Exclusive Interview with Alvin Chong: Artis Multi-Talenta Asal Malaysia

Oleh: rendy-salendu - 19 Dec 2018

Jika kalian akrab dengan musik dari negeri Jiran, pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Alvin Chong. Pria kelahiran 23 Januari 1991 ini tidak hanya dikenal melalui lagu-lagunya dengan tiga jenis bahasa yang berbeda (Melayu, Inggris dan Mandarin), namun juga atas penampilannya dalam beberapa film serta serial TV di Malaysia.

Baru-baru ini, penyanyi asal Pulau Pinang tersebut merilis single terbarunya berjudul ‘Tajam’, yang sudah bisa didengarkan di Spotify atau platform streaming manapun. Saat kedatangannya ke Jakarta untuk bertemu Jax Jones beberapa waktu lalu, Creative Disc sempat bertandang ke kantor Universal Music Indonesia untuk berbincang seru dengan Alvin Chong mengenai karir musik dan kesibukan lainnya. Simak wawancaranya berikut ini.

CD: Apa kabarmu?

Alvin Chong: Good.

CD: Apakah ini kali pertamamu datang ke Jakarta?

Alvin Chong: Ini sebenarnya kali keempat saya kemari. Lebih seringnya di Jakarta Barat, dan belum pernah kemana-mana. Dan ini pertama kalinya saya datang ke kantor UMI.

CD: Ceritakan maksud kedatanganmu kali ini.

Alvin Chong: Kedatangan saya untuk mempromosikan single terbaru saya yang berbahasa Melayu, yaitu ‘Tajam’. Dan juga main-main ke UMI karena belum pernah bertemu mereka sejak saya bergabung dengan grup Universal Music Malaysia. Dan juga saya hendak bertemu dengan Jax Jones untuk berbincang-bincang, dan akan mengenalkannya dengan makanan khas Malaysia.

CD: Melihat ke belakang, bagaimana pertama kalinya kamu terjun ke dunia musik dan juga akting?

Alvin Chong: Saya sudah mulai mengenal dunia kerja sejak umur 7 tahun. Saya pernah bekerja di berbagai bidang. Paman saya punya minimarket dan saya membantunya. Kemudian saya pernah kerja juga di McDonald’s, kemudian di bagian penjualan langsung, dan berbagai macam pekerjaan yang biasa dikerjakan pelajar/mahasiswa pada umumnya. Di umur 16 tahun saya masuk ke sebuah café musik dengan live musik di dalamnya, dan saya mulai bertanya-tanya seberapa besar yang band tersebut dapatkan dengan tampil disitu selama 3 jam. Dan saya mendatangi bandnya untuk bertanya lebih lanjut, lalu saya ke manajer café nya untuk audisi langsung. Sejak saat itu saya mulai tampil di berbagai macam show, dari tempat ke tempat, pernikahan dan event lainnya. Dan saat umur 18 tahun, saya melihat iklan di TV mengenai ajang pencarian bakat seperti X-Factor namun dalam bahasa Mandarin. Dan saya ikut audisinya dengan alasan hadiah uangnya, serta mobil sebagai hadiah utamanya. Saya bergabung dan sampai ke Top 5. Dari situ saya dikontrak sebuah label indie. Dan dari situlah awal mula karir bermusik saya.

CD: Kamu dikenal sebagai aktor berbahasa Mandarin yang sukses dengan peran berbahasa Melayu. Apakah kamu menguasai bahasa tersebut sejak lahir?

Alvin Chong: Saya tumbuh dengan hanya bisa berbahasa Mandarin. Dan saat saya pindah ke Kuala Lumpur dari Penang, saya berpikir bahwa berbicara bahasa Mandarin saja tidak akan mengantar karir saya lebih jauh, jadi saya mulai belajar bahasa Inggris dulu awalnya. Dan saat itu memang karir saya tidak terlalu berkembang, karena komunitas Mandarin hanyalah sebagian kecil disana, bahkan untuk selebritinya juga. Lalu sekitar tahun 2016, teman saya bertanya kenapa tidak coba masuk ke pasar Melayu yang lebih besar cakupannya. Saat itu saya tidak terlalu lancar berbahasa Melayu. Saya tahu menulisnya, tapi kesusahan untuk bicara. Akhirnya saya memberanikan diri untuk audisi. Pertama kalinya sangat parah, saya tidak bercakap sama sekali. Tapi akhirnya saya punya kesempatan untuk main di salah satu sinetron, yang kemudian sinetron tersebut menjadi besar dan orang-orang mulai mengenal saya dari situ, meskipun saya hanya tampil di 70 adegan. Tapi karena saya berperan sebagai seorang pilot yang merupakan teman baik dari karakter utamanya, orang-orang mulai mengenal saya. Orang Chinese yang bisa bahasa Melayu, dan seorang pilot, juga teman dari pemeran utamanya. Sejak saat itu, saya mulai banyak tampil di acara berbahasa Melayu. Dan di awal tahun ini, saya berkesempatan menjadi salah satu pembawa acara “I Can See Your Voice” musim pertama, yang akan masuk ke musim kedua tahun depan. Saya tidak menyangka bisa membawakan acara dalam bahasa Melayu, karena bukan bahasa ibu saya.

