CreativeDisc Exclusive Interview With girl in red: Sukses Karena Menjadi Diri Sendiri

Oleh: luthfi - 29 Mar 2021

Seorang cewek berusia 22 tahun asal Norwegia bernama Marie Ulven Ringheim sukses masuk ke hati para pendengarnya lewat karya yang ia berikan dengan nama girl in red, sebuah proyek musik yang ia buat sendiri di kamarnya. Kesuksesan tersebut bisa dilihat di berbagai macam postingan sosial media anak keren jaman sekarang yang selalu memutar lagu girl in red dan menjadikannya sebagai mood board mereka lengkap dengan cuilan lirik di lagunya.

Hanya dalam waktu empat tahun semenjak ia menekuni girl in red, Marie berhasil menggondol dua plakat gold di Amerika Serikat karena berhasil menjual lagunya sebanyak satu juta kopi tanpa masuk chart di Amerika Serikat dan murni hasil pencetan angka streaming dan unduhan. Dengan torehan seajaib ini sudah pasti antisipasi dan tekanan besar atas album perdananya “If I Could Make It Go Quiet” muncul (yang lucunya seperti menjadi jawaban atas ekspektasi dan tekanan yang ia alami karena namanya sudah besar).

Sebelum album perdananya dirilis, CreativeDisc berkesempatan ngobrol bareng girl in red dimana ia bercerita tentang kisahnya menjadi musisi kamar, single barunya 'Serotonin', dan tentang album perdananya yang menjadi salah satu bagian pencarian jati dirinya.

CD: Apa yang kamu lakukan selama pandemi?

girl: Selama tahun 2020 ini aku menyelesaikan album perdanaku dan aku juga punya anjing baru dan bangun lebih cepat. Aku juga baru bangun di jam 9 pagi, biasanya aku tidur jam 11 malam.

CD: Anjingnya pasti lucu ya?

girl: Iyap, aku baru memberi dia makan dan dia senang banget untuk dielus.

Serotonin dan pengalaman di rumah sakit.

CD: Berbicara soal single terbarumu 'Serotonin', bisa diceritakan lebih lanjut tentang lagu ini?

girl: 'Serotonin' adalah lagu pertama di album perdanaku “If I Could Make Go Quiet”. Ini adalah lagu yang keren dimana lagunya ada rap dan ada elemen gitar di dalamnya. Benar-benar lagu yang keren.

CD: 'Serotonin' ini soundnya bermacam-macam di satu lagu dari lagu indie rock tiba-tiba di tengah ada beat trap. Ada alasan khusus tentang ini?

girl: Sebenarnya karena aku orangnya suka mencoba semuanya jadinya tidak ada alasan khusus jadi waktu bikin lagu ini aku mencoba semuanya saja agar terdengar enak.

CD: 'Serotonin' diproduksi bareng sama Finneas (Billie Eilish) biasanya dia suka masukin sound aneh-aneh. Apakah kamu dikasih sentuhan Finneas juga di lagu ini?

girl: Dia menyarankanku untuk tetap menaruh racauanku di bagian sebelum masuk chorus pertama dan menurutku itu sentuhan anehnya dari dia tapi aku senang karena prosesnya menyenangkan.

CD: Di akhir lagu 'Serotonin' ada bagian dimana kamu berbicara pakai bahasa Norwegia. Bisa diceritakan tentang makna dibalik ucapan itu?

girl: Jadi itu sebenarnya adalah rekaman suara ketika aku berada di rumah sakit ketika aku sedang mengalami serangan panik yang membuatku mau meninggal. Temanku merekam kejadian dimana aku berbicara dengan dokter terkait hal itu. Cukup suram ya kejadiannya.

CD: Aku tidak menyangka ternyata ceritanya sesuram itu.

girl: Aku pikir adalah hal yang sangat keren jika bisa memasukkan kejadian di dunia nyata ke dalam sebuah lagu. Di “Serotonin” aku dengan jujur menceritakan pengalamanku mengalami OCD (gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang) dan mencoba menjadi lebih baik dan rekaman suara tersebut menggambarkan apa yang aku alami selama menjalani hal seperti itu.

"If I Could Make It Go Quiet" adalah album paling personal baginya.

CD: Mengenai album perdanamu “If I Could Make It Go Quiet”, kamu bilang album ini adalah perjalananmu berurusan dengan dirimu sendiri. Jadi album ini bakal menjadi album yang sangat personal bagimu?

girl: Betul, album ini adalah album yang sangat personal buatku. Aku banyak menceritakan pengalaman yang belum aku ceritakan sebelumnya dan ini bakal menjadi album yang sangat dalam tentang pengalaman tersebut.

