Creativedisc Exclusive Interview with Madeon: Banyak Terinspirasi dari Hal-Hal yang Ditemuinya Di Sekitar

Oleh: dundhee - 20 Feb 2023

Akhir tahun lalu, di Djakarta Warehouse Project 2022, Hugo Pierre Leclercq atau yang lebih dikenal dengan nama Madeon datang lagi ke Indonesia untuk tampil setelah sebelumnya di tahun 2015 dirinya pernah tampil di event yang sama. Tentu, 7 tahun membuat baik warna musik, hingga inspirasi bermusik dari Madeon sangat berubah, setidaknya itulah yang Creativedisc rasakan saat bertemu dengan Hugo sebelum tampil.

Dalam interview yang berlangsung kurang lebih 10 menit itu, Hugo banyak sekali memberikan pandangannya tentang cara dia bermusik dan menghadirkan ‘paket lengkap’ dari performance-nya, tidak hanya sekedar musik, namun juga permainan visual dan lain sebagainya yang ternyata seluruhnya berasal dari hasil pemikiran musisi satu ini.

Simak obrolan Creativedisc bersama Hugo di bawah ini:

CD: Hi Hugo, gimana kabarmu dan gimana penerbangan ke Indonesia?
Hugo: Aku baik. Kami kemarin terbang dari Bangkok, jadi sebenarnya penerbangannya tidak terlalu panjang.

CD: Senang sekali akhirnya bisa melihatmu datang ke Indonesia, apakah ini pertama kalinya?
Hugo: Engga juga, aku sudah sempat datang dan main di DWP, kalo ga salah tahun 2015. Jadi, udah lama banget dan jadi era yang berbeda.

CD: Kamu sudah berkarir di dunia musik lebih dari 10 tahun lamanya, apa sih yang kamu rasakan berubah banget dalam musikmu?
Hugo: Kurasa, aku selalu suka dengan lagu-lagu dance dan pop yang menggabungkan musik, vokal dan instrumen. Mimpiku adalah bisa membuat musik sepenuhnya dariku. Mulai dari menulis memproduseri, dan semuanya. Dulu, saat aku memulai karier, kemampuanmu masih terbatas, jadi aku terlibat cuma di saat produksi. Jadi, yang aku rasakan berubah adalah dulu (Madeon) lebih ke DJ – Produser, sementara sekarang lebih ke penulis lagu, penyanyi, hal-hal hybrid di dalamnya yang sepenuhnya terasa nyata sesuai dengan passion dan seleraku. Itu yang kurasakan saat ini, aku bisa menulis dan bahkan menyanyikan laguku sendiri.

CD: Ya, aku ngerasain banget hal itu. Karena aku juga melihat tidak hanya di lagumu, tapi secara keseluruhan estetik dari karyamu. Boleh diceritain ngga, inspirasinya darimana?
Hugo: Itu penting buatku, karena aku selalu suka visual art sesuka aku dengan musik dan aku sudah membuat banyak animasi dan desain grafis selama aku juga membuat musik. Dan aku rasa di album terbaruku Good Faith, dan pertunjukkan Good Faith Forever yang aku tampilkan malam ini, kurasa aku sudah nemuin karakter visual dari Madeon lewat warna, figure misterius, yang menghadirkan kompleksitas yang intens dan ekstrim minimalism yang terinspirasi dari film-film yang mengiringi kehidupanku di Prancis, lukisan, dan semua media-media visual di sekitarku. Nyenengin banget bisa mengumpulkan itu semua sesuai dengan imajinasiku dan menggabungkan itu semua ke sebuah pertunjukan yang menghasilkan efek visual dan dance music.

CD: Apa sih sesuatu yang sangat random, tapi menginspirasimu dan akhirnya membuatmu bisa ‘menghasilkan’ sesuatu dari situ?
Hugo: Random thing ya. Kurasa yang tidak pernah terduga adalah passion pertamaku adalah magic dan melakukan magic tricks saat aku masih muda banget. Dan itu, kurasa, masih menginspirasi semua show yang kulakukan. Kayak contoh: ada beberapa sequence di show yang seolah-olah kami sedang melakukan sebuah trick secara visual seperti mengkloning tubuhku, dan tentu itu akan terasa seperti sebuah trik sulap. Itu mungkin yang tidak pernah terduga. Tapi, sebenarnya, aku bisa mendapatkan inspirasi dari mana saja, seperti font yang dipakai dalam sebuah kemasan shampoo, atau apapun, siapa tahu kan? Itulah kenapa aku suka banget travelling kayak sekarang ini aku ke Indonesia, aku suka sekali mengamati hal-hal detail, seperti, warna-warna ramu lalu lintasnya berbeda, taxi juga punya warna berbeda. Itulah kemudian yang coba aku tangkap, buat ditranslasikan ke seni yang kubuat. Aku bahkan punya semacam folder yang isinya semua hal yang ‘menggerakkan’ku dan membuatku terinspirasi, lho!

CD: Aku penasaran nih dengan salah satu lagu yang ada di album-mu berjudul ‘Dream Dream Dream’, disitu kamu menambahkan paduan suara serta unsur ethereal di dalamnya. Ada alasan tersendiri ga sih, kenap melakukan itu?
Hugo: Um, di album Good Faith ini, dimana show ini masih berkutat pada album itu, aku banyak terinspirasi dari unsur kemanusiaan dari suara manusia itu sendiri dan terwujudkan lewat project ini. Show yang kulakukan ini secara visual akan mengulik tentang siluetku, dan secara musik lebih terinspirasi pada cara manusia bersuara secara bersamaan. Jadi, choir adalah sebuah tekstur suara yang bisa dieksplorasi dan tipe choir favoritku adalah choir gospel dan choir anak-anak. Itulah kenapa aku memasukkan unsur suara mereka di lagu. Saat menentukan lagu mana yang akan membuka album ini, aku memilih lagu ‘Dream Dream Dream’ karena saat kamu benar-benar baru memulainya, kamu akan disambut dengan choir dengan tekturnya yang menggambarkan kesan ‘dreamy’. Manusia selalu terkait lewat wajah dan suara, jadi tidak ada yang lebih menggambarkan ‘manusia’ dengan sebuah kerumunan yang bernyanyi bersama untuk menciptakan sebuah harmoni, dan itulah yang membuatku menyukai tekstur suara dari choir.

Thanks to Sony Music Indonesia and Madeon for the Interview.

dundhee
More from Creative Disc