Aksi Memukau STEVE VAI di Konser Inviolate Tour 2023 Jakarta

Oleh: budi-susanto - 30 Oct 2023

Text & Photos by: Budi Susanto

Steve Vai, Virtuoso gitar kelahiran Carle Place, New York, USA itu kembali menyambangi Jakarta untuk yang ke-4 kali nya, satu kali untuk gitar klinik di Hard Rock Cafe Jakarta (1996), dan 3 lain nya sebagai bagian dari Tour, yaitu 22 Juli 2013 di Tennis Indoor Senayan Jakarta, 21 April 2017 bersama Generation Axe (Nuno Bettencourt, Tosin Abasi, Zakk Wylde dan Yngwie J. Malmsteen) di Alianz Ecovention Ancol, dan 26 Oktober 2023 berlangsung di Hall Basket Senayan, kali ini adalah dalam rangka Inviolate Tour 2023. Inviolate adalah album terakhir Vai yang dirilis tanggal 28 Januari 2022. Merujuk ke laman resmi Vai, Inviolate Tour 2023 ini masih akan berlanjut sampai 9 Desember 2023, dimana kota terakhir untuk tahun ini adalah Calcutta, India.

Seperti halnya konser-konser Vai terdahulu, konser Pria yang mempunyai nama komplit Steven Siro Vai kali ini juga dihadiri oleh banyak musisi-musisi tanah air (rata-rata pemain gitar di bandnya). Terlihat beberapa diantaranya ada Ernest dan Edwin (Cokelat), Andre Dinuth, Stevi Item (Deadsquad), Eros Chandra (Sheila on 7), Edi Kemput (Grass Rock), Gugun GBS, Ovy dan Jikun (/Rif), John Paul Ivan, serta Dewa Budjana yang ikut berperan penting untuk mendatangkan Steve Vai kali ini dengan Promotor LemmonID dan Nocturnal Blazze.

Tepat pukul 20:00 setelah penonton menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh vokal Sandhy Sandoro dan Dewa Budjana pada gitar, Steve Vai dan musisi pengiringnya langsung menghentak dengan "Avalancha" , disusul dengan "Giant Balls of Gold" dan "Little Pretty". Musisi pengiring yang digandeng oleh Vai masih 2 orang kepercayaannya yaitu Jeremy Colson (Drums), Philip Bynoe (Bass), dan darah muda Dante Frisiello (Guitar & Keyboard).

Setelah tiga komposisi di atas, gitaris flamboyan yang kini telah berusia 63 tahun ini meraih mic. Dengan senyum di wajah Dia menyapa penonton, "What the heck is going on here tonight? Oh My Godness, Are you feeling good tonight?". Steve sedikit bercerita disini bahwa Dia sangat senang kembali ke Jakarta setelah sekian lama. Dia dan band nya sudah memulai tour ini sejak Mei 2022. Vai juga mengatakan bahwa dia baru mengetahui ternyata Alm. Edward Van Halen, ibu nya berasal dari Indonesia. Selain itu Vai juga mengungkapkan tentang betapa tight-nya schedule untuk tour-nya, terutama untuk 3 show terakhir (Kuala Lumpur, Singapore dan Jakarta) dimana Dia dan crew-nya harus bangun jam 3 pagi, lanjut ke Airport untuk mengejar flight untuk pindah ke kota selanjutnya, menyiapkan pertunjukan, bermain pada malam hari nya dan kemudian bangun lagi jam 3 pagi untuk mengejar flight. Vai berterima kasih dan sangat mengapresiasi crew untuk ketangguhan mereka karena telah bekerja keras, tapi mereka tetap tersenyum walaupun menjalani hari-hari yang padat. Vai kemudian meminta penonton untuk memberikan aplaus untuk crew-nya. Sambil mengacungkan tangannya dia meminta, "I want to hear you.. for my crew as they deserve..!!". Hal ini kemudian direspon dengan meriah dan tepuk tangan oleh penonton.

