CreativeDisc Exclusive Interview With Chilli Beans.: Menceritakan Emosi Manusia Lewat Fantasi di Album Keduanya

Oleh: luthfi - 05 Apr 2024

Trio asal Jepang yang dibentuk dari pertemanan di sekolah musik bernama Chilli Beans. merasakan kesuksesan yang luar biasa selama masa pandemi. Band yang namanya terinspirasi dari nama band Red Hot Chilli Peppers ini langsung mendapat perhatian yang luar biasa ketika mereka berkolaborasi dengan teman satu sekolahnya Vaundy yang merupakan bintang besar di skena musik Jepang.

Berkat kolaborasi tersebut nama mereka menjadi omongan di mana-mana dan didaulat menjadi rising star di media musik Jepang. Selepas mereka merilis EP perdana mereka “d a n c i n g a l o n e” mereka langsung dikontrak oleh major label Avex dan langsung masuk ke sublabel mereka A.S.A.B. Setelahnya, karir mereka langsung melejit dengan sound pop rock yang catchy dan santai sebagai penawar di era pandemi yang muram. 

Setelah merilis album self titled perdananya, mereka kembali dengan album keduanya “Welcome to My Castle” dimana mereka menantang batasan dari musik mereka sendiri dengan memasukkan banyak unsur fantasi dengan lirik yang melambangkan alam bawah sadar manusia yang ingin bertindak liar dan berontak. Album ini sangat berbeda dari album perdana mereka dimana mereka ingin menaikkan kadar pop di album barunya.

Kali ini CreativeDisc berkesempatan mewawancarai trio yang diisi Moto (vokal), Maika (bass, vokal), dan Lily (gitar, vokal) tentang apa yang mereka sampaikan di album keduanya dan tantangan mereka untuk bisa mengeluarkan fantasi liar di kepala mereka ke dalam album ini. 

Bisa diceritakan tentang asal muasal dari Chilli Beans.?
Kami bertiga bertemu di sekolah musik bernama “Voice” dimana kami membentuk band di sana.

Bisa diceritakan lebih rinci tentang album kedua kalian “Welcome to My Castle”?
Album ini mempunyai tema tentang sebuah dunia di mana fantasi dan kehidupan sehari-hari bercampur. Kami membandingkan berbagai emosi ini dengan pintu kastil karena melambangkan pikiran manusia yang tidak koheren. Gambaran dari album ini adalah sebuah ruangan tempat kita mengurung perasaan kita yang sesungguhnya yang jarang kita komunikasikan dalam kehidupan sehari-hari, satu per satu.

Ada perbedaan yang signifikan dibandingkan album pertama dan album kedua. Di album kedua ini, kalian memasukkan banyak unsur musik pop. Ada alasan terkait hal ini?
Kali ini kami memiliki konsep yang jelas tentang apa yang kami bayangkan, jadi kami pikir hasilnya berbeda dari album pertama. Kami mengemasnya dengan berbagai hal, sound dan suasana yang kami sukai.

Kalian mencoba hal yang baru di album kedua. Apa ada keraguan untuk mencoba hal baru sewaktu mengerjakan album ini?
Kami ingin orang-orang mendengar dunia yang kami buat sesegera mungkin, dan kami begitu asyik membuat lanskap sound yang kami bayangkan terus menerus, hingga kami menyadari bahwa semuanya sudah selesai. Proses tersebut sungguh mengasyikkan dan menyenangkan buat kami.

Aku sangat terkejut ketika mendengar lagu ‘Welcome’, karena di lagu ini kalian memainkan musik funk dan disco yang sangat berbeda dari karya kalian sebelumnya. Bisa dijelaskan lebih rinci tentang lagu ini?
Lagu ini awalnya ditulis dengan bass, dan Maika suka dengan musik funk. Lagu ini bercerita tentang bagian dari diri kita yang sedang high, karena ketika kita sedang high, ada banyak perasaan optimis dan positif didalamnya, seperti kita bisa berteriak “aku bisa melakukan hal ini sekarang”. Lagu ini juga merupakan salah satu dari sekian banyak emosi yang kami tumpahkan di album ini, dan menurut kami keceriaan lagu ini meningkatkan keanehan album ini. 


