10 Penyanyi Indonesia Yang Menjadi Kandidat "The Voice of a Generation"

Oleh: welly - 31 Mar 2020

Mulai dari Aaliyah Massaid hingga Andmesh Kamaleng, perlombaan sepuluh tahun pun dimulai!

“The voice of a generation”: reputasi prestisius yang diberikan kepada musisi atau penyanyi yang berhasil mencapai kejayaan tak terpungkiri hingga diakui menjadi duta besar suatu generasi. Triknya gampang-gampang susah. Apabila kita mengenang masa muda kita dan yang pertama kali muncul di benak kita adalah musisi atau penyanyi tertentu, maka mereka adalah yang mewakili semangat generasi kita. Mereka adalah “The voice of a generation”.

Sebagai pemanasan, mari kita rekap terlebih dahulu “The voice of a generation” dari tiga puluh tahun terakhir ini.

Era 90-an, yang dibalut dengan gejolak perubahan dan semangat pemberontakan, diwakili oleh legenda pop rock seperti Dewa 19 dan Potret. Milenium baru pun terbit dan era 2000-an menjadi tanah lapak dominasi band berkat hadirnya Padi, Sheila on 7, Peterpan (kini bernama NOAH), dan Nidji (kini berganti vokalis). Dekade 2010-an melahirkan YouTube yang selanjutnya meluncurkan Raisa, Virgoun, dan Tulus.

Era pun kembali berganti dan di sini lah kita berada sekarang: Dekade 20. Siapa yang kira-kira berpotensi menjadi ““the voice of a generation” untuk Dekade 20 ini? Mari kita coba urutkan--dari yang paling ‘bontot’ hingga yang paling memiliki potensi.

10. Aaliyah Massaid (18)

Terlepas dari debut raksasa Stephanie Poetri, justru Aaliyah Massaid yang menjadi ‘pewaris dinasti’ (ibunda Aaliyah adalah diva R&B Reza Artamevia) dengan potensi paling besar untuk menjadi hitmaker dekade 20. Meski hingga saat ini Aaliyah belum memiliki hit yang mendominasi radio atau pun streaming, “Ulangi” menjadi showcase brilian bahwa Aaliyah memiliki warna vokal yang sangat langka di angkatannya: contralto klasik bernuansa blues dengan nyawa yang muda.

9. Brisia Jodie (23)

Insting Brisia Jodie sebagai seorang singer-songwriter mampu menjadikannya sebagai salah satu musisi milenial yang paling ‘laku’ di awal Dekade 20 ini. Memadukan kecerdasan seorang produser dengan kepribadian girl-next-door, Brisia Jodie menjadi contoh bahwa dibutuhkan lebih dari sekedar teknik vokal untuk bisa bersaing di Dekade 20. Brisia Jodie tahu apa yang disukai industri musik: balada pop yang addictive namun sophisticated.

8. Mawar de Jongh (18)

Mengikuti jejak pendahulunya (seperti Maudy Ayunda dan Tatjana Saphira), sosok Mawar de Jongh yang masih remaja kini menjadi tambahan terbaru untuk jajaran bintang film yang mampu meniti karier yang solid dalam industri musik Indonesia. Ketika musik tidak lagi menjadi produk yang sekedar didengar, Mawar de Jongh menjadi perwujudan nyata pentingnya keragaman “brand portfolio” dalam menjual musik di pasar mainstream.

7. Sal Priadi (27)

Debut album Sal Priadi (Berhati, 2020) seolah-olah menjadi deklarasi kencang bahwa Sal Priadi hendak merintis gerakan eksperimentasi genre untuk generasi baru pecinta musik Indonesia. Selain itu, kecenderungan Sal Priadi dalam memadukan musik dengan seni pertunjukan turut menjadikannya sebagai salah satu artis pendatang baru paling orisinil di awal Dekade 20 ini.

