The 1975 dan Mark Ronson di Puncak Acara We The Fest 2016

Oleh: luthfi - 19 Aug 2016

Hari kedua dimulai dengan mendung dan diiringi guyuran hujan yang terus menghantui Senayan. Setelah Barasuara, Naif dan Sheila on 7 memberikan pemanasan barulah Breakbot maju dengan iringan nu-disco yang membuat penonton bergoyang ditengah beceknya parkir timur.

Setelah Breakbot selesai band Australia, The Temper Trap menjadi penampil berikutnya. Melihat The Temper Trap tak ubahnya melihat band lokal dengan personil orang asing karena selama konser vokalis Dougy Mandagy selalu berinteraksi dengan menggunakan bahasa Indonesia meskipun mereka sudah menjadi band papan atas di Australia. Banyak materi baru yang dibawakan membuat penonton sedikit pasif dan entah mengapa penampilan mereka tidak semaksimal ketika saya menonton mereka pada gelaran Big Sound Fest pada tahun 2013 kemarin. The Temper Trap memecah malam dengan “Sweet Disposition” yang sukses membuat penonton bernyanyi bersama dan bersiap untuk menikmati bintang utama yang sanggup membuat tiket hari kedua WTF habis.

The 1975 menjadi penampil yang ditunggu pada malam itu terutama kaum hawa yang ingin menyaksikan langsung keelokan seorang Matt Healy seorang poster boy untuk generasi hipster pertengahan 2010. Mereka membuka dengan “Love Me” dan terus membuat kaum hawa histeris melihat penampilan Matt diatas panggung. The 1975 berlagak seperti band new wave 80’an, estetika ini bisa dilihat dari tata panggung yang begitu glamor namun juga tiba-tiba bisa menjadi gelap seperti representasi musik mereka yang terdengar ceria dan upbeat namun mempunyai arti yang dark.

Vokalis Matt Healy juga mendukung image new wave yang memang diusung dalam album kedua mereka. Pada lagu mellow Matt Healy menyalakan rokoknya dan bernyanyi sambil menghisapnya. Puncak penampilan dari The 1975 tentunya bukan dari lagu yang dibawakan tapi aksi buka baju dari Matt yang sukses membuat penonton wanita ternganga dan berteriak di dua lagu terakhir yaitu “The Sound” dan “Sex”. Sayang, sound yang dihasilkan oleh mereka kurang maksimal dan Matt terlihat kelelahan karena kemarin ia harus menghibur penonton Malaysia.

Didaulat sebagai penutup gelaran, produser merangkap DJ yang sudah mencetak puluhan hits Mark Ronson sukses membuat penonton generasi awal millenium melakukan karaoke massal dengan pilihan lagunya mulai dari “Get Ur Freak On”, “Toxic” sampai “Uptown Funk”.

Ya, gelaran WTF tahun ini memang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya meskipun hujan berkali-kali membuat makna asli dari WTF yaitu “What the f**k” sering keluar karena beberapa penonton tidak bisa menerima tanah yang becek atau tempat berteduh yang penuh. Setidaknya pengalaman menonton WTF tahun ini memang mendekati gelaran summer festival yang ada di luar sana. Harapan yang besar pasti muncul dalam gelaran We The Fest 2017 dan kita harap gelaran tahun depan bisa memberikan sesuatu yang lebih dari ini mengingat gelaran ini sudah menjadi agenda wajib fardhu ain bagi para hipster dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.

Photo by Budi Susanto

Special Thanks to Ismaya Live

luthfi
More from Creative Disc