Bisa diceritakan lebih rinci tentang lagu ‘Raise’ yang menjadi soundtrack untuk anime One Piece?
Kami selalu menonton anime One Piece sewaktu kecil dan itu memengaruhi kami semua. Lagu ini aslinya dibuat dengan gambaran dunia bajak laut dan sihir, jadi kami bisa berhubungan dengan dunia One Piece dengan cara tersebut. 
Lagu ini juga mempunyai makna bahwa kamu bisa bepergian dengan semua orang. Ini adalah lagu tentang bagaimana ketika kamu tumbuh dewasa kamu akan merasa cemas tentang hal-hal seperti momentum dan keberanian, tetapi jika kamu tetap berjiwa muda kamu merasa bebas dan bisa pergi ke mana saja. Kupikir bermimpi bukanlah hal yang buruk meskipun kamu sudah menjadi dewasa.


Selain One Piece, ada manga atau anime yang kalian suka?
Moto: Aku suka Cyberpunk: Edgerunners, Violet Evergarden, anime buatan Ghibli, dan Attack on Titan.
Maika: Aku suka Detective Conan dan anime buatan Ghibli.
Lily: Aku suka Adventure Time dan Untalkative Bunny.

Mari berbicara tentang karir musik kalian. Aku sudah mendengarkan kalian semenjak EP perdana kalian “d a n c i n g a l o n e”. Kalau dari kalian, perubahan apa yang terasa dari EP perdana kalian sampai album “Welcome to My Castle”?
Cara kami membuat musik tidak berubah banyak, tetapi kami sekarang dapat membuat lagu yang sesuai dengan apa yang kami bayangkan di dalam kepala kami. Selain itu, saat pertama kali kami terbentuk kami tidak bisa melakukan banyak pertunjukan langsung karena kami terbentuk di masa pandemi. Tapi sekarang kami bisa bermain secara langsung dan menghadiri banyak festival, kami telah bertemu dengan banyak artis dan penggemar kami yang beragam. Kami pikir kami terstimulasi dengan hal itu dan berubah dalam beberapa hal. 


Ada tantangan ketika kalian menempuh karir di industri musik?
Kami ingin terus melaju dengan menempuh banyak tantangan ketimbang melakukan hal yang sama terus menerus. Kami ingin terlibat dengan hal-hal yang sesuai dengan musik kami dan secara langsung mengalami banyak hal dari berbagai macam negara.

Sebagai trio yang semua personilnya perempuan. Apa tanggapan kalian tentang perempuan di industri musik?
Menurut kami, sungguh luar biasa bahwa semua orang bisa mengekspresikan diri mereka seperti yang mereka inginkan terlepas dari jenis kelamin mereka atau apa pun itu.


Akhirnya kalian tampil di Nippon Budokan yang menjadi tempat pencapaian tertinggi musisi Jepang untuk tampil lewat “Welcome to My Castle at Budokan” pada Februari 2024 kemarin. Bisa diceritakan tentang penampilan kalian di Budokan?
Kami menciptakan suasana yang mengundang semua orang masuk ke dalam dunia album “Welcome to My Castle”, dan kami menciptakan ruang yang bisa dinikmati dan dirasakan bersama. Menurut saya, kami dapat menyampaikan gambaran lagu yang kami mainkan dengan sangat baik dalam pertunjukan kami dengan menggunakan berbagai gambar yang membuat penonton sedikit takut.

Sebutkan album Jepang dan luar Jepang yang memengaruhi musik kalian?
Moto: Aku suka “K-12” punya Melanie Martinez dan album kami tentunya “Welcome to My Castle”.
Maika: Aku suka album perdana Dua Lipa dan album perdana Fujii Kaze “HELP EVER HURT NEVER”.
Lily: Aku suka sekali “Being Funny In A Foreign Language” punya The 1975, album boygenius “the record”, dan album self titled dari Sakanaction.


Jika kalian punya mesin waktu dan bisa kembali ke masa lalu. Hal apa yang kalian ingin katakana ke diri kalian di masa lalu?
Moto: Have your fun!
Maika: Gak apa-apa untuk hidup sedikit liar.
Lily: Gak usah takut!

Apa harapan terbesar kalian di masa depan yang ingin kalian dapatkan?
Kami ingin tampil di berbagai macam tempat dengan berbagai macam orang dan menyampaikan pandangan kami ke mereka. Kami ingin orang-orang datang dan larut dalam dunia yang kami bawa.


Ada pesan kepada pendengar kalian di Indonesia?
Halo, kami dari Chilli Beans. Kami sangat senang kalau kalian bisa terhubung dan merasakan apa yang kami rasakan lewat musik kami. Kami menunggu hari dimana kami akan bertemu dengan kalian di Indonesia. Terima kasih banyak!!

 

luthfi
More from Creative Disc