CD: Apakah kamu sedang terlibat suatu program TV saat ini?

Alvin Chong: Ada beberapa sinetron saat ini, dan juga akan ada 2 program di tahun depan. Belum masuk tahap syuting, tapi akan diproduksi mulai tahun depan. Saya juga sering diundang ke acara kuis, musik, tapi belum ada acara yang besar saat ini. Belum ada acara yang disiarkan diluar negeri.

CD: Kamu punya lagu dari 3 jenis bahasa. Bahasa mana yang paling menantang untuk dinyanyikan?

Alvin Chong: Saat ini bagi saya yang paling menantang adalah bahasa Inggris. Bahasa Melayu tidak terlalu susah jika kamu sudah berbicara dengan bahasa. Menyanyikan bahasa Melayu jauh lebih mudah dibandingkan berbicara. Tapi bahasa Inggris berbeda. Saya rasa menyanyikannya lebih susah dibandingkan berbicara.

CD: Selain bernyanyi dan akting, kamu juga menulis lagumu sendiri. Apa inspirasimu saat menulis lagu?

Alvin Chong: Saya tidak menulis lagu secara reguler. Saya hanya menulis kalau saya ingin saja. Biasanya setelah ada hal yang terjadi, atau teman saya menceritakan sesuatu yang menarik yang ingin saya tulis atau saya rasa perlu saya tulis. Biasanya berupa kisah patah hati, masalah keluarga, masalah sosial politik. Jika saya menemukan ide, saya akan langsung merekamnya dalam telepon genggam saya, dan saya akan mendatangi produser saya untuk meminta bantuannya dalam menyelesaikan yang saya buat. Dan setelah selesai, saya akan mengirimnya ke label, dari situ akan dilihat apakah lagu tersebut cocok untuk saya atau tidak. Jika tidak, maka lagu tersebut akan diberikan kepada orang lain.

CD: Lagu ‘We Got This’ merupakan sebuah lagu duet dengan penyanyi Filipina, Isabela Vinzon. Bagaimana awalnya kolaborasi tersebut terlaksana?

Alvin Chong: Lagu ini merupakan lagu bahasa Inggris pertama saya. Saat itu saya bilang ke Universal Music Malaysia kalau saya perlu sebuah lagu berbahasa Inggris jika ingin go internasional. Saat saya mendapat lagu tersebut dari salah satu produsernya, kami langsung sreg dengan lagunya. Dan kebetulan, saat itu MCA Music, cabang Universal Music Philippines sedang mempromosikan Isabela Vinzon, yang biasa aku panggil Lala. Jadi saya mengirimkan lagu tersebut kepada mereka, dan mereka menyukainya. Kemudian saya terbang ke Philippines untuk melakukan proses rekaman. Keseluruhan proses produksinya dilakukan selama kurang lebih dua bulan. Kami menyelesaikan rekamannya, video musiknya, serta photoshoot nya dan juga promo di Manila. Itu merupakan keputusan tercepat yang pernah saya buat.

CD: Kamu baru saja merilis ‘Tajam’. Ceritakan mengenai lagu tersebut.

Alvin Chong: Lagu tersebut bercerita tetang seorang pria yang ditolak oleh seorang perempuan. Apapun yang dilakukan pria tersebut, tetap saja ditolak oleh si perempuan. Kata ‘Tajam’ mengacu pada penolakan yang diberikan si perempuan tersebut kepada sang pria.

CD: Apakah ada rencana untuk mengembangkan karirmu diluar Malaysia?

Alvin Chong: Ya, sebagai seorang musisi selalu ada keinginan untuk mengembangkan karirmu seluas mungkin. Kami selalu ingin karya kami didengarkan banyak orang. Di sisi lain, keinginan tersebut perlu didukung oleh banyak aspek. Saya terus berusaha membawa musik saya keluar, seperti Filipina, bahkan juga Australia, serta Indonesia, Singapura. Tim yang ada sangat membantu saya. Namun, saya hanya berusaha dan berharap semuanya berjalan dengan baik. Saya harap ‘Tajam’ mendapat respon yang baik di Jakarta. Jika tidak, saya tetap akan melakukan yang terbaik untuk karir bermusik saya.