6. Ardhito Pramono (24)

Harapan baru untuk musik jazz Indonesia, Ardhito Pramono seolah-olah mengemban visi bahwa musik jazz yang terkenal sangat konservatif dan kompleks bisa menjadi sesuatu yang ‘gaul’, radio-friendly, dan disukai masyarakat luas. Keberanian Ardhito Pramono dalam mengeksplor genre musik anti-mainstream lainnya (seperti rockabilly, garage rock, dan swing) turut menjadi inspirasi bagi para artis pendatang baru--kini dan di masa depan nanti.

5. Weird Genius

Geng DJ yang terdiri dari Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Gerald Liu perlahan-lahan menorehkan jejak mereka untuk menciptakan karya musik dance-pop yang otentik Indonesia. Terlepas dari lirik mereka yang umumnya berbahasa Inggris, produksi musik mereka tidak menjurus ke sesuatu yang kebarat-baratan. Membangun kesuksesan di ranah musik dance-pop bukanlah sesuatu yang mudah. Akan tetapi, di antara semua DJ pendatang baru di luar sana, Weird Genius memiliki kans paling besar.

4. Andmesh Kamaleng (22)

Debut raksasa Andmesh Kamaleng (Cinta Luar Biasa, 2019) menjadi pembuktian bahwa genre traditional pop tidak akan pernah kehilangan relevansinya di kancah musik modern. Mewarisi semangat penyanyi pop lawas seperti Bob Tutupoly dan Franky Sahilatua, Andmesh Kamaleng bisa saja menjadi “the future nostalgia” untuk tidak hanya dekade 20, tapi juga dekade-dekade selanjutnya.

3. Isyana Sarasvati (26)

Patut diakui bahwa Isyana Sarasvati bukanlah artis pendatang baru (debut albumnya, EXPLORE!, diluncurkan pada tahun 2015 yang lalu). Akan tetapi, yang membuat Isyana Sarasvati layak berada di daftar ini adalah kemampuannya untuk melakukan “self re-invention”. Dari piano pop untuk selanjutnya beralih ke adult contemporary untuk selanjutnya beralih ke Avant-garde pop, Isyana Sarasvati kerap kali mengganti kulitnya untuk terlahir kembali menjadi artis yang baru. Siapa bilang musisi veteran tidak bisa menjadi “The voice of a generation”?

2. Marion Jola (19)

Rasa-rasanya tidak ada penyanyi milenial yang paling ambisius selain Marion Jola dan itu adalah kualitas yang sangat langka dan patut diacungi jempol. Marion Jola memahami betul bahwa karier yang panjang tidak tercipta dari video musik yang ditonton jutaan kali di YouTube. Dengan mendominasi media sosial, streaming, ajang penghargaan (nasional dan bahkan internasional), dan konser live berskala (nyaris) stadium arena, seharusnya tidak ada yang lebih siap menjadi duta besar generasi selain Marion Jola.

1. Nadin Amizah (19)

Nadin Amizah menjadi artis beraliran alternative pop pertama yang berhasil memenangkan AMI Awards untuk Pendatang Baru Terbaik-Terbaik. Tidak hanya menghadirkan genre nan asing di ranah mainstream, Nadin Amizah juga memiliki potensi paling besar untuk menjadi diva masa depan yang berbeda dari para pendahulunya --Diva yang tidak sekedar menyanyikan balada meraung-raung sambil dibalut gaun panjang gemerlapan--. Mewarisi estetika seni-wati jenius seperti Nike Ardilla dan Melly Goeslaw, rasa-rasanya kita akan mendengarkan (dan mempelajari) Nadin Amizah untuk waktu yang sangat lama. Singkat kata: bila Amerika Serikat memiliki Billie Eilish, maka Indonesia memiliki Nadin Amizah.

TENTANG PENULIS

Felix Martua adalah seorang novelis, penulis, dan kontributor lepas berbasis di Kota Bogor, Jawa Barat. Selain mengerjakan proyek fiksi, Felix Martua turut mengulas topik seputar musik, film, seri, buku, novel, pop culture, dan isu sosial-budaya. Felix Martua bisa dihubungi via Instagram @felixmartuaofficial atau dengan mengirimkan email ke martuafelix00@gmail.com

 

welly
More from Creative Disc