martina Topley-Bird yang turut menyumbangkan suaranya pada 2 track. “Babel” dengan breakbeat nya dan garage rock guitarnya, sementara “Psyche” didominasi oleh arpeggio gitar akustik. Sayangnya tidak ada satupun dari ketiga track ini yang bisa menyamai momen kolaborasi dengan vokalis wanita terbaik mereka seperti “Unfinished sympathy” (bersama Shara Nelson), “Sly” (bersama Nicolette) atau “Teardrop” (bersama Elisabeth Fraser). Walapun Massive gagal meng-highlight keunikan cara bernyanyi keduanya, tapi paling tidak kemunculan dua penyanyi wanita yang akhir-akhir ini jarang terdengar dapat mengobati kerinduan banyak orang akan kedua vokalis nyeleneh ini.

Roster vokalis tamu pria sebenarnya lebih menarik, Massive mengundang 3 frontman band top dari UK. Hal ini baru untuk album Massive Attack, karena dulu mereka hanya memakai vokal dari Horace Andy dan rap dari Tricky, tapi tidak pernah ada vokalis pria (kecuali penyanyi folk kulit hitam Terry Callier pada 1 track di album koleksi mereka). Dari TV on the Radio, Tunde Adebimpe dengan vokalnya yang soulful membuka album ini dengan lagu “Pray for Rain”, dimana suara perkusi yang berderik-derik berselaras dengan suara drum tom-tom dan suara moog. Guy carver dari Elbow menyanyikan salah satu lagu terbaik di album ini yaitu Flat of the blade dengan beat yang patah-patah , suara electronica yang menjelimet bersandingan dengan suara brass yang eerie membuat track ini terdengar seperti Bjork pada era Volta. Damon Albarn dari Blur yang pada taun 90an keceriaan britpopnya kontras dengan kemurungan trip-hop kali ini justru menyumbangkan vocal pada track paling desperate yaitu “Saturday Comes Slow”. Tidak ketinggalan seorang sahabat lama yaitu Horace Andy dengan suara tenornya menghiasi “Girl I Love You” sebuah track yang penuh dengan suara filtered guitar dengan pulsating bassline dan suara horn yang dramatik. Track ini mengingatkan pada track-track Horace Andy pada album Mezzanine. Sementara Personil Massive Attack sendiri muncul pada track-track yang lebih lemah, Splitting the Atom dengan suara organnya yang sendu mengingatkan pada lagu-lagu Gorillaz, tidak heran krn Damon Albarn turut mengarang lagu ini dan memainkan organnya, lagunya sendiri bercerita tentang dampak krisis ekonomi. Rush minute dengan bantuan permainan gitar dari personil Portishead, membuat lagu ini malah jadi mirip dengan sebuah track Portishead.

Secara keseluruhan album Heligoland ini cukup enjoyable dan konsisten tiap tracknya, tidak ada yang stands out tapi tidak ada yang terlampau buruk. Bagi pendengar lama , keseluruhan album ini tidak esensial maupun ground breaking. It’s good enough but it doesn’t worth the 7 years of waiting. Bagi pendengar baru, album ini tetap akan terdengar unik, karena tidak mirip album-album electronica yang ada di market sekarang.

Mungkin memang tidak sepenuhnya adil untuk membandingkan dengan masa kejayaan mereka terus menerus karena the past is past. Massive Attack memang tidak pernah akan bisa mengulanginya lagi karena personil mereka pun sudah berkurang satu orang. Tapi paling tidak mereka masih membuat usaha untuk menjadi lebih baik lagi, mereka masih tetap setia pada aliran trip-hop, mempertahankan gaya dan konsepnya tapi tidak tanpa mencoba menawarkan sesuatu yang baru dengan menambah elemen dan sound baru yang menarik untuk disimak pada karya mereka di masa kini. Jadi tidak ada salahnya kan memberikan mereka kesempatan lagi? So please welcome …the master, the guru, Massive Attack with 2010s flavored trip-hop.

Review by: Seb Spinner

Track List:

1. "Pray for Rain" (vocals by Tunde Adebimpe) – 6:44

2. "Babel" (vocals by Martina Topley-Bird) – 5:19

3. "Splitting the Atom" (vocals by Grant Marshall, Horace Andy and Robert Del Naja) – 5:16

4. "Girl I Love You" (vocals by Horace Andy) – 5:26

5. "Psyche" (vocals by Martina Topley-Bird) – 3:24

6. "Flat of the Blade" (vocals by Guy Garvey) – 5:30

7. "Paradise Circus" (vocals by Hope Sandoval) – 4:57

8. "Rush Minute" (vocals by Robert Del Naja) – 4:51

9. "Saturday Come Slow" (vocals by Damon Albarn) – 3:43

10. "Atlas Air" (vocals by Robert Del Naja) – 7:48

*catatan : selain 5 full-length album ini, Massive Attack pernah merilis sebuah album koleksi (Collected, 2006), sebuah box set (Singles 90/98, 1999), sebuah EP (Splitting the Atom , 2009) , sebuah album remix (No Protection, 1995) dan sebuah album soundtrack (Danny the Dog, 2004)

welly
More from Creative Disc