CreativeDisc Exclusive Interview With Yama: Dari Penyanyi Cover Lagu Vocaloid di Internet Sampai Menjadi Penyanyi Terkenal di Dunia Nyata

Oleh: luthfi - 13 Dec 2023
CreativeDisc Exclusive Interview With Yama: Dari Penyanyi Cover Lagu Vocaloid di Internet Sampai Menjadi Penyanyi Terkenal di Dunia Nyata

Tidak pernah terpintas di benak Yama bahwa dari hobinya menyanyikan ulang lagu Vocaloid (lagu yang dibuat oleh perangkat lunak yang menghasilkan suara nyanyian manusia) dari SMP membawanya menjadi salah satu solois yang sedang naik daun di kancah musik pop Jepang dan bisa tampil di hadapan banyak orang. Solois yang dulunya adalah seorang penyanyi utaite (penyanyi yang menyanyikan lagu cover dari anime, video game, dan Vocaloid di internet) merupakan salah satu contoh sukses penyanyi dari skena utaite yang bisa menerjemahkan kepopuleran di internet ke kepopuleran di dunia nyata yang sedang menjadi tren di Jepang saat ini setelah Yoasobi, Zutomayo, Yorushika dan Ado mengikuti jejak yang sama. 

Awal kepopulerannya di dunia nyata dimulai dari lagu “Nemuru Machi” yang merupakan kolaborasinya bersama produser Vocaloid (Vocalo-P) bernama Kujira, lagu tersebut sempat viral di Jepang dan telah diputar sebanyak lebih dari 30 juta kali. Setelahnya ia merilis lagu “Haru wo Tsugeru” yang berhasil masuk ke posisi ketujuh di Billboard Japan Hot 100 dan berhasil diputar sebanyak lebih dari 300 juta kali di berbagai macam layanan streaming. Kepopuleran lagu ini membawa Yama dikontrak oleh Sony Music Japan lewat sub-label mereka, Mastersix Foundation.

Sebelum masuk ke label besar ia tidak pernah menunjukkan muka aslinya barulah ketika ia masuk ke Sony Music ia menunjukkan mukanya untuk pertama kalinya meskipun ia masih memakai topeng setengah muka karena ia ingin orang mendengarkan karyanya bukan melihat muka dan kepribadiannya. Sesuatu yang mungkin terdengar aneh bagi orang kebanyakan (dan publik Jepang juga kaget ketika mengetahui hal itu) tetapi hal ini dirasa wajar mengingat kultur utaite sendiri memang lekat dengan anonimitas warga internet Jepang.

Yama menjadi generasi awal penyanyi utaite yang mendapat sorotan publik di luar internet dan ia mengakui bahwa ia perlu beradaptasi lama untuk bisa tampil di depan banyak orang dengan segala cibiran yang muncul tentang anonimitasnya. Seiring berjalannya waktu Yama sudah tidak terlalu memperdulikan hal itu lagi karena setelah Yama banyak penyanyi populer Jepang yang merupakan lulusan utaite juga mendapat kepopuleran yang luar biasa dan masih menjaga anonimitasnya.

Membawakan lagu untuk anime terbukti membuat nama Yama semakin besar bukan hanya di Jepang tapi juga di dunia musik internasional di mana Yama sudah mulai mendapatkan basis penggemar di luar negaranya. Berkat lagu anime ia bisa tampil di berbagai macam panggung besar di dunia nyata. Kali ini CreativeDisc berkesempatan mewawancarai Yama di sela penampilannya menjadi penampil di Jak Japan Matsuri 2023 pada tanggal 18 Nnovember 2023 kemarin.

Creativedisc (CD): Bagaimana keadaan Jakarta menurutmu?
Yama (Y): Karena di Jepang sudah hampir memasuki musim dingin jadi saya dari Jepang memakai mantel ke sini, ketika sampai Jakarta saya langsung melepas mantel saya karena Jakarta panas sekali dan banyak motor berlalu lalang juga ternyata.

CD: Langsung saja kita berbicara soal musik, saya sangat suka dengan lagu “Akogare no mama ni” yang berkolaborasi dengan Tatsuya Kitani. Bisa diceritakan lebih detail tentang lagu ini? Karena lagu ini sangat berbeda dengan lagu Yama lainnya.
Y: Ini merupakan lagu kolaborasi pertama dengan Tatsuya Kitani. Ide lagunya sendiri adalah hasil buah pemikiranku dengan Tatsuya tapi kebanyakan idenya dari Tatsuya. Meskipun ini kolaborasi pertamaku dengan Tatsuya tapi proses pengerjaan lagu ini berjalan lancar dan tidak ada masalah.