CD: Apakah kamu mengetahui tentang skena musik di Indonesia?

Alvin Chong: Ya. Saya melihat bahwa skena musik di Indonesia lebih terbuka daripada Malaysia. Setiap orang menyukai genre musik yang berbeda-beda. Dan setiap genre musik yang ada mempunyai penggemarnya masing-masing.

CD: Apakah sangat jauh berbeda dengan skena musik di Malaysia?

Alvin Chong: (orang) Malaysia lebih menyukai lagu-lagu balada, seperti lagu-lagu sedih dan bisa membuatmu menangis, seperti musik-musik di sinetron. Namun di kota Kuala Lumpur sendiri agak sedikit mirip dengan yang terjadi di Indonesia.

CD: Bagaimana kamu mengkategorikan ciri khas bermusikmu?

Alvin Chong: Mine is pretty easy. Pop. Apapun jenis pop nya. EDM-pop, dance-pop, ballad-pop, semacam itu.

CD: Apakah kamu mendengarkan lagu dari artis-artis Indonesia?

Alvin Chong: Saya tahu beberapa, tidak banyak. Di Malaysia kami kenal Afgan, Rossa, Krisdayanti, Cakra Khan, Virgoun. Saya hanya tahu beberapa. Bahkan artis Malaysia pun saya hanya tahu sedikit. Mungkin jika ada kesempatan berikutnya saya bisa berkunjung ke Indonesia, saya akan berusaha untuk mengenalnya lebih baik lagi.

CD: Di samping kesibukanmu, kamu cukup aktif di Youtube melalui channel-mu. Apa yang memicumu untuk mem-posting videomu pertama kalinya? Dan content apa yang biasa kamu tampilkan?

Alvin Chong: Saya adalah orang yang workaholic. Saya tidak bisa tinggal diam. Jika saya diam dalam waktu 5 jam, saya akan sangat gelisah. Saya akan mulai memikirkan konten apa yang akan saya buatkan videonya, hal apa yang bisa saya ambil gambarnya untuk di-post di Instagram, dan lain sebagainya. Untuk Youtube, kontennya biasanya spontan. Saya selalu membawa kamera untuk membuat vlog. Tanpa arahan apapun, jika ada hal yang menarik, saya langsung membuat kontennya. Saya juga meng-hire seorang videographer. Saya suka minta masukan konten apa yang bagus untuk dibuat. Saya suka mengisi waktu luang yang ada. Karena saat saya tidak melakukan apa-apa, tidak membuat lagu, tidak ada program TV atau sinetron, saya akan mengisi waktu kosong saya dengan mencari konten yang baik untuk dibuat. Saya juga punya PH kecil untuk memproduksi video musik saya, kemudian juga video-video untuk perusahaan lain.

CD: Jadi, untuk Jax Jones, kamu sudah menyiapkan idenya?

Alvin Chong: Arahannya sangat simple, karena kami tidak punya banyak waktu, hanya sekitar 10 menit. Kami sudah menyiapkan cara yang unik untuk memperkenalkan makanan khas Malaysia kepada Jax Jones. Dan ada sedikit games mengenai pengetahuannya tentang Malaysia.

CD: Apakah ada yang ingin kamu sampaikan bagi para pendengar musikmu atau para pendengar musik yang ingin mendengarkanmu?

Alvin Chong: Sangat simple, apapun yang saya katakan, jika kamu tidak mau mendengarkan musik saya, saya tidak akan memaksa. Tapi jika kamu ingin menyia-nyiakan waktu sekitar 3 menit dalam hidupmu, kamu bisa langsung ke Spotify atau layanan streaming lainnya untuk mendengarkan. (sambil tertawa)

CD: Apa yang ada di playlist-mu saat ini?

Alvin Chong: ‘Consequences’ milik Camila Cabello. Apalagi ya..

CD: Lagu balada mungkin?

Alvin Chong: Kebanyakan lagu balada pastinya. Tapi yang menjadi idola saya adalah Shawn Mendes. Kemudian Calum Scott dan Ed Sheeran. Itu top 3 penyanyi pria favorit saya.

CD: Apakah kamu sempat menyaksikan konser Calum Scott?

Alvin Chong: Saat ia berkunjung ke Singapore. Saya pernah mewawancarainya. Ia sangat baik. Kami saling follow di Instagram. Dan semoga bisa bekerjasama dengannya di masa datang.

rendy-salendu
More from Creative Disc