Kencangnya Lolongan Kedua Man With A Mission di Jakarta

Oleh: luthfi - 04 Oct 2023

Kumpulan band serigala jadi-jadian asal Jepang Man With A Mission masih setia membawakan genre nu metal yang sebenarnya adalah genre jadul yang populer di awal 2000’an. Mereka malah semakin populer dengan musik tersebut di era sekarang dan berhasil mendapatkan basis penggemar yang masif di luar Jepang.

Kepintaran mereka dalam meramu musik nu metal dengan sound yang lebih modern, mengisi banyak lagu tema untuk anime populer serta kefasihan mereka bernyanyi dalam bahasa Inggris dengan sangat lancar dan tidak terdengar medok aksen Jepangnya menjadi kunci sukses kepopuleran mereka baik di dalam dan luar Jepang. Hal ini terbukti ketika mereka datang untuk pertama kalinya di Jakarta lewat festival Woke Up Fest pada 25 Februari 2023 kemarin. Keriuhan lolongan serigala jadi-jadian ini berhasil mengobati rasa rindu para penggemarnya di Jakarta dengan sepuluh tembang populernya. Tidak cukup dengan hanya sepuluh lagu sang gitaris Jean-Ken Johnny langsung berjanji untuk datang kembali ke Jakarta dalam waktu dekat.

 

“Di tahun 2013 kami mengadakan jajak pendapat tentang tujuan panggung kami berikutnya di akun Twitter (sekarang X) kami dan hasilnya banyak orang Indonesia yang menanyai kapan kami tampil di Indonesia, padahal jajak pendapat itu untuk penampilan kami berikutnya di Jepang bukan di Indonesia. Karenanya, kami berjanji akan kembali lagi ke Jakarta dalam waktu singkat.”, ungkap gitaris Jean-Ken Johnny pada Woke Up Fest kemarin.

Dan janji itu mereka tepati hanya dalam waktu tujuh bulan.

Pada Rabu, 27 September 2023 bertempat di The Kasablanka Hall, Jakarta gerombolan serigala yang terdiri dari Tokyo Tanaka (vokal utama), Jean-Ken Johnny (gitar, vokal rap), Kamikaze Boy (bass), DJ Santa Monica (turntable), dan Spear Rib (drum) melolong untuk kedua kalinya lewat konser tunggal berjudul “MAN WITH A MISSION World Tour 2023 ~WOLVES ON PARADE~ ASIA MISSION in Jakarta yang merupakan rangkaian dari tur keliling dunia mereka setelah menyambangi Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. CK Star Entertainment kembali menjadi promotor acara ini setelah sebelumnya memboyong para serigala ini di gelaran Woke Up Fest.

Sebelum konser dimulai, Man With A Mission atau biasa disingkat MWAM memutar lagu-lagu alternative rock yang terkenal di era 90’an mulai dari Weezer, Rage Against The Machine sampai 4 Non Blondes. Setelah para serigala jadi-jadian ini naik panggung para penonton pun langsung refleks menaikkan tangan mereka seolah-olah siap menunjukkan kuku mereka kepada para serigala jadi-jadian malam itu sambil diiringi “Between fiction and friction I”. Mereka langsung melolong dengan lagu pertama mereka “database” yang merupakan lagu tema untuk anime Log Horizon yang sangat ikonik di dekade 2010’an dan dilanjutkan dengan “Get Off of My Way” serta lagu pembuka musim kelima anime Boku no Hero Academia “Merry-Go-Round”. Setelah mereka menyapa para penontonnya untuk kedua kalinya di Jakarta mereka tanpa ampun membawa lagu-lagu cepat yang membuat penontonnya bergoyang seperti “Hey Now”, “Emotions”, lagu untuk anime Nanatsu no Taizai “Seven Deadly Sins” serta “yoake”. Mereka sedikit menurunkan tempo agar tidak terlalu lemas lewat lagu “Remember Me”.

