CreativeDisc Exclusive Interview with Duncan Laurence: Ubah Elemen Negatif Menjadi Positif Lewat Lagu-Lagu Ciptaannya

Oleh: welly - 14 Apr 2021

Duncan de Moor atau yang lebih dikenal dengan nama Duncan Laurence adalah salah satu musisi yang meraup popularitas akibat memenangkan salah satu ajang pencarian bakat bergengsi di Eropa, Eurovision. Lagunya, ‘Arcade’ menjadi lagu yang membawa dia memenangkan ajang ini di tahun 2019 silam. Sejak saat itu, lagu ini telah dinikmati lebih dari 300 juta kali di digital streaming platform. Lagu ini juga menjadi lagu yang memenangkan Belanda di ajang Eurovision pertama kali sejak tahun 1975. Ditemui beberapa waktu lalu secara virtual, Duncan menceritakan bahwa dirinya memang sudah sejak kecil menyukai dan jatuh cinta pada musik.

“Aku tumbuh di sebuah kota kecil yang tidak mempunyai banyak teater atau sekolah musik. Ada sih sekolah musik lokal, tapi itu sekolahnya sangat tua. Aku suka sekali menghabiskan waktuku disana. Tapi sebenarnya momen yang membuatku jatuh cinta pada musik adalah saat kecil. Di Belanda, setiap anak akan mendapatkan ‘hari bebas’ di hari Rabu siang. Jadi, nenekku menjadi penjagaku di hari itu dan di rumahnya ada sebuah organ. Tapi, karena aku masih berumur 4 tahun dan masih sangat kecil, aku tidak bisa mencapai bass note yang ada di bawah sembari menekan kunci di organnya. Jadi, akhirnya aku berpura-pura saja memainkannya bak piano. Setiap lagu yang kudengar di radio, aku selalu berpura-pura memainkannya di organ tadi. Saat itulah aku jatuh cinta pada musik, dan suka sekali menyanyi saat aku masih sangat kecil,” kisah musisi yang juga sempat jadi juara musim ke-5 The Voice Belanda ini.

Duncan juga ikut menceritakan bahwa dirinya mengalami perundungan (bully) dari teman-temannya dari kecil hingga menginjak usia remaja. Walau telah mengalami perundungan secara bertahun-tahun, Duncan kemudian berusaha mengubah elemen negatif yang dialaminya menjadi sebuah pesan positif di lagunya. “Aku sering sekali dirundung, hingga aku masuk masa SMP dan SMA, hal itu memang sangat disayangkan. Tapi, di saat yang sama aku ambil semua negatif itu, kubawa pulang, dan aku menciptakan lagu dari itu semua. Aku berusaha menciptakan sesuatu yang positif dari hal itu. Akhirnya, hal itu yang memberikan aku kekuatan untuk menjadi seseorang yang kuinginkan tanpa harus merasa bersalah atau canggung pada siapapun. Aku selamanya bersyukur terhadap musik yang akhirnya membentukku seperti sekarang ini,” ungkapnya.

Berbicara mengenai ‘Arcade’, lagu yang membawa nama Duncan menjadi besar seperti sekarang ini, dia mengatakan mengambil inspirasi dari seorang teman dari keluarganya yang harus meninggal tanpa dapat mengucapkan perpisahan pada belahan jiwanya. “Ini adalah cerita seorang teman yang meninggal dunia saat aku masih muda. Dia adalah teman dari keluargaku, dia sedikit lebih tua dibanding aku. Dia meninggal beberapa tahun setelah berpisah dari belahan jiwanya. Di hari dia meninggal dunia, dia terus menerus melihat ke luar pintu rumah dan berharap sang belahan jiwa datang untuk mengucapkan selamat tinggal. Sayangnya, hal itu tidak terjadi. Cerita cinta yang tak terjawab inilah yang mengetuk hatiku, dan di moment itu juga, aku merasa harus menulis tentang ini. Walau begitu, kalau kamu dengarkan lagu ini dengan baik, kamu akan dapat mendengar ceritanya sekaligus kombinasi ceritaku yang harus pindah dari kota kecil untuk mengejar mimpi,” jelasnya.

Simak obrolan lengkap Creativedisc bareng Duncan Laurence lewat video dan podcast di bawah ini.

Thanks to Universal Music Indonesia.

Teks & Interview by Dundhee Yuwono.

welly
More from Creative Disc