Exclusive Interview Prophets of Rage, Supergrup Yang Takkan Berhenti Bergerak Menentang Ketidakadilan Sosial

Oleh: lauretha - 28 Aug 2019

Acara musik Hodgepodge Superfest 2019 tinggal menghitung hari. Salah satu line up utama festival ini, supergrup asal Amerika Serikat, Prophets of Rage yang berisikan musisi kawakan perpaduan dari Tom Morello/gitar, Tim Commerford/bass, Brad Wilk/drummer (Rage Against the Machine), Chuck D/vocal, DJ Lord (Public Enemy), B Real (Cypress Hill). Sebagai pemanasan sebelum nantinya tampil untuk fans dan semua yang penasaran dengan aksi panggung mereka, Creativedisc.com mendapat kesempatan dari Universal Music Indonesia untuk terhubung dengan Chuck D salah satu personil Prophets of Rage yang juga pentolan dari grup hip-hop/rap bernafaskan kritik politik yang masih sangat memiliki basis solid untuk pencinta musiknya hingga sekarang. Simak obrolannya berikut ini!

CD: Hi, Chuck! Senang sekali bisa berbicara dengan anda saat ini. Bisakah kamu ceritakan awalnya Prophets of Rage akhirnya bisa terbentuk?

Chuck D: Kami sudah saling mengenal satu sama lain sejak lama, dan Tom Morello mulai berpikir untuk membuat supergrup seperti Prophets of Rage yang menyuarakan tentang kehidupan sosial politik di Amerika Serikat. Bagi kami lewat musik lah pesan – pesan ini bisa kami lontarkan pada audiens.

Lalu, tidak hanya di Amerika Serikat saja, namun kami juga menulis karya tentang protes dunia lewat lagu kami seperti “Unfuck The World”. Kami berharap bahwa hal ini bisa membuka banyak pihak dan tidak tinggal diam dengan apa yang terjadi dengan sekitar kita. Yang selalu kami ingat adalah kita tidak boleh tinggal diam dan tidak beraksi.

CD: Prophets of Rage adalah supergrup yang berisikan pentolan band legendaris di Amerika, seperti Rage Against the Machine, Public Enemy dan Cypress Hill. Gimana cara kalian mengkombinasikan dan menyelaraskan seni dari latar belakang music yang sungguh berbeda-beda ini, seperti musik Rock, Grunge, Metal dan Electronic? Bukankah ini semua tantangan sendiri?

Chuck D: Kami memang terdiri dari beberapa pribadi dimasing-masing peran kami sebagai musisi, seperti Rage Againts The Machine, Cypress Hill, Public Enemy beserta DJ Lord. Untung mengkombinasikan semua unsur, komunikasi dan sering berlatih dengan masing-masing personil adalah yang paling utama. Menghargai perbedaan dan membuat satu misi karya yang sama.

Isi kepala masing-masing sangat beragam dan memang tidak mudah, tapi karena kami terus berdiskusi dan memiliki misi yang sama sehingga semua menjadi lebih baik.

CD: Bagaimana cara tiap personil Prophets of Rage mengatur waktu dari kesibukan kalian sebagai musisi – musisi legendaris ini?

Chuck D: Kebetulan kami semua kebanyakan tinggal di California, jadi masih sangat mudah untuk kami bertemu tiap saat. Misalkan saja ada hal yang harus diselesaikan dan kami bisa seketika itu juga berjumpa dan berdiskusi. Tetap pada komitmen kita juga merupakan kunci kekompakan Prophets of Rage.

CD: Lirik lagu-lagu Prophets of Rage merupakan karya yang menyuarakan ketidakadilan penguasa, manusia yang semena-mena pada manusia lainnya, kritik sosial dll. Sesusah apa untuk band ini membuat sebuah lirik dan lagu dari situasi itu?

Chuck D: Sebenarnya sangat mudah untuk membuat musik dan lirik dari band ini. Karena kejadian yang berkaitan dengan kehidupan politik disekitar kita sangat banyak terjadi. Yang kami lakukan adalah menjadi lebih kritis dengan kejadian disekitar kita dan menyuarakan itu lewat lirik kami, Prophets of Rage. Ide itu bisa muncul dari siapa saja dan kapanpun, biasanya kapanpun kami menemukan ide itu langsung kita diskusikan dan memutuskan apakah hal ini bisa menjadi pesan dalam karya kita selanjutnya.

CD: Bisakah kamu ceritakan proses kreatif pembuatan single terbaru ditahun ini yakni 'Made With Hate', dan berisi tentang apakah lagu ini?

Chuck D: Lagu 'Made With Hate' adalah mengenai kebencian yang ada di seluruh dunia. Banyak orang saling membenci dan inilah yang ingin kami lontarkan pada dunia, bahwa kita sebagai manusia terlalu banyak membenci dan sedikit menyayangi.

CD: Berbicara tentang Indonesia, apa hal yang pernah kamu dengar tentang Negara kami ini? Bagaimana menurut kamu tentang masyarakat Indonesia dalam bersosial-politik sendiri?

Chuck D: Ya tentu saja, Public Enemy grup saya waktu itu sempat perform di Indonesia lima tahun lalu. Sempat juga saya memiliki kenalan baik teman-teman yang berkecimpung di dunia hip-hop dan rap dari Indonesia yang juga menyuarakan tentang suara rakyat dan kritis terhadap dunia politik di negara kamu. Yang saya pahami adalah masyarakat Indonesia juga kebanyakan masih konservatif dalam memandang kehidupan berpolitik, namun juga ada dari masyarakat Indonesia yang cukup kritis dengan yang terjadi di negaranya.

CD: Bagaimana perasaan Prophets of Rage akhirnya bisa datang dan nanti tampil di Indonesia?

Chuck D: Kami tentunya sudah tidak sabar untuk bisa tampil dihadapan Indonesia. Setelah beberapa tahun lalu saya mengunjungi Indonesia.

CD: Pesan untuk fans Prophets of Rage di Indonesia !

Chuck D: Prophets of Rage sangat siap untuk tampil terbaik minggu ini di Jakarta. Siapkan dirimu! Dan terus menjadi kritis dan suarakan yang terbaik untuk kehidupan manusia!

Interview dan teks oleh Lauretha Sudjono

lauretha
More from Creative Disc