Pasca “Remember Me” dibawakan, Spear Rib melakukan solo drum sambil ditemani “cikikan” dari DJ Santa Monica yang membawakan berbagai macam sampling dari Michael Jackson mulai dari “Thriller”, “Billie Jean” sampai “Bad”. Untuk melemaskan otot-otot penonton yang dari tadi bergoyang tanpa henti di babak pertama konser mereka memutar video pendek dimana Spear Rib ditantang oleh Tokyo Tanaka untuk menggambar di tengah Tanaka yang sedang melakukan aksi drift (saya masih berpikir yang sedang nge-drift itu bukan Tanaka karena tertutup oleh topeng serigala yang besar, mungkin itu untungnya menjadi band serigala jadi-jadian dimana para personilnya tidak perlu melakukan hal ekstrim dan aneh-aneh, tinggal pakai topeng serigala yang sama persis dengan personil MWAM pakai dan kamu sudah menjadi personil MWAM karena sampai sekarang saya tidak tahu siapa sosok asli dibalik serigala tersebut).

Setelah video pendek yang komikal tersebut dibawakan Jean-Ken Johnny naik ke atas panggung dan membawakan sesi akustik untuk lagu “evergreen” sambil bercerita singkat soal Jakarta dan AC di dalam gedung konser yang sangat dingin sampai satpamnya memakai jaket tebal waktu mereka check sound. Penampilan akustik tersebut menjadi perantara babak kedua konser dan setelahnya mereka kembali membawakan lagu kencang seperti “Take Me Under”, lagu super ikonik yang melambungkan nama mereka di dunia internasional merangkap lagu tema anime Gundam Iron Blooded Orphans “Raise your flag” serta lagu tema untuk anime Vinland Saga “Dark Crow”. Mereka kembali beristirahat sejenak dan berinteraksi bersama pendengarnya sambil memperkenalkan lagu “Dead End in Tokyo” dan “INTO THE DEEP”. MWAM menutup penampilan babak keduanya dengan “Kizuna no Kiseki” yang super populer berkat menjadi lagu tema untuk anime yang juga super populer bernama Kimetsu no Yaiba, tampak beberapa penonton yang hadir tiba-tiba memeragakan gaya karakter utama Kimetsu Tanjiro Kamado sebelum mengeluarkan pedangnya sambil diiringi lagu ini.

Tentunya konser tidak berakhir sampai disitu karena mereka sudah menyiapkan babak ketiga alias encore untuk menutup total penampilan mereka di Jakarta. “My Hero” yang menjadi lagu tema untuk anime Inuyashiki dan “FLY AGAIN -Hero’s Anthem” menjadi dua lagu yang menutup penampilan para serigala jadi-jadian tersebut untuk kedua kalinya di Jakarta.

Penampilan kedua MWAM di Jakarta terbilang intim, personal dan menguras energi. Hal ini terjadi akibat tiga hal. Pertama, venue konser yang terbilang cukup luas membuat para penonton yang hadir bisa bergerak secara bebas untuk berjoget diiringi oleh hentakan kencang lagu MWAM. Biasanya konser yang saya hadiri di The Kasablanka Hall adalah konser duduk sehingga jarak pandang antar penampil dan penonton agak jauh jika mengambil kelas paling belakang, untungnya di konser MWAM semuanya berdiri sehingga menonton mereka dari paling belakang pun masih enak. Kedua, penonton yang datang tidak banyak tapi mereka semua benar-benar penggemar berat MWAM sehingga energi yang disalurkan di bagian penonton juga terasa sangat kuat dan menambah keintiman antara MWAM dan penontonnya. Ketiga, dan ini yang paling penting adalah tidak ada orang yang merekam melalui handphone. Manajemen MWAM sendiri melarang adanya perekaman melalui handphone selama konser berlangsung dan ini membuat konser enak untuk dilihat dari segala sisi karena tidak ada penonton yang mengangkat handphone setinggi-tingginya sehingga menganggu penonton dibelakangnya. Hal ini juga menambah unsur personal dari konser ini.

Meskipun di beberapa titik Tokyo Tanaka terdengar kelelahan di beberapa lagu terutama di lagu yang cepat temponya akibat tur tiada henti, MWAM memberikan penampilan mereka yang seru untuk kedua kalinya di Jakarta dan para serigala jadi-jadian ini berhasil melunaskan hutang janji mereka di awal tahun kepada penggemarnya di Indonesia. Aksi panggung yang enerjik dan penuh dengan gimmick berhasil memuaskan para penggemar beratnya dan menuntaskan misi kedua mereka di Jakarta. Rawr on, wolves.

luthfi
More from Creative Disc