CD: Apakah album ini bakal menjadi album dimana kamu mengenal dirimu sendiri?

girl: Aku merasa bahwa album ini lebih ke album dimana aku mengenal diriku sendiri dari segi bermusik karena album ini kukerjakan setiap hari di studio dan berbeda dengan karyaku sebelumnya yang dibuat di rumah dan sesuka hati dan album ini menggambarkan proses diriku sebagai musisi yang dulunya bekerja dari rumah ke studio besar.

CD: Apakah ada perbedaan ketika mengerjakan lagu di rumah dan di studio?

girl: Sebenarnya tidak terlalu ada bedanya. Aku pernah punya pengalaman waktu 16 tahun rekaman di studio dan hasilnya tidak begitu bagus karena waktu itu aku sibuk mencari tahu apa yang kurang dari diriku ketimbang pemikiran ‘aku kan produser ya aku kan bisa menyuruh orang yang ada di studio untuk membantuku mendapatkan apa yang kuinginkan’ dan juga di setiap lagu yang aku buat di album ini awalnya dibuat di kamarku dan kamar lamaku di rumah ibuku. Menurutku membuat musik itu menuangkan apa yang ada di kepala bukan tempat di mana aku membuat musiknya.

CD: Apa yang bisa kami harapkan di album perdanamu?

girl: Album ini sangat ekletik, meledak-ledak dan sangat ambisius.

CD: Apakah tempat kamu dibesarkan mempengaruhi musikmu?

girl: Iyap, tinggal di kota kecil di Norwegia yang kehidupannya benar-benar lambat dan membosankan dan itu membuatku membuat musik. Tempat kamu dibesarkan dan berada sering kali membentuk apa yang terjadi dan kamu lakukan di dalam hidupmu.

CD: Hampir semua lirikmu selalu menceritakan kejujuran dan bercerita apa adanya. Apakah kamu membuat musik selalu mempunyai pemikiran seperti itu?

girl: Tentu, aku sangat tidak nyambung dengan musik yang dibuat dengan tidak jujur dan itu bisa dilihat ketika mendengar musik dari era 2000an yang benar-benar bersih, banyak dipoles sana sini dan tidak berbicara sesuatu yang nyata. Saya sangat lelah dengan omong kosong tersebut dan kami juga lelah dengan kenyataan yang dipoles dan musik yang aku buat melambangkan kelelahan dari kebohongan tersebut. Jadinya itu menjadi standar buatku dalam bermusik dimana aku bercerita apa adanya dan juga dengan brutal.

CD: Apakah album yang kamu suka sepanjang masa?

girl: Wah ini pertanyaan bagus, saya suka album “Depression Cherry” milik Beach House karena itu album yang mempengaruhi saya secara emosional. Sebenarnya semua karya Beach House menyentuhku secara emosional ketika aku mendengarnya.

CD: Apakah kamu bakal menyangka kalau musik kamu diterima bahkan populer di seluruh dunia bahkan sampai membawa pulang plakat gold di Amerika Saerikat karena penjualannya luar biasa?

girl: Awalnya ketika membuat musik di kamarku aku tidak menyangka tanggapannya segila ini. Dua singleku sebelumnya ('i wanna be your girlfriend' dan 'we fell in love in october' berhasil mendapatkan plakat gold di Kanada dan di Amerika Serikat jadi aku punya empat plakat gold. Tapi aku tidak mau menempatkan itu di rumah karena nanti orang berpikir “oh ini toh hasil dari apa yang Marie kerjakan” dan itu nanti jadinya sombong jadinya aku taruh di studio saja.

CD: Apakah kamu punya saran untuk para musisi kamar dalam berkarya?

girl: Coba banyak hal karena banyak hal baru yang bermunculan ketika mencoba banyak hal.

CD: Sebutkan lima hal yang kita tidak ketahui tentang girl in red?

girl: Aku sangat jago fingerboard, aku punya anjing, aku suka memencet jerawat temanku dan aku sangat suka melakukan hal tersebut sampai-sampai aku mengikuti akun Instagram yang isinya tentang jerawat dipencet, aku punya eksim kering dan membuat kulitku terasa sangat gatal dan aku sangat ingin menjadi pelawak atau aktor.

luthfi
More from Creative Disc