CD: Mari berbicara tentang dunia Vocaloid dan utaite. Sebagai solois yang datang dari skena Vocaloid dan utaite, bisa diceritakan pertama kali kamu mengenal dunia Vocaloid dan utaite?
Y: Waktu SMP temanku mengenalkanku pada lagu Vocaloid dan akhirnya aku membawakan ulang lagu Vocaloid dan menjadi penyanyi utaite, cuman waktu itu tidak pernah punya mimpi untuk bisa masuk major label dan menjadi penyanyi seperti sekarang. Sampai sekarang aku juga masih mendengarkan lagu Vocaloid.

CD: Apa yang membuat kamu tertarik dengan lagu Vocaloid dan jadi utaite?
Y: Lagu Vocaloid itu dari segi musik susah banget karena lagunya semuanya dibuat dari synthesizer dan mesin, terus lagu-lagunya susah dinyanyiin oleh manusia, kata di dalam liriknya juga banyak banget dan melodinya dan kunci nadanya suka naik turun. Tapi serunya di situ, seperti ada kepuasan tersendiri kalau berhasil membawakan lagu Vocaloid yang seribet itu dan aku juga suka menantang diriku sendiri untuk bisa jadi lebih bagus lagi lewat lagu Vocaloid.

CD: Apa yang kamu rasakan ketika lagu “Haru wo Tsugeru” kamu viral dimana-mana?
Y: Sebelumnya tidak ada ekspektasi apapun ketika aku merilis lagu itu tetapi ketika “Haru wo Tsugeru” populer dan mulai didengarkan banyak orang aku malah jadi sering bertanya “apa ya yang aku harus lakukan berikutnya sehabis lagu ini terkenal?” ke diriku sendiri dan itu membuatku sempat kepikiran. Melihat lagi sekarang aku senang karena “Haru wo Tsugeru” bisa dinikmati oleh orang banyak.

CD: Apa yang Yama rasakan ketika Yama beralih dari penyanyi utaite ke penyanyi mainstream yang masuk ke major label dan mulai tampil di depan khalayak ramai?
Y: Waktu aku menjadi penyanyi utaite yang sudah banyak membawakan ulang lagu Vocaloid semua prosesnya dikerjakan di rumah dan orang yang menikmatinya juga gak banyak dan gak kelihatan seperti apa. Ketika laguku mulai ddiengarkan banyak orang, masuk major label dan akhirnya tampil untuk pertama kalinya di depan banyak orang jujur aku sendiri kaget dan harus banyak beradaptasi sambil belajar untuk bisa tampil langsung di hadapan banyak orang. Butuh waktu setahun buatku untuk bisa beradaptasi untuk bisa menciptakan live performance yang layak dan diterima oleh publik. 

CD: Akhir-akhir ini penyanyi utaite banyak yang naik tingkat dari hanya menyanyikan lagu karya Vocalo-P (produser Vocaloid) menjadi penyanyi besar seperti Ado, Yorushika, Zutomayo, Tatsuya Kitani dan dikontrak major label. Bagaimana pendapat Yama tentang penyanyi utaite yang “naik derajat” ke ranah mainstream?
Y: Menurutku Kenshi Yonezu yang memulai pergerakan artis Vocaloid bisa masuk ranah mainstream dan dikontrak major label. Gara-gara Kenshi terkenal banget dan lagunya banyak disukai orang awam akhirnya mereka mulai mendengarkan lagu Vocaloid dan lagu yang asalnya dari internet. Hal ini juga membuat batas antara karya major label sama indie label jadi gak begitu terasa karena sudah hampir sama. Menurutku itu hal yang sangat menyenangkan hidup di era dimana artis dari internet mendapat pengakuan yang besar di dunia nyata.

CD: Sebutkan tiga lagu Vocaloid favoritmu?
Y: Kalau tiga malah susah karena banyak lagu yang aku suka (tertawa). Pertama lagu buatan siinamota berjudul “Shoujo A”, kedua lagu sasanomaly berjudul “Jishomushoku”. Kalau tambah dua lagi boleh gak sih?
CD: Boleh dong
Y: Aku suka semua karyanya Kenshi Yonezu waktu dia masih aktif bikin lagu Vocaloid pakai nama Hachi, dan aku juga karya Tatsuya Kitani waktu masih aktif ber-Vocaloid pakai nama Konnichiwa Tanita-san.

CD: Apa yang akan Yama lakukan berikutnya pasca wawancara ini?
Y: Aku sedang mengerjakan album baruku dan sedang berusaha keras untuk hal itu. Aku juga keliling Asia untuk tur konser solo pertamaku di Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan juga Taiwan.

Special Thanks to Sony Music Indonesia for this interview!

 

luthfi