Melanjutkan pertunjukan, Vai membawakan "Tender Surrender", sebuah komposisi klasik dari album Alien Love Secret (1995) dimainkan dengan menawan sebagai lagu ke-4. Setelah itu berturut-turut, komposisi rumit dan tentu saja njelimet dihadirkan oleh ex. gitaris Alcatraz, David Lee Roth dan Whitesnake ini, yaitu "Lights are on", "Candlepower", "Building The Church", "Greenish Blues", "Bad Horsie", "I'm Becoming", dan "Whispering a Prayer". Steve menghipnotis penonton dengan skill dan teknik gitar yang dia miliki. Pengamat musik menyebut bahwa Steve Vai adalah salah satu Guitar Gods yang menguasai teknik gitar yang paling komplit. Sudah begitu banyak award yang diterimanya sampai saat ini. Vai pernah memenangkan 3 Grammy Award untuk Best Rock Instrumental Performance (1994 & 2008), serta Best Pop Instrumental Album (2001), dan juga beberapa kali sebagai nominee di ajang yang sama. Tidak hanya itu, Vai sering dinobatkan oleh Majalah Guitar World dan Guitar Player Magazine sebagai Best Rock Rock/Metal Guitarist di tahun-tahun berbeda. 

Salah satu gimmick Vai di setiap konser tunggal nya adalah Dia selalu memberikan kesempatan kepada musisi pengiringnya untuk menyuguhkan permainan solo mereka di tengah-tengah pertunjukan. Tidak terkecuali di konser malam itu. Jeremy Colson, Philip Bynoe dan Dante Frisiello juga unjuk kebolehan kepada penonton Jakarta.

Yang paling dinanti untuk untuk tour Steve Vai kali ini tentunya adalah "Teeth of Hydra", sebuah komposisi spesial dari album terbaru, dimana pada lagu tesrebut Vai memainkan gitar 3 neck hasil rancangannya sendiri dan dieksekusi oleh "Ibanez" serta diperkenalkan ke publik sebelum album "Inviolate" dirilis. Gitar ini Dia beri nama "Hydra". Hydra adalah genus dari hewan air tawar kecil. Hydra juga merupakan hewan pemangsa yang termasuk dalam filum cnidaria dan kelas hydrozoa. Hydra juga dikaitkan dengan mitologi Yunani yaitu Hydra, yang merupakan seekor naga yang berkepala banyak. Neck yang paling atas dari gitar ini mempunyai 12 Senar, Neck di tengah dengan 7 senar, serta Neck yang paling bawah dengan 4 senar Bass. Kelihaian Vai memainkan Hydra mengundang decak kagum, tangan dan jari-jarinya sibuk berpindah-pindah dari neck satu ke neck lainnya. Aksi ini mendapat aplaus yang paling heboh dari penonton malam itu. 

Selanjutnya Vai memainkan "Zeus in Chain" (album Inviolate, 2022), dilanjutkan dengan nomor klasik, Track pembuka dari album Passion and Walfare (1990). Ya, "Liberty" membahana malam itu di Hall Basket Senayan, disusul dengan nomor klasik "For The Love of God", yang kali ini dimainkan berbeda dari versi aslinya. Pada Tour kali ini "For The Love fo God" ditambahkan vokal yang dibawakan oleh salah satu crew, yang bernama Dani G. Vai mengungkapkan bahwa ide untuk menambahkan vokal untuk lagu ini adalah karena Vai mendapati bahwa ternyata Sound Engineer-nya ternyata juga adalah seorang penyanyi opera, itulah sebabnya Vai mengajaknya berkolaborasi. Dani G. menyanyikan lagu ini dengan style opera, Two thumbs up..!!.

Vai mengucapakan terima kasih dengan gesture membungkukkan badan dan menghilang ke belakang panggung seakan-akan itu adalah lagu pamungkas. Tapi, penonton sudah hapal pastinya. Di kota-kota lain ada "Fire Garden Suite IV - Taurus Bulba" sebagai lagu penutup. Penonton pun serentak mengumandangkan chant "We want more.. We want more".  Tidak lama kemudian Vai dan rekan-rekan kembali ke atas panggung dan menyudahi show nya yang berdurasi 2 jam 15 menit ini dengan komposisi yang disebutkan di atas. Vai dan tiga musisi pengiringnya berterima kasih dengan membungkukkan badan, melambaikan tangan ke penonton dan menghilang ke belakang panggung.
What a performance that was..!! 

Thanks to : Dewa Budjana, LemmonID dan Nocturnal Blazze.

 

budi-susanto
More from Creative Disc