Album of The Day: Freelance Whales - Weathervanes

Oleh: welly - 24 Jan 2011

PhotobucketFreelance Whales adalah band yang terbentuk di penghujung 2008, di Queens, New York, terdiri atas 5 orang pemuda dan pemudi yang berangkat dari kecintaan akan musik pop yang eklektik, dengan berani merangkum bunyi-bunyi-an yang tidak awam sebagai bagian dari musik mereka. Bayangkan saja, harmonium, banjo, glockenspiel, synthesizers,waterphone yang digabung dengan instrumen yang lebih tradisional seperti gitar, bass dan drum dan vokal Judah Dadone. Menghasilkan musik yang enerjetik, harmonis, dan multi-layer namun tetap mudah untuk didengarkan tanpa harus mengerutkan kening. Beruntung album pertama mereka, ‘Weathervanes’ kini telah dirilis secara umum, sehingga kita bisa menikmati komposisi-komposisi mengagumkan yang mereka tulis.

‘Weathervanes’ bagai sebuah media unjuk kebolehan bagi Judah Dadone, yang tak hanya bertugas mengisi vokal, namun juga banjo, gitar akustik/ elektrik, synthesizer dan juga bass, namun juga bagi keseluruhan anggota band lainnya yang ternyata memang terdiri dari barisan multi-instrumentalis berbakat. Baiklah mari kita data saja:

* Nicole Mourelatos a.k.a. Doris Cellar (bass, harmonium, glockenspiel, synthesizer, vocals)

* Chuck Criss (banjo, bass, synthesizer, glockenspiel, harmonium, acoustic and electric guitar, vocals)

* Jacob Hyman (drums, percussion, vocals)

* Kevin Read (acoustic and electric guitar, glockenspiel, mandolin, synthesizer, vocals).

Tidak heran jika kemudian ‘Weathervanes’ adalah sebuah album yang sangat berwarna dan dipenuhi dengan tetabuhan bunyi-bunyian eksotik, namun tetap berhasil mengantarkan semangat indie-pop/folk yang diusung oleh Freelance Whales. Mungkin akan tedengar subjektif, akan tetapi bagi saya tidak ada lagu yang tidak layak dengar di album ini.

Mulai dari ‘Hannah’ yang seolah-olah merupakan kelanjutan dari dari ‘Generator ^ First Floor’, karena memiliki pemilihan melodi yang mirip, sampai kepada sikuel sebenarnya dari ‘First Floor’, yaitu ‘Generator ^ Second Floor”. Meski dua bagian yang saling menyambung, kedua lagu tersebut justru memiliki pola yang berbeda. ‘First Floor’ berjalan dengan lebih lirih dan mengguman, sedangkan ‘Second Floor’ lebih menghentak dan artikulatif.

Sangat istimewa menedengar ‘Starring’ , karena memadu vokal lirih Dadone dengan musik yang diarsir oleh ketukan drum mengentak dan beat dalam tempo medium. Lembut dalam keriuhan? Lagu ini berhasil menyampaikannya. Namun kalau ingin mendengarkan kelirihan secara lebih masif, maka balada ‘Broken Horse’ pasti akan sangat memuaskan.

Dengan ‘Channel’ dan ‘Danse Flat’ sebagai track instrumental yang bertugas sebagai interlude, maka ‘Weathervanes’ menegaskan jika kemampuan mereka dalam menguasai instrumen tidak usah diragukan lagi.

Kalau harus memilih, maka highlight album ini mungkin terdapat pada ‘We Could Be Friends’ yang sangat menyentuh, meski jauh dari kesan cengeng atau mengiba, meski sebenarnya lagu berkisah tentang sebuah permintaan, terasa lirih namun sangat tepat pada sasaran. Frasa yang kiranya dapat disematkan pada album ini secara keseluruhan.

Lewat album ‘Weathervanes’, Freelance Whales seolah mengingatkan jika instrumen musik secara akustik dan elektronika pun dapat dikawinkan secara harmonis dan menghasilkan aransemen-aransemen juara. Dan yang pasti, mereka sama sekali tidak lupa untuk memberi ruang bagi jiwa dalam musiknya, karena musik tanpa jiwa dan passion hanya akan menjadi musik steril yang kosong dan hampa. Hal yang bisa dipastikan tidak terdapat dialbum ini. Sangat direkomendasikan.

Official Website Freelance Whales

(Haris / CreativeDisc Contributors)

Track listing:

1. “Generator ^ First Floor” (3:06)

2. “Hannah” (3:37)

3. “Location” (4:37)

4. “Channels” (1:17)

5. “Starring” (3:33)

6. “Kilojoules” (3:19)

7. “Broken Horse” (4:37)

8. “Danse Flat” (1:14)

9. “Ghosting” (5:18)

10. “We Could Be Friends” (4:12)

11. “Vessels” (1:41)

12. “Generator ^ Second Floor” (4:30)

13. “The Great Estates” (4:01)

welly
More from Creative Disc