luthfi
Jarang sekali ada sebuah kolektif musik dari Asia Tenggara yang memainkan musik electronic terlebih lagi alternative dance apalagi semua anggotanya adalah perempuan. Kekosongan akan hal tersebut akhirnya membuat trio asal Thailand yang diisi oleh Beam (DJ, penyanyi utama), Ply (bass, vokal), dan Fhong (gitar, vokal) untuk membuat unit alternative bernama Vini yang memainkan musik elektronik dengan campuran disko dan sensasi indie dance yang sempat mengemuka di era 2000’an.
“Awalnya grup ini didirikan karena Beam cabut dari grup lamanya, lalu Beam yang sangat suka dengan musik elektronik berniat untuk mencampurkan gitar funk yang funky dan juga permainan bass dari Ply yang groovy maka jadilah Vini.”, ungkap Fhong ketika ditemui melalui Zoom.
Vini ingin bercerita banyak soal kehidupan malam meskipun bagi kebanyakan orang kehidupan malam merupakan hal yang negatif tetapi Vini malah menjadikannya sumber inspirasi seperti yang muncul di EP mereka “my mom doesn’t like this” dan berlanjut ke album perdana mereka berjudul “soirèe” yang mempunyai arti pesta atau pertemuan malam hari untuk percakapan dan juga musik.
Teaser pertama yang mereka bisa berikan di album ini adalah lagu “Teenage Lullaby” dimana kali ini mereka memainkan musik yang agak gelap dan berbeda dari materi sebelumnya tapi masih dalam akar bermusik mereka yang mengutamakan dance dan electronica.
Sentuhan musik mereka yang berbeda dengan artis Asia Tenggara kebanyakan merupakan hal yang menarik dari Vini dan mereka berharap bisa bermain di banyak tempat di luar Thailand berkat musik yang mereka usung. Mengingat musik mereka terdengar cukup universal untuk dinikmati orang non-Asia peluang mereka main di mana-mana cukup besar.
Simak wawancara CreativeDisc dengan Vini dimana mereka bercerita tentang awal terbentuknya Vini, proses pembuatan dan musik video dari “Teenage Lullaby” dan beberapa hal lainnya lewat video di bawah ini:
