Masa lalu rapper perempuan asal Jepang, Awich dipenuhi rasa sedih dan tak berdaya. Ia menumpahkan perasaan gelapnya ke dalam musik yang ia buat. Kejujuran dalam menumpahkan semua emosi di dalam dirinya membuat dirinya menjadi salah satu rapper perempuan yang paling vokal dan berani di kawasan Asia.
Kepopuleran Awich bisa dilihat dari anomali musik hip hop yang ia usung. Dari segi musik Awich berani mencampurkan berbagai macam unsur musik tanah kelahirannya Okinawa dengan beat hip hop yang sedang populer dalam skala global, sehingga Awich terlihat segar dan unik di mata masyarakat Jepang. Banyak artis Jepang yang memuji Awich karena ia wanita yang berani untuk memainkan musik modern dengan lincah tanpa kehilangan ke-Jepang-annya. Hal ini membawanya menjadi salah satu rapper perempuan Jepang yang menggelar konser tunggal di Nippon Budokan; tempat yang diimpikan oleh semua musisi Jepang untuk tampil.
Setelah berhasil menaklukkan Budokan ia merilis album barunya berjudul “The Union” dengan status “Queen of Japanese Hip Hop” berkat pencapaiannya yang luar biasa. Kali ini Awich berbicara langsung dengan CreativeDisc tentang banyak hal mulai dari tanggung jawabnya sebagai seorang ratu, menghadapi rasa takutnya dan membuka lembaran baru dalam hidupnya, serta bagaimana album barunya menjadi sebuah lembaran baru di hidup Awich secara keseluruhan.
CreativeDisc (CD): Bagaimana hidup sejauh ini?
Awich (A): Semuanya berjalan luar biasa karena aku bisa berbicara denganmu dan dengan berbagai macam orang di penjuru dunia. Aku juga sangat senang karena kamu tahu aku dari lagu lamaku “Kamihikouki”.
CD: Menurutku “Kamihikouki” adalah lagu yang gila dan keren. Waktu aku pertama kali mendengarnya di program radio Tokio Hot 100 milik stasiun radio J-Wave di Jepang aku langsung berkata “wah gila ini lagu Ego Wrappin’ (grup jazz dan lounge asal Jepang) bisa dibuat jadi seperti ini”.
A: Menurutku lagu itu adalah hal terinovatif yang pernah aku lakukan. Ego Wrappin’ muncul di bagian akhir musik videonya, dan tampil satu panggung bersama mereka adalah sebuah hal yang kusyukuri karena mereka adalah legenda musik Jepang.
CD: Mari kita berbicara tentang album barumu “The Union” yang membuatku kaget karena album ini sangat berbeda dengan albummu sebelumnya “Queendom”. Apa cerita atau tema yang ingin kamu sampaikan lewat album ini?
A: Isi keseluruhan album ini adalah tentang persatuan. Agar orang-orang bisa bersatu kita harus bisa memahami satu sama lain tetapi untuk bisa memahami satu sama lain kita harus bisa memahami diri sendiri, mempunyai keberanian tentang diri kita, dan jujur tentang diri sendiri. “The Union” adalah sesuatu yang bisa membuat orang berkumpul dan membuat perubahan bersama tetapi semuanya harus dimulai dari diriku sendiri yang harus jujur dan terbuka dengan perasaan takut, cemas, galau dan bagaimana aku bisa melampaui hal tersebut agar aku juga bisa memberikan motivasi untuk orang lain melakukan hal yang sama.
CD: Aku pernah melihat wawancara lamamu dan aku berpikir kamu benar-benar mengalami banyak rintangan hidup sebelum era “Queendom” dan tidak berpikir akan seterkenal ini di era “The Union”. Menurutku “The Union” ini seperti kamu benar-benar kaget dengan hidupmu sekarang tapi kamu ingin tetap terus memijakkan kaki kamu di bumi.
A: Betul sekali. Ketika kamu mendapatkan sesuatu yang besar pasti ada harganya, begitu juga dengan popularitas. Harga yang harus aku bayar adalah aku harus bekerja keras lebih lagi di dalam hidupku, apalagi aku sudah menjadi seorang queen yang mempunyai tanggung jawab besar. Menjadi seorang queen bukan soal siapa yang bisa nge-rap paling bagus atau siapa yang paling cantik tetapi soal bagaimana bisa membuat hidup orang lain lebih baik melalui musik, bagaimana membuat rasa sakit orang bisa hilang melalui musik, atau apa yang harus aku lakukan di skena musik Jepang. Cara berpikir seperti itu yang bisa membuat seseorang bisa menjadi queen. Meskipun tanggung jawabnya besar untuk mencapai hal tersebut tetapi aku sendiri menganggapnya sebagai sesuatu yang menyenangkan dan seru untuk dicoba dan aku ingin melakukannya sepanjang hidupku demi anak-anak, perempuan, dan orang dengan berbagai macam jenis kelamin.
CD: Kamu menjadi rapper perempuan Jepang yang berhasil menaklukkan Nippon Budokan dan setahuku saat ini jarang sekali ada rapper yang bisa menaklukkan tempat konser yang paling sakral di Jepang.
A: Tampil di Budokan merupakan pengalaman yang merubah hidupku pada tahun lalu karena setelahnya aku mendapatkan hal yang semakin besar dari hari ke hari dan semuanya kudapatkan begitu cepat.
CD: Bagaimana perasaanmu tampil di Budokan?
A: Sejujurnya aku merasa ketakutan ketika tampil di Budokan, tetapi aku harus mengambil kesempatan itu dan mencoba untuk terus hadir sambil melawan rasa takutku. Ketika aku tampil, aku fokus membayangkan anak-anak yang bersatu di seluruh dunia dan mengerti satu sama lain dan jujur terhadap ketakutannya. Ketika aku membayangkan hal itu rasa takutku seolah hilang, karena motivasiku menyampaikan pesan persatuan kepada generasi di bawahku jauh lebih kuat daripada rasa takutku.
CD: Hal yang paling aku suka dari karyamu adalah kamu selalu bisa mencampurkan elemen musik tradisional terutama dari daerah Okinawa ke dalam musik hip hop modern tanpa terdengar aneh dan tetap keren. Bagaimana kamu bisa mencapai hal tersebut?
A: Sejujurnya aku tidak bisa melakukan ini sendiri, karena banyak orang-orang jenius berkumpul bersama dan melemparkan banyak ide. Terkadang orang yang bekerja di belakangku menyerah ketika mengerjakan lagu tetapi aku menyuruh mereka untuk beristirahat sejenak atau pergi jalan-jalan sebelum mengerjakannya lagi. Kamu harus terus menerus mencoba untuk mencari tahu bagaimana suatu hal bisa selesai, dan kamu harus bersikap baik dengan orang yang bekerja bersamamu karena kamu tidak dapat melakukannya sendiri.
CD: Menurutku kamu merupakan tempat seorang produser bisa menjadi lebih besar setelah memproduksi lagu untukmu seperti Chaki Zulu yang menurutku namanya naik setelah bekerja bersama untukmu.
A: Kenyataannya Chaki Zulu sendiri lebih besar namanya daripadaku (tertawa).
CD: Coba ceritakan pengalamanmu bekerja bersama Chaki Zulu yang sering menjadi kolaboratormu?
A: Dia sebenarnya mendirikan kolektif hiphop YENTOWN. Ketika aku masuk ke YENTOWN semua menerimaku dengan tangan terbuka padahal aku belum jadi siapa-siapa. Chaki memproduseri albumku dan albumku populer lalu nama Chaki juga ikut populer. Kami tetap bekerja bersama dan aku berterima kasih kepadanya karena telah membantuku di saat aku masih belum menjadi apa-apa sampai sekarang. YENTOWN sudah seperti keluarga buatku.
CD: Banyak kolektif hiphop yang membubarkan diri akhir-akhir ini dan sampai sekarang YENTOWN masih bisa bertahan. Ada resep rahasianya kenapa YENTOWN masih bisa bertahan sampai sekarang?
A: YENTOWN masih bertahan karena kami mengerjakan semuanya dengan santai dengan asas pertemanan. Kami sebenarnya ada rencana merilis sesuatu di tahun depan dan ketika YENTOWN muncul percayalah album yang kami buat akan menjadi salah satu album terbaik sepanjang masa di dunia hip hop Jepang karena kami adalah rumah untuk produser dan rapper handal.
CD: Pertanyaan ini terdengar personal. Jika kamu mempunyai mesin waktu ke dirimu yang dulu. Ke masa manakah dirimu ingin pergi dan apa yang kamu ingin sampaikan ke dirimu di masa lalu di era tersebut?
A: Aku akan kembali ke masa ketika suamiku meninggal dunia. Aku mengalami depresi yang parah ketika suamiku meninggal. Selama masa pemulihan aku terus berbicara panjang kepada diriku sendiri, dan itu memakan waktu yang lama. Dulu aku ingin mempercepat semua proses pemulihan mentalku, tapi melihat lagi sekarang aku merasa bahwa semua itu ada prosesnya dan memakan waktu yang tidak sebentar.
Andai aku bisa kembali ke masa lalu aku akan berkata ke diriku sendiri untuk bangkit, terus hidup, dan berusaha untuk pelan-pelan dalam masa pemulihan mentalku. Tidak usah terburu-buru untuk sembuh dari suatu hal yang meninggalkan luka mendalam, dan tidak perlu bertarung dengan waktu. Dulu aku selalu bertarung dengan waktu karena aku merasa karirku akan redup jika aku tidak segera menyelesaikan kegelisahanku.
CD: Menurutku, kamu sudah banyak berubah dari wawancaramu di masa lalu. Karyamu sebelumnya menunjukkan kegelapan yang kamu hadapi di dalam hidup dan ingin keluar dari kegelapan itu, sambil membuktikan bahwa kamu bisa mempunyai karir bagus di dunia musik. Sekarang di era “The Union” kamu sudah bisa mengikhlaskan segala kejadian buruk di masa lalu dan melanjutkan hidup.
A: Aku tersadar bahwa hidup adalah keseimbangan. Kamu tidak bisa sepenuhnya menghargai ketika di atas tanpa mengalami ketika di bawah. Untuk benar-benar menghargai kedamaian, kamu harus memahami kekacauan, dan untuk menikmati kebahagiaan kamu perlu memahami kesedihan. Album dan lagu-lagu saya sekarang berasal dari kesadaran akan hal ini dan juga berasal dari mengakui kelemahan.
CD: Mengakui kelemahan memang hal yang paling berani di dalam hidup.
A: Mengakui kelemahan menurutku adalah langkah awal untuk mengetahui kekuatan terbesarmu.
CD: Apa yang kamu lakukan berikutnya setelah wawancara ini?
A: Aku akan melaksanakan tur di Jepang, melakukan berbagai macam festival di Jepang dan di luar negeri. Rincian festivalnya belum bisa kuberi tahu sekarang tapi akan kukabarkan di media sosialku, jadi kamu tidak ada alasan untuk tidak tahu kalau aku tampil di kota tempat tinggalmu.